30.8 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

Saat Harga Karet Turun, Jagung Alternatif Tanaman yang Dikembangkan

MUARA
TEWEH
– Bupati Kabupaten Barito Utara (Batara), H Nadalsyah,
menyampaikan, jagung merupakan salah satu komoditas unggulan yang dimiliki
Batara. Bahkan, jagung menjadi salah satu alternatif tanaman yang dikembangkan disela-sela
turunnya harga komoditas karet.

“Sehingga, masyarakat banyak yang mencoba untuk
mengembangkan jagung,” terang Nadalsyah.

Jagung, tegasnya, merupakan salah satu komoditas yang
menjadi solusi dari turunnya harga karet yang kian drastis. Awalnya, bupati
yang akrab disapa Koyem ini menyebut lahan yang ditanami jagung hanya 5000
hektare.

“Komoditas karet kian menurun harganya, kami harus
mencari solusi agar perekonomian warga kembali pulih. Ternyata, setelah
ditelusuri oleh dinas terkait, jagung merupakan komoditas yang cocok,”jelasnya.

Sekarang lahan jagung kian bertambah, beber dia, pada 2018
Batara memiliki lahan 16.000 hektare. Lalu pada Tahun 2019, Batara menambah
luasan hingga totalnya mencapai 32.000 hektare. Untuk mendukung hal tersebut,
Nadalsyah menyebut, Kementerian Pertanian juga memberikan beberapa alat
pertanian bagi warga dalam pengoptimalan komoditas jagung.

Baca Juga :  Setiap Tahun Anggarkan Rp10 Miliar untuk Keagamaan dan Rumah Ibadah

“Tahun 2016, Menteri Pertanian sempat datang dan panen
jagung bersama kami. Kami pun mendapat dukungan alsintan yang diberikan dari
kementerian,” tukasnya. (dad/aza)

MUARA
TEWEH
– Bupati Kabupaten Barito Utara (Batara), H Nadalsyah,
menyampaikan, jagung merupakan salah satu komoditas unggulan yang dimiliki
Batara. Bahkan, jagung menjadi salah satu alternatif tanaman yang dikembangkan disela-sela
turunnya harga komoditas karet.

“Sehingga, masyarakat banyak yang mencoba untuk
mengembangkan jagung,” terang Nadalsyah.

Jagung, tegasnya, merupakan salah satu komoditas yang
menjadi solusi dari turunnya harga karet yang kian drastis. Awalnya, bupati
yang akrab disapa Koyem ini menyebut lahan yang ditanami jagung hanya 5000
hektare.

“Komoditas karet kian menurun harganya, kami harus
mencari solusi agar perekonomian warga kembali pulih. Ternyata, setelah
ditelusuri oleh dinas terkait, jagung merupakan komoditas yang cocok,”jelasnya.

Sekarang lahan jagung kian bertambah, beber dia, pada 2018
Batara memiliki lahan 16.000 hektare. Lalu pada Tahun 2019, Batara menambah
luasan hingga totalnya mencapai 32.000 hektare. Untuk mendukung hal tersebut,
Nadalsyah menyebut, Kementerian Pertanian juga memberikan beberapa alat
pertanian bagi warga dalam pengoptimalan komoditas jagung.

Baca Juga :  Setiap Tahun Anggarkan Rp10 Miliar untuk Keagamaan dan Rumah Ibadah

“Tahun 2016, Menteri Pertanian sempat datang dan panen
jagung bersama kami. Kami pun mendapat dukungan alsintan yang diberikan dari
kementerian,” tukasnya. (dad/aza)

Terpopuler

Artikel Terbaru