SAMPIT – Kabut asap pekat yang melanda Kota Sampit dan sekitarnya
pada Jumat (6/9) hingga Sabtu (7/9) sudah mengganggu penerbangan. Karena
pesawat-pesawat yang akan take off maupun landing dari dan ke Bandara H Asan
Sampit ada yang terpaksa menunda hingga membatalkan pendaratan.
Kepala Bandara H Asan Sampit
Havandi mengatakan, ada pesawat yang gagal mendarat atau cancel. Yakni pesawat
Nam Air dari Surabaya menuju Sampit. “Ada juga yang delay pada hari ini
(Sabtu, 7/9). Dari Surabaya ke Sampit delay yakni pesawat Wings Air. Memang
kondisi udara yakni asap tebal ini sangat mengganggu penerbangan, baik dari
Sampit menuju luar kota atau sebaliknya,” kata Havandi, kemarin.
Terganggunya jadwal penerbangan
pesawat dari dan ke Bandara H Asan Sampit itu merupakan salah satu dampak kabut
asal yang melanda wilayah Kalimantan Tengah, khususnya Kabupaten Kotawaringin
Timur. Asap itu disebabkan karena bertambahnya kebakaran hutan dan lahan
(karhutla) di wilayah itu.
Bahkan pada Jumat (6/9) hotspot
atau titik api di Kotim mencapai 347. Sekalipun pada Sabtu (7/9) jumlah titik
api menurun menjadi 142, namun kabut asap masih terlihat cukup pekat.
Kepala BMKG Kotim Nur Setiawan
menjelaskan hotspot terbanyak berada di Kecamatan Mentaya Hilit Utara yaitu 28,
disusul Pulau Hanaut 25 titik, Mentaya Hilir Selatan 22, Baamang 11, Mentawa
Baru Ketapang dan Pulau Hanuat ada 10, Antang Kalang 9, Kota Besi 6, Cempaga 5,
Parenggean ada 4, Seranau 4, Bukit Santuai 3 dan Cempaga Hulu sebanyak 2 titik
api.
Nur Setiawan menambahkan,
meskipun titik api di Kotim berkurang, bukan berarti tidak ada lagi kabut asap.
“Memang saat ini kondisi cuaca dan udara sangat tidak sehat. Kondisi udara
di Kotim ini masih kategori berbahaya,” paparnya. (rif/ens/ctk/nto)