33.1 C
Jakarta
Sunday, April 20, 2025

Perbup Bisa Tanggulangi Karhutla

MUARA TEWEH – Di Kabupaten
Barito Utara (Batara) masih ada kendala di lapangan dalam rangka penanganan
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu. Yakni, masyarakat di
daerah ini melakukan pembakaran lahan untuk berladang.

“Bakar lahan untuk ladang
ini yang merupakan tradisi mayarakat lokal untuk bercocok tanam,” kata Bupati
Barito Utara H Nadalsyah, Senin (4/11) lalu.

Untuk itu, menurut Koyem–sapaan
akrab Nadalsyah, hal ini akan diatur dalam peraturan bupati (Perbup) untuk
menanggulanginya, yang akan dijadikan acuan sosialisasi dari aparat desa di
daerah ini untuk warganya.

“Ada juga kesulitan
kepala desa untuk mensosialisasikannya kepada seluruh masyarakat karena bakar
ladang ini merupakan kearifan lokal, jadi ini tidak bisa kita hindari, tetapi
ini bisa kita atur. Perbup itulah yang mengaturnya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Waspada Penyebaran Paham Radikal

Diharapkannya, ke depan Barito
Utara dapat menekan angka terjadinya bencana. Hal ini dapat dilakukan, didukung
semua komponen yang ada, bahu-membahu dalam penanganan dan pencegahan
terjadinya bencana. 

Diakui Koyem, kekompakan yang
telah dilakukan selama ini membuahkan hasil yang maksimal dengan terendahnya
titik api tahun 2019 di Barito Utara. Ini berkat kerjasama FKPD, Manggala Akni,
Damkar, MPA, Tim Serbu Api Kelurahan, Tim Serbu Api Desa, masyarakat dan
leading sektor terkait. “Iitu merupakan bukti nyata dari langkah-langkah
preventif kami dan kekompakan tim yang ada di lapangan,” tandasnya. (dad/ens)

MUARA TEWEH – Di Kabupaten
Barito Utara (Batara) masih ada kendala di lapangan dalam rangka penanganan
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah itu. Yakni, masyarakat di
daerah ini melakukan pembakaran lahan untuk berladang.

“Bakar lahan untuk ladang
ini yang merupakan tradisi mayarakat lokal untuk bercocok tanam,” kata Bupati
Barito Utara H Nadalsyah, Senin (4/11) lalu.

Untuk itu, menurut Koyem–sapaan
akrab Nadalsyah, hal ini akan diatur dalam peraturan bupati (Perbup) untuk
menanggulanginya, yang akan dijadikan acuan sosialisasi dari aparat desa di
daerah ini untuk warganya.

“Ada juga kesulitan
kepala desa untuk mensosialisasikannya kepada seluruh masyarakat karena bakar
ladang ini merupakan kearifan lokal, jadi ini tidak bisa kita hindari, tetapi
ini bisa kita atur. Perbup itulah yang mengaturnya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Waspada Penyebaran Paham Radikal

Diharapkannya, ke depan Barito
Utara dapat menekan angka terjadinya bencana. Hal ini dapat dilakukan, didukung
semua komponen yang ada, bahu-membahu dalam penanganan dan pencegahan
terjadinya bencana. 

Diakui Koyem, kekompakan yang
telah dilakukan selama ini membuahkan hasil yang maksimal dengan terendahnya
titik api tahun 2019 di Barito Utara. Ini berkat kerjasama FKPD, Manggala Akni,
Damkar, MPA, Tim Serbu Api Kelurahan, Tim Serbu Api Desa, masyarakat dan
leading sektor terkait. “Iitu merupakan bukti nyata dari langkah-langkah
preventif kami dan kekompakan tim yang ada di lapangan,” tandasnya. (dad/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru