25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Hasil Panen Porang Sangat Menggiurkan, Bikin Petani Bersemangat

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati
dan Ketua DPRD Dra Rinie, Plt Kadis Pertanian Sepnita dan pejabat lainnya
mengikuti panen perdana porang milik petani di Jalan Jenderal Sudirman km 15
Sampit, Sabtu (24/4).

Saat ini petani di
Kabupaten Kotim baru membudidayakan porang dengan luas 20 hektare. Dan mereka
panen setelah masa tanam dua musim atau sekitar 1,5 tahun. Hasilnya bisa mendapatkan
umbi porang seberat 5 sampai 9 kilogram lebih.

“Hasil panen
porang sangat menggiurkan, membuat para petani kita juga bersemangat
membudidayakan porang. Bahkan pemerintah daerah juga akan menjadikan daerah ini
sebagai penghasil porang terbesar di Indonesia,” kata bupati saat
dibincangi usai melakukan pemanenan.

Menurutnya hasil panen
juga sangat menjanjikan. Bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam satu hektare
itu, bahkan dirinyapun tidak kalah bersemangat sehingga mendorong masyarakat
membudidayakan tanaman yang menghasilkan sejenis umbi-umbian tersebut.

Baca Juga :  Penunjukan Plt Kadisdukcapil Kapuas Dinilai Tepat, Dewan Minta Tingkat

“Kita berharap
kedepannya masyarakat di Kabupaten Kotim tidak hanya membudidayakan porang
saja, tetapi juga nanti kita ingin ada investor yang bisa membangun pabrik di
sini dan mengekspor juga dari sini,” ujar Halikin.

Mantan Sekda ini juga
mengatakan, Kabupaten Kotim sangat berpotensi menjadi penghasil porang terbesar
di Indonesia karena tanahnya subur dan lahannya masih luas. Pemerintah
Kabupaten juga akan menyiapkan bantuan seperti bibit dan lainnya untuk
memotivasi para petani untuk melakukan penanaman Porang tersebut.

“Kami mengharapkan
masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan telantar agar bisa ditanami porang
sehingga lahan tersebut dapat produktif, apalagi hasil budidaya porang sangat
menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” ucapan Halikin.

Ia juga mengatakan
tidak hanya mendorong masyarakat, tetapi juga menginginkan pemerintah daerah
menyiapkan lahan 1.000 hektare untuk membudidayakan porang. Pengelolaannya
nanti bisa dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah ada
bekerjasama dengan pihak lain.

Baca Juga :  Deteksi Secara Dini Penyalahgunaan Narkoba

“Maka dari itu
saya sengaja mengajak pimpinan sejumlah bank untuk hadir dalam panen perdana
porang ini dengan harapan perbankan bisa membantu para petani yang membutuhkan
pinjaman modal untuk membudidayakan porang itu,” kata Halikin.

Selain itu juga dirinya
meminta pemerintah desa didorong untuk menyiapkan lahan minimal 10 hektare
untuk menanam porang dan untuk pengelolaannya dilakukan oleh pihak desa
sehingga ada pemasukan bagi kas pemerintah desa, sehingga masyarakat desa dapat
sejahtera.

“Kalau melihat
keuntungannya porang ini sangat jauh menguntungkan. Kalau kelapa sawit kalau
satu hektar hasilnya hanya sekitar Rp2 juta. Kalau porang masyarakat cukup
punya satu hektare kebun porang, hasilnya sudah bisa untuk membiayai pendidikan
anak, karena satu hektare dengan 30.000 bibit porang menghasilkan sekitar Rp600
juta. Itu belum lagi hasil dari katak (bibit), jauh lebih besar,” tutupnya.

SAMPIT,
PROKALTENG.CO

Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) H Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati
dan Ketua DPRD Dra Rinie, Plt Kadis Pertanian Sepnita dan pejabat lainnya
mengikuti panen perdana porang milik petani di Jalan Jenderal Sudirman km 15
Sampit, Sabtu (24/4).

Saat ini petani di
Kabupaten Kotim baru membudidayakan porang dengan luas 20 hektare. Dan mereka
panen setelah masa tanam dua musim atau sekitar 1,5 tahun. Hasilnya bisa mendapatkan
umbi porang seberat 5 sampai 9 kilogram lebih.

“Hasil panen
porang sangat menggiurkan, membuat para petani kita juga bersemangat
membudidayakan porang. Bahkan pemerintah daerah juga akan menjadikan daerah ini
sebagai penghasil porang terbesar di Indonesia,” kata bupati saat
dibincangi usai melakukan pemanenan.

Menurutnya hasil panen
juga sangat menjanjikan. Bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam satu hektare
itu, bahkan dirinyapun tidak kalah bersemangat sehingga mendorong masyarakat
membudidayakan tanaman yang menghasilkan sejenis umbi-umbian tersebut.

Baca Juga :  Penunjukan Plt Kadisdukcapil Kapuas Dinilai Tepat, Dewan Minta Tingkat

“Kita berharap
kedepannya masyarakat di Kabupaten Kotim tidak hanya membudidayakan porang
saja, tetapi juga nanti kita ingin ada investor yang bisa membangun pabrik di
sini dan mengekspor juga dari sini,” ujar Halikin.

Mantan Sekda ini juga
mengatakan, Kabupaten Kotim sangat berpotensi menjadi penghasil porang terbesar
di Indonesia karena tanahnya subur dan lahannya masih luas. Pemerintah
Kabupaten juga akan menyiapkan bantuan seperti bibit dan lainnya untuk
memotivasi para petani untuk melakukan penanaman Porang tersebut.

“Kami mengharapkan
masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan telantar agar bisa ditanami porang
sehingga lahan tersebut dapat produktif, apalagi hasil budidaya porang sangat
menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani,” ucapan Halikin.

Ia juga mengatakan
tidak hanya mendorong masyarakat, tetapi juga menginginkan pemerintah daerah
menyiapkan lahan 1.000 hektare untuk membudidayakan porang. Pengelolaannya
nanti bisa dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang sudah ada
bekerjasama dengan pihak lain.

Baca Juga :  Deteksi Secara Dini Penyalahgunaan Narkoba

“Maka dari itu
saya sengaja mengajak pimpinan sejumlah bank untuk hadir dalam panen perdana
porang ini dengan harapan perbankan bisa membantu para petani yang membutuhkan
pinjaman modal untuk membudidayakan porang itu,” kata Halikin.

Selain itu juga dirinya
meminta pemerintah desa didorong untuk menyiapkan lahan minimal 10 hektare
untuk menanam porang dan untuk pengelolaannya dilakukan oleh pihak desa
sehingga ada pemasukan bagi kas pemerintah desa, sehingga masyarakat desa dapat
sejahtera.

“Kalau melihat
keuntungannya porang ini sangat jauh menguntungkan. Kalau kelapa sawit kalau
satu hektar hasilnya hanya sekitar Rp2 juta. Kalau porang masyarakat cukup
punya satu hektare kebun porang, hasilnya sudah bisa untuk membiayai pendidikan
anak, karena satu hektare dengan 30.000 bibit porang menghasilkan sekitar Rp600
juta. Itu belum lagi hasil dari katak (bibit), jauh lebih besar,” tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru