26.3 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Prostitusi Online di Barsel Semakin Marak, Ini Komentar Legislator

BUNTOK, PROKALTENG.CO – Perdagangan layanan seks komersial menggunakan aplikasi Michat semakin marak di Kota Buntok, Barito Selatan (Barsel) karena diduga ada beberapa hotel yang dijadikan tempat transaksinya. Hal tersebut dikeluhkan oleh Toni (38) pekerja swasta seorang warga Buntok, yang merasa tertipu dengan prostitusi online.

Kepada Prokalteng.co, salah seorang warga bernama Toni (38) pada Minggu (5/9) bulan lalu mengaku ditelepon oleh salah seorang petugas di salah satu hotel yang menyediakan wanita-wanita pemuas seks lelaki. Dia disuruh mengirim uang Rp 575 ribu untuk biaya DP tanda jadi booking.

Ia menambahkan, setelah dikirimi uang, pihak hotel memberitahu bahwa nominal yang dikirim salah, seharusnya ia mengirim Rp 575 ribu, dan dia disuruh mengirim ulang lagi.

Baca Juga :  Pembangunan Gedung Sekolah Jadi Prioritas

“Jelas saja saya tidak mau mengirim lagi, takutnya saya ditipu,” ungkapnya.

Saat dimintai pendapat terkait hal tersebut Wakil Ketua Komisi III DPRD Barito Selatan Bhaskaroga Basuki Dwiatmaja mengatakan, praktik pelacuran membahayakan warga masyarakat.

Selain menjadi sumber penularan penyakit kelamin dan HIV/AIDS, juga menjadi sumber kerusakan moral.

Ia meminta pihak hotel agar memantau tamu-tamunya untuk mengantisipasi praktik pelacuran.

Diugkapkannya, sebagian hotel masih asal terima tamu untuk menginap, tidak selektif dan dirinya meminta agar penegak hukum berpatroli keliling ke hotel-hotel di Kota Buntok ini.

BUNTOK, PROKALTENG.CO – Perdagangan layanan seks komersial menggunakan aplikasi Michat semakin marak di Kota Buntok, Barito Selatan (Barsel) karena diduga ada beberapa hotel yang dijadikan tempat transaksinya. Hal tersebut dikeluhkan oleh Toni (38) pekerja swasta seorang warga Buntok, yang merasa tertipu dengan prostitusi online.

Kepada Prokalteng.co, salah seorang warga bernama Toni (38) pada Minggu (5/9) bulan lalu mengaku ditelepon oleh salah seorang petugas di salah satu hotel yang menyediakan wanita-wanita pemuas seks lelaki. Dia disuruh mengirim uang Rp 575 ribu untuk biaya DP tanda jadi booking.

Ia menambahkan, setelah dikirimi uang, pihak hotel memberitahu bahwa nominal yang dikirim salah, seharusnya ia mengirim Rp 575 ribu, dan dia disuruh mengirim ulang lagi.

Baca Juga :  Pembangunan Gedung Sekolah Jadi Prioritas

“Jelas saja saya tidak mau mengirim lagi, takutnya saya ditipu,” ungkapnya.

Saat dimintai pendapat terkait hal tersebut Wakil Ketua Komisi III DPRD Barito Selatan Bhaskaroga Basuki Dwiatmaja mengatakan, praktik pelacuran membahayakan warga masyarakat.

Selain menjadi sumber penularan penyakit kelamin dan HIV/AIDS, juga menjadi sumber kerusakan moral.

Ia meminta pihak hotel agar memantau tamu-tamunya untuk mengantisipasi praktik pelacuran.

Diugkapkannya, sebagian hotel masih asal terima tamu untuk menginap, tidak selektif dan dirinya meminta agar penegak hukum berpatroli keliling ke hotel-hotel di Kota Buntok ini.

Terpopuler

Artikel Terbaru