31 C
Jakarta
Thursday, June 5, 2025

Rektor UPR: Aksi Terorisme Jangan Mengganggu Kohesivitas Bangsa

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Aksi teror bom bunuh diri yang
terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar pada Minggu (28/3/2021) kemarin
mendapat kecaman dari banyak pihak. Aksi tersebut merupakan teror memilukan di tengah
perjuangan bangsa Indonesia melawan pandemi Covid-19. 

Selain Wakil Gubernur Kalteng
Habib Ismail bin Yahya, kecaman terhadap aksi bom bunuh diri tersebut juga
datang dari Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia. Sebab aksi
tersebut terjadi setelah ibadah Misa dan menjelang Hari Raya Paskah bagi umat
Kristiani serta menjelang Ramadhan bagi umat Muslim. 

Rektor UPR Andrie Elia
menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, bagi semua pihak yang terdampak
atas kejadian memilukan tersebut. Dia berharap Jemaat Gereja maupun masyarakat
umum yang menjadi korban jiwa dari aksi teror tersebut dapat segera
pulih. 

Baca Juga :  Fraksi Nasdem Memilih Sikap Walkout dari Hak Angket

Ketua Harian DAD Kalteng ini juga
menegaskan, mendukung dan mendorong pihak keamanan dapat segera mengungkap
kasus tersebut dengan tuntas, sebagai perlawanan negara terhadap aksi dan
tindakan terorisme yang mengancam keutuhan bangsa serta dapat dengan segera
menemukan aktor intelektual dari peristiwa yang sangat menyinggung harkat dan
martabat kemanusiaan ini. 

“Peristiwa ini hendaklah
jangan mengganggu kohesivitas kita sebagai bangsa yang tengah berjuang
mengatasi pandemi Covid-19. Kami mendukung aparat mengungkap kasus ini hingga
tuntas,” tegas Andrie Elia melalui rilis, Senin (29/3).

Andrie Elia juga mengajak
mahasiswa-mahasiswi, pemuda-pemudi, kaum milenial, kaum intelektual bersatu
padu membangun bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dan juga berdoa bahwa kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

Baca Juga :  Rusunawa Ditolak, Kantor Kesbangpol Jadi Alternatif Tempat Isolasi

“Persatuan dan kesatuan
bangsa menjadi dasar yang kuat, bersama kemanusiaan sebagai persoalan yang
paling mendasar dalam kehidupan. Lawan semua upaya yang mengancam stabilitas
nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),”
pungkasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Aksi teror bom bunuh diri yang
terjadi di depan Gereja Katedral, Makassar pada Minggu (28/3/2021) kemarin
mendapat kecaman dari banyak pihak. Aksi tersebut merupakan teror memilukan di tengah
perjuangan bangsa Indonesia melawan pandemi Covid-19. 

Selain Wakil Gubernur Kalteng
Habib Ismail bin Yahya, kecaman terhadap aksi bom bunuh diri tersebut juga
datang dari Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia. Sebab aksi
tersebut terjadi setelah ibadah Misa dan menjelang Hari Raya Paskah bagi umat
Kristiani serta menjelang Ramadhan bagi umat Muslim. 

Rektor UPR Andrie Elia
menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, bagi semua pihak yang terdampak
atas kejadian memilukan tersebut. Dia berharap Jemaat Gereja maupun masyarakat
umum yang menjadi korban jiwa dari aksi teror tersebut dapat segera
pulih. 

Baca Juga :  Fraksi Nasdem Memilih Sikap Walkout dari Hak Angket

Ketua Harian DAD Kalteng ini juga
menegaskan, mendukung dan mendorong pihak keamanan dapat segera mengungkap
kasus tersebut dengan tuntas, sebagai perlawanan negara terhadap aksi dan
tindakan terorisme yang mengancam keutuhan bangsa serta dapat dengan segera
menemukan aktor intelektual dari peristiwa yang sangat menyinggung harkat dan
martabat kemanusiaan ini. 

“Peristiwa ini hendaklah
jangan mengganggu kohesivitas kita sebagai bangsa yang tengah berjuang
mengatasi pandemi Covid-19. Kami mendukung aparat mengungkap kasus ini hingga
tuntas,” tegas Andrie Elia melalui rilis, Senin (29/3).

Andrie Elia juga mengajak
mahasiswa-mahasiswi, pemuda-pemudi, kaum milenial, kaum intelektual bersatu
padu membangun bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dan juga berdoa bahwa kejadian serupa tidak akan terulang kembali.

Baca Juga :  Rusunawa Ditolak, Kantor Kesbangpol Jadi Alternatif Tempat Isolasi

“Persatuan dan kesatuan
bangsa menjadi dasar yang kuat, bersama kemanusiaan sebagai persoalan yang
paling mendasar dalam kehidupan. Lawan semua upaya yang mengancam stabilitas
nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),”
pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru