PROKALTENG.CO-Melonjaknya angka kasus terkonformasi positif Covid-19 membuat Pemko Banjarmasin mengambil ancang-ancang. Salah satunya, mempersiapkan tambahan tempat tidur di RSUD Sultan Suriansyah.
Sebelumnya, di rumah sakit milik pemko itu setidaknya sudah ada 17 tempat tidur yang disediakan untuk pasien COVID-19. Namun seiring waktu, kapasitasnya ditambah menjadi 50 tempat tidur.
"Hingga hari ini (kemarin, red) sudah terisi full sebanyak 50 pasien Covid-19," ungkap Plt Direktur RSUD Sultan Suriansyah, dr M Syaukani, kemarin (26/7) sore.
Mengantisipasi lonjakan kasus, Syaukani menuturkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 125 tempat tidur. Yang diletakkan di ruang utama lantai tiga gedung RSUD Sultan Suriansyah.
Pihaknya juga memerlukan tenaga kesehatan untuk kondisi darurat ini. Saat ini, perekrutannya masih dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin.
Lantas, bagaimana bila dalam waktu dekat ada tambahan pasien? Menjawab hal itu, Syaukani mengatakan bahwa mau tak mau diarahkan ke rumah sakit lainnya di Kota Banjarmasin, yang masih meyediakan tempat tidur bagi pasien Covid-19.
"Pengecualian bagi untuk kasus gawat darurat Covid-19. Akan kami tangani terlebih dahulu di ruang IGD. Kalau sudah terselesaikan kondisi gawat daruratnya, kami lakukan rujukan ke rumah sakit lain," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi, membenarkan bahwa pihaknya sudah membuka perekrutan. Rinciannya, untuk perawat dibutuhkan sebanyak 50 orang, dokter umum sebanyak lima orang dan bidan sebanyak empat orang.
Kontraknya sendiri lima bulan kerja, atau hingga bulan Desember mendatang. Tapi, itu tergantung melandai tidaknya COVID-19. "Semoga dalam lima bulan, atau kurang dari itu pandemi Covid-19 sudah terkendali," tutupnya.
Di Rumah Sakit Daerah Idaman (RSDI) Banjarbaru, pihak manajemen mengklaim kini secara berangsur-angsur tumpukan pasien perlahan mengurai."Untuk sekarang bisa kita katakan situasi dan kondisinya sudah mulai lebih baik ketimbang kemarin-kemarin. Bed sudah ada yang kosong dan siap ditempati pasien baru," kata Kasubbag Tata Usaha RSD Idaman Banjarbaru, M Firmansyah.
Dirincinya hingga kemarin siang, total pasien yang dirawat ada 53 pasien. Sementara total bed yang bisa digunakan berjumlah 91 bed. "Jika dipersentasekan keterisian bed kita (BOR) kurang lebih 58 persen."
RSDI Banjarbaru kini mengoperasikan enam ruangan untuk perawatan pasien Covid-19. Yang mana dua diantaranya dikhususkan ruang ibu hamil yang tertular Covid-19.
Terkait krisis oksigen yang sempat mendera, Firmansyah mengatakan jika kondisi sudah tidak genting. Stok oksigen diklaimnya sudah berangsur normal ke rumah sakit.
"Tadi malam cadangan oksigen dari pulau Jawa sudah datang dan segera didistribusikan ke rumah sakit. Melihat stok yang ada, ini bisa cukup sampai 3-4 hari ke depan," katanya.
Stok yang memadai juga ada di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Tabung oksigen masih mampu bertahan selama 7 hari setelah mendapat kiriman oksigen liquid sebanyak 4.667 m3 sekitar jam 1 dini hari. Padahal, sehari sebelumnya, RSUD Raza sempat mengumumkan menghentikan layanan untuk pasien baru karena stoke oksigen kosong.
RSUD Raza Martapura menyiapkan 34 tempat tidur yang disediakan untuk covid-19. Total pasien yang dirawat untuk hari ini sebanyak 33 orang.
Sementara itu, menghadapi lonjakan Covid-19, RSUD Abdul Aziz Marabahan juga menyiapkan ruangan khusus dengan kapasitas 29 bed untuk pasien rawat inap.
Supriadi, Supervisor RSUD Abdul Aziz memaparkan, saat ini pihaknya menyediakan 29 bed untuk pasien Covid-19 bergejala. Jumlah tersebut sesuai dengan rekomendasi 30 persen dari jumlah bed yang ada di rumah sakit. "Sampai saat ini sudah ada 17 pasien yang dirawat. Masih menyisakan 12 bed kosong," ujarnya sembari mengatakan hingga pukul 12.00 Wita, sudah ada 5 pasien yang menunggu pemeriksaan di IGD.
Walaupun demikian, Supriadi mengatakan, pihaknya belum membuat tempat tambahan. Masih ada kamar atau bed yang kosong. Bagi mereka yang positif tanpa gejala, diminta isolasi mandiri.
Hal ini sedikit banyak dipengaruhi fasilitas serta tabung oksigen yang sempat menurun. Saat ini pihaknya mendapat kiriman 20 oksigen tabung besar. "Bisa bertahan satu hingga dua hari mendatang," ungkapnya.
Jumlah pasien covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Hadji Boejasin (RSHB) Tanah Laut hingga hari ini mencapai 70 orang dari 85 tempat tidur/bed khusus yang disediakan.
Direktur Rumah Sakit Hadji Boejasin Hj Isna Farida mengatakan RSHB masih memiliki persediaan oksigen untuk pasien Covid. "kita punya tabung 260 buah," ujarnya.
Perlu diketahui pasien covid-19 di Tala terbagi menjadi tiga tempat yaitu di RS Boejasin Sarang Halang sebanyak 70 orang, Fasyansus eks RSUD Hadji Boejasin sebanyak 238 orang dan Balai Diklat Hutan Kota sebanyak 50 orang.
Untuk pasien yang berada di eks RSUD Hadji Boejasin Pelaihari dan Balai Diklat Hutan Kota hanya pasien yang melakukan karantina.
Di Hulu Sungai Tengah kurva Covid-19 yang meningkat membuat pemerintah setempat menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro di desa-desa. PPKM mikro berlaku dari tanggal 19 Juli 2021 hingga batas waktu yang belum ditentukan. "Pokoknya sampai situasi terkendali," kata Kepala Dinas Kesehatan HST, Kusudiarto, kemarin.
Yang masih menjadi kekhawatiran adalah ketersediaan tabung oksigen yang menipis. Stok oksigen di RS Dhamanhuri Barabai tersisa 60 tabung. Ketersediaan oksigen diperkirakan hanya mampu bertahan hingga hari ini, Selasa (27/7). "Tapi saya baru dapat kabar, ada stok oksigen yang baru datang di Banjarmasin. Semoga kita dapat suplai oksigennya," ujarnya.
Sedangkan ketersediaan bed untuk pasien Covid-19 di RS Dhamanhuri diklaim aman. Dari 44 bed yang disediakan terpakai sebanyak 31 bed. bed ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 yang memiliki komorbid. "Dalam sepekan ini juga tidak ada pasien yang sampai kita rujuk," tandasnya.
Di daerah tetangga Barabai– Kandangan–kasus Covid-19 juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Bahkan ketersedian bed atau tempat tidur di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brigjen H Hassan Basry Kandangan hampir habis.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan dan Penunjang Medik RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan, Ismayanti mengatakan dari ketersediaan bed atau tempat tidur di RSUD Brigjen H Hassan Basry Kandangan sebanyak 85 unit sudah separuh lebih terisi untuk merawat pasien terkonfirmasi kasus positif Covid-19.
“Dari 85 unit bed atau tempat tidur saat ini sudah 66 unit yang terisi. Jadi sisa 19 bed atau tempat tidur yang masih kosong,” ujarnya, Senin (26/7) saat dikonfirmasi.
Dari 66 orang yang mendapatkan perawatan Covid-19 di RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan tidak semua berasal dari Kabupaten HSS. Ada juga sebagai rujukan dari Kabupaten lain.
"Dari Kabupaten HSS 55 orang yang diberikan perawatan. Sisanya 11 orang dari luar Kabupaten HSS," tutur Isma.
Jika tempat tidur disediakan semua terisi untuk perawatan kasus positif, RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan akan menambah bed atau tempat tidur di ruang isolasi lantai satu rumah sakit setempat.
“Ada sekitar 30 bed atau tempat tidur akan ditambah kalau semua sudah tersisi,” sebut Isma.
Sedangkan ketersedian oksigen di RSUD Brigjen H Hassan Basry Kandangan sebanyak 109 buah dan diperkirakan hanya dapat bertahan untuk 43 jam ke depan.
Yang juga menipis adalah oksigen di RSUD Datu Sanggul Rantau. Direktur RSUD, Milhna mengatakan pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit mencapai 34 orang. Hampir rata-rata memerlukan oksigen.
"Jadi sebenarnya di rumah sakit menyediakan 20 kamar untuk positif Covid-19, tapi kita tambah lagi 20 kamar karena ada lonjakan. Totalnya 40 bed atau kamar," ucapnya.
Sementara untuk ketersediaan oksigen, diakui Dokter spesialis kandungan ini hanya mampu digunakan satu hari saja. Antisipasi yang dilakukan, setiap hari petugas langsung mendatangi distribusi oksigen."Memang rata-rata dari 34 pasien menggunakan tabung oksigen. Bahkan, ada satu tabung bisa habis 2 jam sampai 3 jam," ucapnya.
Di RSUD Pambalah Batung (PB) Amuntai, ketersediaan oksigen masih dalam keadaan terkendali. Direktur BLUD RSUD PB dr Mochammad Yandi Friyandi mengatakan bahkan stok ini hingga sepekan lebih. HSU sendiri adalah daerah yang cukup minim jumlah kasus Covid.
Langkanya stok oksigen medis langsung diantisipasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bersama pihak terkait, dengan cara mengatur arus distribusinya.
Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA bersama Satgas Oksigen, Minggu (25/7) memantau langsung stok oksigen di sejumlah gudang perusahaan. Serta mendatangi proses bongkar di Terminal Petikemas Trisakti Banjarmasin.
“Kebutuhan oksigen cukup tinggi sekarang dari rumah sakit, oleh karenanya pengaturannya harus dimonitor secara ketat,” ujar Safrizal kepada wartawan di sela pemantauan kedatangan oksigen cair (liquid oxygen) itu.
Salah satu perusahaan oksigen di Provinsi Kalsel memasok 56 ton liquid oksigen (oksigen cair) yang diangkut dalam tiga tabung melalui Pelabuhan Trisakti Banjarmasin.
Proses pengangkutan di Terminal Peti Kemas Trisakti Banjarmasin, turut disaksikan pihak KSOP Banjarmasin, PT Pelindo, pemilik armada dan anggota Satgas Oksigen Provinsi Kalsel dan pihak terkait lain.
“(Pemantauan) dalam rangka memastikan rantai distribusi oksigen dan jalur pasok semua lancar, jangan ada hambatan administrasi, diprioritaskan, terutama terhadap oksigen liquid yang didatangkan dari luar Kalimantan,” ujar Safrizal.
Dia mengungkapkan, untuk menjaga ketersediannya, saat ini penjualan oksigen untuk industri yang dipasok perusahaan sementara dihentikan. Karena seluruhnya diprioritaskan memenuhi kebutuhan medis di rumah sakit.
“Masyarakat tidak bisa secara perorangan membeli oksigen, kecuali pihak yang mendapat rekomendasi dokter. Jadi tidak usah dicari, karena memang tidak dijual,” ujarnya.
Kebutuhan oksigen di Kalsel sendiri belakangan semakin meningkat seiring bertambahnya masyarakat terinfeksi Covid-19 yang dirawat di rumah sakit swasta, maupun milik pemerintah.
Oksigen yang didatangkan ujar Safrizal, dari perusahaan yang mendapat kuota untuk disalurkan ke rumah sakit dan dibayar pemerintah provinsi, kabupaten/kota serta sebagian lagi bantuan Kemenkes.
Sistem pengisian oksigen untuk pemenuhan kebutuhan di Kalsel dilakukan dua cara, yakni pengisian gas yang bisa dilaksanakan salah satu perusahaan di Kalsel dengan kapasitas 600 tabung per hari. Cara lain melalui pengisian liquid yang bahannya harus didatangkan dari luar Kalsel.
Sebelumnya, salah satu perusahaan gas juga mengalokasikan sebanyak 2.200 tabung oksigen bagi keperluan medis di rumah sakit. Terutama untuk penanganan pasien covid-19 di Kalsel, sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan permintaan.
Perusahaan ini memiliki dua stasiun pengisian di Kalsel yaitu di Tanjung, Kabupaten Tabalong dengan kapasitas produksi 300 tabung perhari.
Sedangkan untuk medis dialokasikan 1.300 tabung. Kemudian di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu juga 300 tabung perhari dan alokasi untuk medis 500 tabung selama masa pandemi.