Pemelihan ketua rukun
tetangga (RT) di Kelurahan Bukit Tunggal tepatnya di RT 16 berbeda dari periode
sebelumnya. Untuk pertama kalinya warga yang tinggal di kompleks perumahan
Jalan Isakar Udang itu melakukan pemilihan secara demokratis. Polanya hampir
sama dengan proses pemilihan kepala daerah maupun presiden. Seperti apa gairah
warga mengikut pesta demokrasi tingkat RT ini?
AINUR
ROFIQ, Palangka Raya
SEDARI pagi, warga
RT 16 RW XIV berbondong-bondong berkumpul di salah satu rumah warganya. Sabtu
(14/12) kemarin ada agenda bersejarah di kompleks perumahan Jalan Isakar Udang
itu. Untuk pertama kalinya, kompleks yang dihuni oleh sekitar 100 jiwa itu akan
memilih pucuk pimpinan tertinggi. Memilih Ketua RT 16. Periode tahun ini,
sistem dan pemilihannya sangat berbeda dari periode sebelumnya, tidak main
tunjuk dan system voting lagi, namun pemilihan dilaksanakan secara demokratis.
Semua warga punya hak untuk menentukan Ketua RT dari bilik suara.
Panitia pemilihan
disebut Tim Komisi Pemilihan Umum (KPU) RT. Sebelum pemilihan kemarin pagi. Tim
ini menyiapkan surat suara yang disertai foto-foto calon, kotak suara dan bilik
tempat warga mencoblos gambar calon pilihan mereka serta tak lupa tinta sebagai
tanda telah memilih. Untuk bilik suara warga dan tim bergotong royong
membuatnya dari kardus-kardus bekas.
Ketua RW XIV Simpei
Harianto mengatakan, pemilihan ketua RT yang dilaksanakan warga RT 16 memang
tak biasa. Ini baru pertama kali dilaksanakan di kompleks tersebut. Pemilihan
secara demokratis.
“Kalau di RT lain
biasanya hanya sistem voting, bahkan ada yang sistem tunjuk. Tapi di sini (RT
16 Bukit Tunggal) saya mengajak masyarakat untuk secara terbuka dan umum.
Karena kami mengacu dari undang-undang tentang keterbukaan terhadap
masyarakat,” kata Simpei saat berbincang dengan Kalteng Pos, kemarin.
Pria yang juga Ketua
Pantia Pemilihan Ketua RT ini menambahkan, tahapan pemilihan Ketua RT juga sama
dengan tahapan pilkada pada umumnya. Calon yang akan maju juga harus mendaftar
dan melalui proses penjaringan yang dilakukan dua tahap.
“Ada mau yang
mendaftarkan dirinya sendiri, karena ini kan sifatnya sosial, tidak ada digajih
oleh pemerintah. Istilahnya berdasarkan hati nurani mereka untuk membantu
kepentingan sosial. Ada pun cara mendatangi langsung rumah warga atau door to
door untuk mensosialisasikan secara langsung,” ucapnya.
Untuk mensukseskan
pemilihan Ketua RT ini, panitia juga memasang sejumlah spanduk dan umbul-umbul
di beberapa titik. Layaknya pilkada atau pilpres, panitia alias tim KPU juga
memajang foto para kandidat sehingga lebih semarak. Cara warga ini patut
dicontoh lain agar pemilihan ketua RT diminati warganya.
Pemilihan ketua RT ini
diikuti oleh empat calon. Masing-masing bernama Yens Kurniawan calon nomor urut
01, Darsit Algani 02, Djayin Sutrismanto 03 dan Husni 04. Pertarungan
penghitungan suara cukup sengit, calon 01 dan 02 saling mengejar satu sama lain
saat penghitungan suara.
Adapun hasil pemilihan
RT tersebut dimenangkan oleh Darsit Algani dengan perolehan 54 suara. Dengan
perolehan suara tersebut, ia menjabat sebagai ketua RT. Sedangkan pesaingnya,
Yens Kurniawan berada diperingkat kedua dengan perolehan 27 suara.
Lalu diurutan ketiga
diikuti Djayin Sutrismanto dengan perolehan 9 suara. Dan diurutan terakhir atau
keempat yaitu kandidat Husni dengan perolehan 8 suara.
Dari total kurang lebih
sebanyak 100 jiwa di perumahan itu, semua sangat antusiasme dalam pemilihan.
Dalam pemilihan tersebut tidak ada terdengar surat suara tidak sah. “Hampir
seratus persen warga disini setuju. Tingkat partisipasi warganya sangat bagus,
mereka datang sejak pagi,” imbuh pria berkumis ini.
Sementara itu, Dasmat
Rosandi, salah seorang warga sekitar mengungkapkan, pemilihan ketua RT dengan
menggunakan surat suara baru pertama kali digelar diperumahan itu. “Hal
ini untuk membuktikan bahwa pemilihan demokratis bisa dilakukan di tingkat RT
tidak hanya skala nasional,” tuturnya.
Ketua RT terpilih
Darsit Algani, dalam sambutannya mengucapkan rasa syukur atas kepercayaan warga
yang secara aklamasi menunjuknya, Ia berharap kepada warga untuk saling bantu
dan meningkatkan kerukunan antar tetangga.
“Saya tidak merasa bangga dengan hasil ini,
Karena ini adalah beban yang cukup berat untuk dilaksanakan. Untuk itu, nantinya
saya harus siap menerima hujatan terkait apapun selama memimpin. Dan saya
mengharapkan kepada semuanya untuk bersama-sama melaksanakan apabila ada
kegiatan yang sifatnya membangun. Demi kelancaran dari pada RT yang telah
dibentuk,” terangnya. (*/ala)