29.9 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Pendapatan RSUD Tamiang Layang Turun Drastis

TAMIANG LAYANG –
Pandemi Covid-19 juga berdampak pada penghasilan atau pendapatan RSUD Tamiang
Layang di Kabupaten Barito Timur. Buktinya, sejak dua bulan terakhir,
penerimaan untuk pembiayaan fasilitas umum milik daerah itu turun drastis.
Bahkan turun mencapai 75 persen.

Direktur RSUD Tamiang Layang,
dr Jimmi WS Hutagalung mengatakan, turunnya pendapatan rumah sakit tersebut
dirasakan sejak bulan April 2020. Sebab, menurut dia, pengunjung atau pasien
berkurang selama dua bulan terakhir sejak merebaknya wabah virus corona di
daerah ini.

“Pendapatan yang
turun berpengaruh pada pembiayaan seperti pembelian obat maupun jasa
pelayanan,” ungkap Jimmi kepada Kalteng Pos, Jumat (29/5).

Menurut dia, saat waktu
normal, sebelum masa pandemi Covid-19, rata-rata rumah sakit bisa menggenjot
pendapatan mencapai Rp50-70 juta dalam sepekan. Tapi di masa pandemi saat ini, hanya
berkisar Rp 5-Rp10 juta dalam sepekan.

Baca Juga :  Disdik Kapuas Siapkan PPDB TK Hingga SMP

Dijelaskannya,
intensitas pasien berkurang dari normal. Karena masyarakat sepertinya ragu untuk
berobat ke rumah sakit di tengah pandemic corona. Hal tersebut dianggap wajar,
lantaran RSUD yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Pihak rumah sakit memang tengah fokus dalam
pelayanan pasien Covid-19 terkait isolasi pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang
dalam pemantauan (ODP). Tetapi, sambung Jimmi, rumah sakit tetap tidak
mengabaikan pelayanan pasien lain. Apalagi terhadap penanganan persalinan dalam
maupun dari luar daerah. Semuanya akan tetap dilayani. 

TAMIANG LAYANG –
Pandemi Covid-19 juga berdampak pada penghasilan atau pendapatan RSUD Tamiang
Layang di Kabupaten Barito Timur. Buktinya, sejak dua bulan terakhir,
penerimaan untuk pembiayaan fasilitas umum milik daerah itu turun drastis.
Bahkan turun mencapai 75 persen.

Direktur RSUD Tamiang Layang,
dr Jimmi WS Hutagalung mengatakan, turunnya pendapatan rumah sakit tersebut
dirasakan sejak bulan April 2020. Sebab, menurut dia, pengunjung atau pasien
berkurang selama dua bulan terakhir sejak merebaknya wabah virus corona di
daerah ini.

“Pendapatan yang
turun berpengaruh pada pembiayaan seperti pembelian obat maupun jasa
pelayanan,” ungkap Jimmi kepada Kalteng Pos, Jumat (29/5).

Menurut dia, saat waktu
normal, sebelum masa pandemi Covid-19, rata-rata rumah sakit bisa menggenjot
pendapatan mencapai Rp50-70 juta dalam sepekan. Tapi di masa pandemi saat ini, hanya
berkisar Rp 5-Rp10 juta dalam sepekan.

Baca Juga :  Disdik Kapuas Siapkan PPDB TK Hingga SMP

Dijelaskannya,
intensitas pasien berkurang dari normal. Karena masyarakat sepertinya ragu untuk
berobat ke rumah sakit di tengah pandemic corona. Hal tersebut dianggap wajar,
lantaran RSUD yang menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Pihak rumah sakit memang tengah fokus dalam
pelayanan pasien Covid-19 terkait isolasi pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang
dalam pemantauan (ODP). Tetapi, sambung Jimmi, rumah sakit tetap tidak
mengabaikan pelayanan pasien lain. Apalagi terhadap penanganan persalinan dalam
maupun dari luar daerah. Semuanya akan tetap dilayani. 

Terpopuler

Artikel Terbaru