26.2 C
Jakarta
Wednesday, November 27, 2024

Guru BK se-Barito Utara Diberikan Pelatihan

MUARA TEWEH – Sebanyak 35 guru
Bimbingan dan Konseling (BK) SMP, MTS, SMA/SMK sederajat di Kabupaten Barito
Utara (Batara) mengikuti pendidikan dan pelatihan di ruang Laboratorium Fisika
SMAN 1 Muara Teweh.

Diklat ini dilaksanakan selama
empat hari pada 2 – 5 Desember 2019 yang dibuka Plt Kepala Dinas Pendidikan Barito
Utara Syahmiludin A Surapati, Senin (2/12).

Ketua Panitia Pelaksana Nina
Asmayanti mengatakan, diklat guru BK se-Kabupaten Barito Utara ini dilaksanakan
dalam rangka program BK di sekolah, berdasarkan Panduan Operasional Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling (POP BK) dan penanganan korban cyberbulliying dan body
shaming.

Menurut Nina, tujuan
dilaksanakan diklat ini agar guru BK, baik SMP maupun SMA sederajat di Batara
mampu menyelenggarakan program BK di sekolahnya masing-masing.

Selain itu, dapat memahami
konsep dasar tentang cyberbulliying dan body shaming serta mampu melakukan
penanganan dengan teknik pemecahan masalah dengan kreatif (creative problem
solving). “Dalam diklat ini, nantinya guru BK yang mengikuti kegiatan akan
diberikan sertifikat,” katanya.

Baca Juga :  Proyek APBN 2019 Harus Dilaporkan

Sementara Plt Kepala Dinas
Pendidikan Barito Utara Syahmiludin A Surapati mengatakan, keberadaan guru bimbingan
dan konseling di sekolah sangat penting dan tugasnya pun sama seperti psikolog.

Karena menurut dia, guru BK
merupakan orang tua yang akan membimbing dan mengarahkan serta pengembangan
karakter anak didik di lingkup sekolah. Karena dalam hal pendidikan dan
pembinaan karakter peserta didik sangat menentukan masa depan anak tersebut.

“Hal ini yang perlu dipahami,
jadi bukan masalah cyber bulliying dan body shaming saja, tetapi bagi peserta
didik yang rendah diri perlu bimbingan dan pendampingan. Di samping mengarahkan
peserta didik dalam pijakan menuju masa depannya, sehingga muncul percaya
diri,” tegasnya.

Menurut dia, apabila peserta
didik yang memiliki bakat dan karakter tidak diberikan pengarahan, maka  potensi peserta didik tersebut tidak dapat
berkembang untuk menjadi generasi muda yang maju dan penuh kreasi.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Lebih Baik Lagi

“Untuk itu, keberadaan guru
yang menangani bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting. Walaupun
untuk wilayah Kabupaten Barito Utara hanya memiliki 35 tenaga BK. Jika
dibandingkan dengan sekolah yang ada, maka jumlah guru BK di daerah ini sangat
terbatas,” ungkapnya.

Dia menyarankan, agar para
kepala sekolah tidak diberikan tugas tambahan kepada guru bimbingan dan
konseling sebagai guru yang memegang mata pelajaran tertentu, di luar dari pada
tugas spesialis yang dimilikinya. Hal ini untuk menegaskan kembali bahwa
bimbingan dan konseling, memang suatu hal yang perlu di sekolah.

“Hasil dari diklat ini
diharapkan dapat disampaikan kepada Dinas Pendidikan agar nantinya dapat
diberikan penekanan kepada para kepala sekolah tentang peranan BK di sekolah.
Sehingga dapat dirumuskan sebuah kebijakan yang dapat diterapkan di seluruh
sekolah. Kangan menunggu diminta, guru BK harus kreatif mengajukan saran dan
masukan,” ungkapnya. (her/ens)

MUARA TEWEH – Sebanyak 35 guru
Bimbingan dan Konseling (BK) SMP, MTS, SMA/SMK sederajat di Kabupaten Barito
Utara (Batara) mengikuti pendidikan dan pelatihan di ruang Laboratorium Fisika
SMAN 1 Muara Teweh.

Diklat ini dilaksanakan selama
empat hari pada 2 – 5 Desember 2019 yang dibuka Plt Kepala Dinas Pendidikan Barito
Utara Syahmiludin A Surapati, Senin (2/12).

Ketua Panitia Pelaksana Nina
Asmayanti mengatakan, diklat guru BK se-Kabupaten Barito Utara ini dilaksanakan
dalam rangka program BK di sekolah, berdasarkan Panduan Operasional Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling (POP BK) dan penanganan korban cyberbulliying dan body
shaming.

Menurut Nina, tujuan
dilaksanakan diklat ini agar guru BK, baik SMP maupun SMA sederajat di Batara
mampu menyelenggarakan program BK di sekolahnya masing-masing.

Selain itu, dapat memahami
konsep dasar tentang cyberbulliying dan body shaming serta mampu melakukan
penanganan dengan teknik pemecahan masalah dengan kreatif (creative problem
solving). “Dalam diklat ini, nantinya guru BK yang mengikuti kegiatan akan
diberikan sertifikat,” katanya.

Baca Juga :  Proyek APBN 2019 Harus Dilaporkan

Sementara Plt Kepala Dinas
Pendidikan Barito Utara Syahmiludin A Surapati mengatakan, keberadaan guru bimbingan
dan konseling di sekolah sangat penting dan tugasnya pun sama seperti psikolog.

Karena menurut dia, guru BK
merupakan orang tua yang akan membimbing dan mengarahkan serta pengembangan
karakter anak didik di lingkup sekolah. Karena dalam hal pendidikan dan
pembinaan karakter peserta didik sangat menentukan masa depan anak tersebut.

“Hal ini yang perlu dipahami,
jadi bukan masalah cyber bulliying dan body shaming saja, tetapi bagi peserta
didik yang rendah diri perlu bimbingan dan pendampingan. Di samping mengarahkan
peserta didik dalam pijakan menuju masa depannya, sehingga muncul percaya
diri,” tegasnya.

Menurut dia, apabila peserta
didik yang memiliki bakat dan karakter tidak diberikan pengarahan, maka  potensi peserta didik tersebut tidak dapat
berkembang untuk menjadi generasi muda yang maju dan penuh kreasi.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Lebih Baik Lagi

“Untuk itu, keberadaan guru
yang menangani bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting. Walaupun
untuk wilayah Kabupaten Barito Utara hanya memiliki 35 tenaga BK. Jika
dibandingkan dengan sekolah yang ada, maka jumlah guru BK di daerah ini sangat
terbatas,” ungkapnya.

Dia menyarankan, agar para
kepala sekolah tidak diberikan tugas tambahan kepada guru bimbingan dan
konseling sebagai guru yang memegang mata pelajaran tertentu, di luar dari pada
tugas spesialis yang dimilikinya. Hal ini untuk menegaskan kembali bahwa
bimbingan dan konseling, memang suatu hal yang perlu di sekolah.

“Hasil dari diklat ini
diharapkan dapat disampaikan kepada Dinas Pendidikan agar nantinya dapat
diberikan penekanan kepada para kepala sekolah tentang peranan BK di sekolah.
Sehingga dapat dirumuskan sebuah kebijakan yang dapat diterapkan di seluruh
sekolah. Kangan menunggu diminta, guru BK harus kreatif mengajukan saran dan
masukan,” ungkapnya. (her/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru