PURUK CAHU –
Program peningkatan harga karet melalui Perusahaan Daerah (Perusda) Petak Malai
Buluh Merindu (PMBM) menjadi perhatian khusus Bupati Murung Raya Perdie M
Yoseph. Bupati optimistis setelah perusda ini selesai diaudit, baik manajemen
dan keuangannya oleh pihak eksternal. Sehingga mampu berjalan dan menghasilkan pendapatan
asli daerah (PAD) serta turut mensejahterakan petani karet di Mura.
“Pabrik karet milik
Perusda PMBM akan tetap jalan di tahun 2020 mendatang. Memang kita akui ada
kendala yang dihadapi saat ini. Untuk itu, kita sedang mengkaji ulang, karena
ada dua permasalahan yang dihadapi perusda, yaitu terkait proses suplai karet
dari petani kita juga pabrik karetnya. Dua-duanya menjadi perhatian pemkab,â€
kata Perdie kepada wartawan di Puruk Cahu baru-baru ini.
Diungkapkan bupati,
beberapa waktu lalu dia sudah studi banding ke Salatiga, Jawa Tengah, untuk
menjajaki langkah strategis untuk pembenahan program kesejahteraan petani karet
dan pengaktifan kembali pabrik karet milik perusda tersebut.
Perdie optimistis,
pabrik karet tersebut mampu memberi kontribusi terhadap masyarakat atau petani
di Mura, karena akan melibatkan pihak ketiga. “Nanti akan saya jelaskan secara
detail ketika sudah ada MoU dengan pihak swasta pada tahun 2020. Untuk audit
internal perusda sudah kita lakukan melalui pihak auditor independen pada tahun
ini,†tegasnya.
Bupati menegaskan, perusda
harus berjalan karena merupakan lembaga resmi dari Pemda Mura untuk menghasilkan
PAD dan sarana pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat petani karet.
“Untuk pabrik karet tersebut tidak ada alasan
bagi kita untuk tidak melanjutkan program kerja perusda untuk menghasilkan PAD,
walaupun sedang menghadapi masalah. Namun perlu kesabaran kita semua. Untuk itu
kami melakukan pembenahan, baik dari sisi manajemen maupun mempersiapkan hasil
produksi petani karet kita di daerah ini,†akuinya. (her/ens)