MUARA TEWEH-Kemarau
panjang yang terjadi belakangan ini, tak hanya berdampak pada hutan dan lahan,
namun juga semakin surutnya DAS Barito. Kondisi ini, mengkhawatirkan bagi pembudi
daya ikan.
Idi terlihat
gelisah. Ia mesti berpikir keras, dan berusaha semaksimalnya agar ikan-ikan di
kerambanya tak mati. Kemarau yang melanda Indonesia, khususnya di Kalteng,
membuatnya khawatir. Daerah aliran sungai (DAS) Barito yang biasa jadi tempat
keramba ikannya, kini semakin surut.
“Saya sengaja
memanen ikan nila dan ikan mas ini lebih awal, untuk menghindari suatu kerugian
yang lebih besar lagi. Sebab, musim kemarau ini, ikan rawan mati. Sejak
kemarin, kami sudah memanen dua keramba. Rata-rata besar ikannya selebar 3-5
jari tangan,” ujarnya saat diwawancarai penulis.
Para pembudi daya ikan
dengan sistem keramba, seperti halnya Didi, khawatir mereka akan lebih rugi.
Katanya, solusi yang bisa dilakukan hanyalah panen lebih dini. Ia tak ingin
menunda lagi.
Ia hanya berharap,
keadaan debit DAS Barito cepat naik. Sebab di saat kondisi sekarang, para pembudi
daya khawatir dengan usahanya, karena daya tahan hidup ikan yang kurang sehingga
rawan mati. “Untuk penyebab kematian ikan, kami kurang begitu paham. Apakah
karena faktor air surut atau karena faktor lainnya,” tandasnya.
Sementara Anggota DPRD
Batara Edi Fran Aji yang mengetahui informasi tersebut turut merasa prihatin. Ia
meminta tolong kepada dinas terkait agar segera turun lapangan untuk membantu
para pembudi daya untuk mencari solusi, agar tidak terjadi gagal panen. “Harapan
saya, instansi terkait untuk turun lapangan, memberi pengawasan serta solusi
bagi para pembudi daya ikan keramba, agar tidak terjadi panen dini yang
menyebabkan kerugian bagi mereka,” ucapnya. (fadli/ami)