KUALA KURUN,
PROKALTENG.CO– Anggota DPRD Gunung Mas
(Gumas), Riantoe mengimbau masyarakat mewaspadai maraknya berita bohong atau
hoaks terkait vaksin Covid-19 yang beredar di media sosial (medsos).
“Saat ini banyak kabar
negatif terkait vaksin Covid-19 yang beredar di medsos atau grup percakapan
seperti whatsApp. Masyarakat hendaknya jangan langsung percaya,†ucap Riantoe
di ruang kerjanya, Selasa (12/1).
Politisi Demokrat ini
mengatakan, pemerintah secara serius mempersiapkan vaksin Covid-19 bagi
masyarakat, untuk memutus mata rantai penyebaran dan penularan virus corona.
Di samping itu,
penggunaan vaksin Covid-19 juga menunggu izin penggunaan darurat dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Artinya vaksin ini tidak sembarangan
diberikan pada masyarakat.
Dia mengimbau
masyarakat kabupaten bermotto Habangkalan
Penyang Karuhei Tatau agar mencari tahu informasi terkait vaksin itu dari
sumber terpercaya, supaya tidak menjadi korban hoaks.
Lebih lanjut, dia
menyebut, pemberian vaksin tahap pertama dikhususkan bagi tenaga kesehatan dan pekerja
sektor publik atau umum. Tahap selanjutnya akan menyasar ke pihak lain dan masyarakat
umum.
“Jika waktunya tiba,
saya imbau pada masyarakat Gumas agar mau divaksin,†kata legislator dari Daerah
Pemilihan II Kecamatan Rungan Hulu, Rungan, Rungan Barat, Manuhing, dan
Manuhing Raya) ini.
Terpisah, Kepala Dinkes
Gumas Maria Efianti mengatakan, telah menerima surat dari Kementerian Kesehatan
RI melalui Dinkes Kalteng, bahwa pelaksanaan vaksin Covid-19 untuk Gumas akan
dilakukan pada Februari 2021.
Dia mengatakan,
pelaksanaan vaksin yang didahulukan pada Januari ini adalah kabupaten/kota yang
berbatasan langsung dengan Provinsi, seperti Kota Palangka Raya, Kabupaten
Pulang Pisau dan lainnya.
â€Memang dalam kondisi
bencana ini, dinamika keputusan dan kebijakan itu setiap saat bisa dievaluasi,
sehingga terjadi perubahan yang sangat cepat,†ujar Maria.
Dia menuturkan, pemberian vaksin ini sebenarnya
ditargetkan terhadap seluruh penduduk di usia 18-59 tahun, tetapi
pelaksanaannya bertahap. Untuk tahap awal diprioritaskan pada tenaga kesehatan.
Ini karena mereka yang berhadapan langsung dengan pasien Covid-19.