SAMPIT – Pemilihan Ketua Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten
Kotawaringin Timur untuk masa bakti 2019-2024 dilaksanakan di Aula Gedung NU
Kotim di Jalan S Parman, Sampit, Rabu (17/7). Hasilnya, H Samsudin terpilih
sebagai ketua Tanfiziah NU Kotim.
Dalam sambutannya, Ketua PWNU
Kalteng HM Wahyudie F Dirun mengatakan, pelaksanaan konfercab ini merupakan
agenda setiap 5 tahun sekali untuk memilih ketua yang baru. Hal ini sesuai
amanah PBNU, bila habis masa jabatan, maka segera melakukan pemilihan
kepengurusan yang baru.
“Pemilihan kepengurusan ini
memang mengacu pada aturan dan mekanisme yang strukturnya sampai ke pusat.
Kepengurusan PCNU Kotim ini sebenarnya habis pada 2018 yang lalu. Akan tetapi berdasarkan
komunikasi antara PWNU Kalteng dan PCNU Kotim akhirnya disepakati konfercab ini
diundur setelah pilpres. Sehingga harus menunjuk karateker, atau Plt untuk
melaksanakan konfercab tersebut,†kata Wahyudie, kemarin.
Menurut HM Wahyudie, apa yang
dilakukan kemarin, memang sudah sesuai dengan aturan dalam kepengurusan PBNU.
“Saya berharap kita agar taat kepada aturan tersebut, kalau bukan kita siapa
lagi yang taat kepada aturan tersebut. Pelaksanaan ini dimaksudkan agar
kepengurusan PCNU Kotim tidak vakum. Saya titip pesan, kepengurusan yang baru
nanti agar tertib administrasi di NU. Juga kepada MWC di tingkat kecamatan, agar
menjadi garda terdepan mengayomi dan merangkul umat. Sebab mereka langsung
berhadapan dengan masyarakat di wilayahnya masing-masing,†pintanya.
Wahyudie juga mengharapkan agar
siapa pun uyang terpilih menjadi ketua PCNU Kotim agar bisa bersama-sama dengan
pemerintah memajukan daerah. “NU itu moderat. Artinya harus mengedepankan
nilai-nilai Islam. Sebab banyak ajaran yang menyimpang dari Islam yang saat ini
sudah masuk di Kalteng. Apalagi terjadi penangkapan teroris beberapa waktu
lalu, dan jaringan teroris ini sudah menyimpang dari ajaran Islam. Inilah
menjadi tugas kita bersama, apalagi kita ini sudah lama hidup di Indonesia.
Mereka ini masuk di dua lokasi, yakni lewat perguruan tinggi dan lewat
masjid-masjid,†paparnya.
Keberadaan teroris ini dengan
berbagai macam cara. Misalnya menjadi marmod masjid, nanti jadi tukang bersih, selanjutnya
masjid dikuasai dan mulailah pemikirannya disampaikan kepada warga yang ada di
masjid tersebut. “Inilah tantangan dan problem kita bersama. Sekali lagi,
konfercab ini bukan memilih siapa yang menjadi ketua. Akan tetapi lebih
daripada itu, yakni mengutamakan program dan program itu dilaksanakan secara
baik sesuai aturan,†tegasnya.
Pengurus baru nantinya diharapkan
punya semangat dan harus efektif. Jika perlu buat lembaga pendidikan dan
kesehatan. “Saya mengucapkan terimakasih kepada kepengurusan yang lama,
khususnya masa kepemimpinan ayahnda Thamrin Noor dan pengurus lain yang banyak
berjasa membesarkan NU di Kotim. Di NU itu harus menghormati orang tua. Saya
juga meminta agar kepengurusan baru ini nantinya bisa menghilangkan gesekan,
dan harus kembali pada khittah organisasi NU itu sendiri,†jelasnya.
Dalam sambutannya, Samsudin yang baru
juga terpilih menjadi ketua Tanfiziah NU Kotim untuk masa bakti 2019-2024
mengatakan, tahapan demi tahapan sudah dilalui. Mulai dari pemilihan Syuriah
untuk menetapkan nama Tanfiziah. Dari nama-nama Tanfiziah tersebut juga
direkomendasikan oleh MWC 17 kecamatan pengurus NU di tingkat kecamatan.
“Akhirnya beberapa nama, yakni Ustaz Munir, Ustaz Syarifudin, Asyikin
Arpan dan H Samsudin,” jelasnya saat dibincangi Kalteng Pos usai Konfercab
NU, Rabu (17/7).
Dari beberapa calon tersebut,
mengerucut menjadi 3 nama. Yaitu amni Ustaz Syarifudin, Ustaz Munir dan H
Samsudin. “Alhamdulillah, saya dipercaya menjadi ketua Tanfiziah PCNU
Kotim,” jelasnya.
Perlu diketahui, pemilihan ini
sudah dilakukan secara terbuka, transparan dan juga dihadiri pengurus 17
kecamatan MWC. “Sabtu ini kita akan menyusun kepengurusan. Kami akan tetap
melanjutkan program kepengurusan yang lama. Saya mengucapkan terimakasih atas
sumbangsih pengurus yang lama selama ini untuk membesarkan NU di Kotim,”
ungkapnya.
Ke depan, menurut Samsudin, PCNU
Kotim akan membenahi gedung sehingga dapat berfungsi secara baik “Pendidik
keagaamaan akan kita adakan, misalnya MIN, MTS dan Aliyah. Bahkan pengurus
wilayah menitip pesan agar ada perguruan tinggi NU di Kotim. Juga bidang
majelis taklim harus kita kembangkan dan juga organisasi binaan NU akan kita
rangkul dan hidupkan kembali,” jelasnya.
Samsudin juga mengharapkan agar
kepengurusan yang baru bersama-sama berjuang. “Harapannya adalah NU ini
nantinya bisa berkembang dan tentu dengan transparansi dalam kepengurusannya. Kita
juga akan melakukan kerjamasama yang baik dan kuatkan kekompakan, akan
bersinergi dengan pemerintah daerah dan pengurus NU di kabupaten yang
lain,” harapnya.
“Apapun perbedaan, apapun
gesekan diantara kita, mari kita bersama-sama memajukan dan bergotong royong
untuk mengembangkan NU di Bumi Habaring Hurung yang kita cintai ini,”
pintanya. (rif/ens/ctk/nto)