33.2 C
Jakarta
Monday, March 31, 2025

Pemkab Kotim Biayai Siswa Masuk Kedokteran Spesialis Bedah Syaraf

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
(Kotim) membiayai pendidikan ilmu kedokteran bedah saraf bagi para siswa. Sekretaris
Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor mengaku saat ini dokter bedah saraf sangat
langka, di seluruh Indonesia hanya ada sekitar 171 orang dokter bedah saraf.

“Khusus di Kalimantan, jumlah dokter bedah saraf sekitar
lima orang saja. Sampai sekarang ini ahli bedah saraf masih terbilang langka di
Indonesia,” beber Halikin.

Dengan langkanya dokter tersebut,
maka Pemkab Kotim memikirkan bagaimana kedepannya RSUD dr Murjani Sampit bisa
memiliki dokter bedah saraf dengan membuka peluang bagi pelajar asal Kotim yang
ingin kuliah kedokteran dengan pembiayaan penuh dari pemerintah daerah.

Halikinnor mengatakan, pelajar
yang dikuliahkan akan terikat dinas dengan Pemkab Kotim. “Saat selesai
pendidikan, tidak ada keinginan untuk pindah ke daerah manapun. Apabila
mendatangkan dokter dari luar daerah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Penerapan E-Kinerja akan Dilaksanakan Menyeluruh bagi ASN di Barito Se

Menurutnya, paling lama lima
tahun bertugas di Kotim, setelah itu ingin pindah ke kota besar. Untuk itu,
setelah melakukan koordinasi dengan RSUP dr Sardjito dan Universitas Gadjah
Mada Jogjakarta, Pemkab Kotim mengambil solusi untuk menguliahkan pelajar Kotim
untuk dokter bedah saraf.

“Hal itu menjadi solusi, sehingga
bagi pelajar Kotim yang ingin sekolah kedokteran, silakan mendaftar nantinya
dan akan melalui seleksi terlebih dahulu. Untuk tahap awal, akan dibiayai dua
pelajar terlebih dahulu,” ujarnya.

Ke depannya, kata Halikin,
kemungkinan hanya Kotim di Kalteng yang memiliki dokter bedah saraf. Tentunya
hal itu merupakan yang baik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Apabila
berhasil diterapkan, bukan hanya dokter bedah saraf saja yang dibiayai, bisa
juga jurusan kedokteran lainnya.

Baca Juga :  Disetujui, Raperda Rencana Pembangun industri Barsel Menjadi Perda

“Pemkab membiayai kuliahnya
penuh, sedangkan untuk biaya makan dan tempat tinggal ditanggung masing-masing
orang tua. Namun, nantinya selesai kuliah langsung bekerja di RSUD dr Murjani
Sampit,” ungkapnya.

Sekda juga mengharapkan, hal itu
bisa menjadi solusi kekurangan dokter dan merupakan investasi pelayanan
kesehatan di Kotim. Terlebih saat ini rumah sakit Kotim menjadi salah satu yang
terbaik di Kalteng, sehingga bukan hanya dari infrastruktur yang disiapkan.
Namun, juga dari sisi sumber daya tenaga medisnya. (sli/abe/ctk/nto)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur
(Kotim) membiayai pendidikan ilmu kedokteran bedah saraf bagi para siswa. Sekretaris
Daerah (Sekda) Kotim Halikinnor mengaku saat ini dokter bedah saraf sangat
langka, di seluruh Indonesia hanya ada sekitar 171 orang dokter bedah saraf.

“Khusus di Kalimantan, jumlah dokter bedah saraf sekitar
lima orang saja. Sampai sekarang ini ahli bedah saraf masih terbilang langka di
Indonesia,” beber Halikin.

Dengan langkanya dokter tersebut,
maka Pemkab Kotim memikirkan bagaimana kedepannya RSUD dr Murjani Sampit bisa
memiliki dokter bedah saraf dengan membuka peluang bagi pelajar asal Kotim yang
ingin kuliah kedokteran dengan pembiayaan penuh dari pemerintah daerah.

Halikinnor mengatakan, pelajar
yang dikuliahkan akan terikat dinas dengan Pemkab Kotim. “Saat selesai
pendidikan, tidak ada keinginan untuk pindah ke daerah manapun. Apabila
mendatangkan dokter dari luar daerah,” imbuhnya.

Baca Juga :  Penerapan E-Kinerja akan Dilaksanakan Menyeluruh bagi ASN di Barito Se

Menurutnya, paling lama lima
tahun bertugas di Kotim, setelah itu ingin pindah ke kota besar. Untuk itu,
setelah melakukan koordinasi dengan RSUP dr Sardjito dan Universitas Gadjah
Mada Jogjakarta, Pemkab Kotim mengambil solusi untuk menguliahkan pelajar Kotim
untuk dokter bedah saraf.

“Hal itu menjadi solusi, sehingga
bagi pelajar Kotim yang ingin sekolah kedokteran, silakan mendaftar nantinya
dan akan melalui seleksi terlebih dahulu. Untuk tahap awal, akan dibiayai dua
pelajar terlebih dahulu,” ujarnya.

Ke depannya, kata Halikin,
kemungkinan hanya Kotim di Kalteng yang memiliki dokter bedah saraf. Tentunya
hal itu merupakan yang baik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Apabila
berhasil diterapkan, bukan hanya dokter bedah saraf saja yang dibiayai, bisa
juga jurusan kedokteran lainnya.

Baca Juga :  Disetujui, Raperda Rencana Pembangun industri Barsel Menjadi Perda

“Pemkab membiayai kuliahnya
penuh, sedangkan untuk biaya makan dan tempat tinggal ditanggung masing-masing
orang tua. Namun, nantinya selesai kuliah langsung bekerja di RSUD dr Murjani
Sampit,” ungkapnya.

Sekda juga mengharapkan, hal itu
bisa menjadi solusi kekurangan dokter dan merupakan investasi pelayanan
kesehatan di Kotim. Terlebih saat ini rumah sakit Kotim menjadi salah satu yang
terbaik di Kalteng, sehingga bukan hanya dari infrastruktur yang disiapkan.
Namun, juga dari sisi sumber daya tenaga medisnya. (sli/abe/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru