MUARA TEWEH- Anggota DPRD Batara, Edi Fran Aji
meminta Pemkab Batara mencari solusi yang pas untuk memudahkan masyarakat dalam
berladang dan bertani. Pasalnya mereka dilarang untuk membuka lahan dengan cara
dibakar.
Menurutnya, jika berladang menggunakan sistem
moderinasisi, membuka lahan dibantu alat berat dan sejenisnya, tentu akan
menyulitkan masyarakat sendiri.
“Masyarakat yang berladang dan bertani itu
bukan orang yang kaya, mereka justru bertani hanya untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Jika kalau
menggunakan alat berat dalam pembukaan ladang, itu akan sangat berat bagi
masyarakat bawah. Jangankan untuk menyewa alat tersebut, untuk beli minyaknya
saja masyarakat tidak sanggup,â€ujarnya.
Wakil rakyat dari Dapil II itu menerangkan
bahwa masyarakat Batara memang sudah sejak turun temurun berladang dengan cara
dibakar, dibakarpun masyarakat sudah tahu dan mengerti bagaimana caranya apa
yang mereka lakukan itu tidak menyebar
ke lahan yang lain.
“Bumi Iya Mulik Bengkang Turan ini bukan
dataran rendah atau tanah gambut, menanam padi dengan cara tidak dibakar.
Tempat kita adalah pegunungan, sistem yang ada pada daerah lain tidak dengan
cara membakar, itu wajar karena medan tanah di sana, adalah tanah gambut dan
dataran rendah,†katanya, belum lama ini.
Politisi NasDem itu mengungkapkan, masalah ini
bagaimana teknisnya saja kedepannya, tidak mungkin mengadakan alat berat sampai
ke pelosok desa. Bagaimanalah mencari solusi bagi masyarakat yang memang
benar-benar hanya untuk mengisi perutnya saja itu.
“Masyarakat yang berada di pelosok tidak sama
pengetahuannya dengan masyarakat yang berada di sini, karena keterbatasan
informasi. Oleh karena itu, bagaimana kita mempermudah masyarakat sehingga
mereka bisa berusaha tanpa ada rasa ketakutan. Misalnya, dilakukan pendampingan
oleh aparat pas saat masyarakat membuka ladang, bukan justru ditangkap, kasihan
mereka,â€imbuh Edi.(adl/ram)