30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pengembangan Peternakan Itik Petelur di Desa Dorong Jadi Pendukung Usa

TAMIANG
LAYANG-Perkembangan dunia usaha bidang peternakan unggas berupa itik petelur di
Kabupaten Bartim mulia digemari. Hal tersebut terlihat dari upaya
warga yang tergabung dalam kelompok tani untuk menggeluti bisnis
menjanjikan itu di Desa Dorong Kecamatan Dusun Timur.

Kepala Dinas Pertanian
(Distan) Bartim Riza Rahmadi mengatakan, pengembangan peternakan itik
petelur di Desa Dorong menjadi salah satu pendukung usaha poktan. Pasalnya
poktan bisa memanfaatkan pakan ternak dari dedak sisa penggilingan padi serta
tanaman yang ada di sawah dan kebun di sekitar.

“Distan mendukung
penuh dan juga memberikan pendampingan untuk konsultasi seputar pengembangan
melalui peran penyuluh,” ucap Riza, kepada Kalteng Pos, Minggu (7/7).

Riza menjelaskan, usaha
peternakan itik tersebut digeluti oleh beberapa anggota poktan. Mereka
memperoleh modal dari desa untuk pembelian anak itik (DOD).

Baca Juga :  Bupati Gumas Instruksikan Jajarannya Sukseskan Pilkada Kalteng

Peternakan tersebut
dibuat di atas lahan seluas lima puluh meter dengan jumlah itik yang dipelihara
mencapai 30 ekor per orang. Jenis itik di antaranya strain alabio, serta itik
turunan.

Dari usaha itu setiap
hari itik bisa menghasilkan 25 butir telur. Jika dijual ke pasar dibeli
dengan harga Rp2.500 per butir.

“Itik petelur mulai digemari karena sangat
memberikan kontribusi dan pendapatan warga sekaligus untuk menyuplai protein
hewani daerah,” tukasnya. (log/uni)

TAMIANG
LAYANG-Perkembangan dunia usaha bidang peternakan unggas berupa itik petelur di
Kabupaten Bartim mulia digemari. Hal tersebut terlihat dari upaya
warga yang tergabung dalam kelompok tani untuk menggeluti bisnis
menjanjikan itu di Desa Dorong Kecamatan Dusun Timur.

Kepala Dinas Pertanian
(Distan) Bartim Riza Rahmadi mengatakan, pengembangan peternakan itik
petelur di Desa Dorong menjadi salah satu pendukung usaha poktan. Pasalnya
poktan bisa memanfaatkan pakan ternak dari dedak sisa penggilingan padi serta
tanaman yang ada di sawah dan kebun di sekitar.

“Distan mendukung
penuh dan juga memberikan pendampingan untuk konsultasi seputar pengembangan
melalui peran penyuluh,” ucap Riza, kepada Kalteng Pos, Minggu (7/7).

Riza menjelaskan, usaha
peternakan itik tersebut digeluti oleh beberapa anggota poktan. Mereka
memperoleh modal dari desa untuk pembelian anak itik (DOD).

Baca Juga :  Bupati Gumas Instruksikan Jajarannya Sukseskan Pilkada Kalteng

Peternakan tersebut
dibuat di atas lahan seluas lima puluh meter dengan jumlah itik yang dipelihara
mencapai 30 ekor per orang. Jenis itik di antaranya strain alabio, serta itik
turunan.

Dari usaha itu setiap
hari itik bisa menghasilkan 25 butir telur. Jika dijual ke pasar dibeli
dengan harga Rp2.500 per butir.

“Itik petelur mulai digemari karena sangat
memberikan kontribusi dan pendapatan warga sekaligus untuk menyuplai protein
hewani daerah,” tukasnya. (log/uni)

Terpopuler

Artikel Terbaru