SAMPIT – Sejak Januari-Oktober 2019 tercatat
sebanyak 71 orang menderita HIV/AIDS. Bahkan parahnya lagi, penderita penyakit
mematikan ini masih usia produktif yakni berkisar antara 15-49 tahun. 34 kasus
HIV dan 37 masuk kasus AIDS.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Asyikin
Arpan menjelaskan, pada 2019 ini yang sudah meninggal karena penyakit ini
mencapai 7 orang.
“Ini memprihatinkan. Oleh karena itu, salah satu
cara mengatasi masalah ini adalah penanggulangan dini atau pencegahan sedini
mungkin baik melalui sosialisasi maupun forum diskusi,†ujarnya, Minggu
(15/12).
Dikatakannya, jangan sampai ada korban lagi yang
diakibatkan penyakit mematikan ini. Pasalnya, Jika sudah terkena HIV/AIDS makan
sangat sulit untuk disembuhkan. “Oleh karena itu perlu disadari akan bahaya dan
dampaknya bagi kesehatan dan nyawa khususnya,†ucapnya.
Dia mengungkapkan, penyakit ini sudah menyasar ke daerah pelosok
di Kotim. “Penyakit ini memang akibat berhubungan badan bukan suami-istri atau
suka berganti-ganti pasangan. Bahkan ada juga disebabkan akibat air susu ibu,
ibu dulu terkena maka anak juga akan tertular dari air susu ibu ini. Ada juga
akibat jarum suntik dan ada juga akibat transfusi darah yang belum sesuai
standar kesehatan tentunya. Kami juga tidak menutup mata akan hal ini, ini kami
juga berkoordinasi dengan instansi terkait agar penyebaran penyakit mematikan
ini tidak menjamur di Kotim ini,†urainya.
Dia menyampaikan, pihaknya berupaya dan berjuang
agar penderita HIV/AIDS ini tidak ada lagi pada 2030 mendatang. “Ini target
kita bersama. Sekali lagi, jauhi pergaulan bebas atau seks bebas. Diharapkan
kepada masyarakat jangan sampai menjauhi penderitanya tapi jauhi penyakitnya,â€
pungkasnya. (rif/uni/nto)