28.2 C
Jakarta
Friday, December 13, 2024

Hasil Analisis LAPAN Terkait Banjir Besar di Kalsel, Ternyata Mengeri

PROKALTENG.CO-Hasil analisis
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan peningkatan
risiko banjir di Kalimantan Selatan disebabkan penyempitan kawasan hutan yang
signifikan.

LAPAN menyebut kontribusi penyusutan hutan dalam
kurun 10 tahun terakhir terhadap peningkatan risiko banjir di wilayah
Kalimantan Selatan. Data tutupan lahan menunjukkan bahwa dari tahun 2010
sampai 2020 terjadi penyusutan luas hutan secara keeeluruhan mencapai total 322
ribu hektare.

Penyempitan itu terdiri dari hutan primer 13 ribu
hektare, hutan sekunder 116 ribu ha, sawah 146 ribu ha, dan semak belukar
masing-masing 47 ribu ha.

Sedangkan area perkebunan di wilayah itu
menurut data perubahan tutupan lahan luasnya bertambah hingga 219 ribu ha.

 

“Perubahan
penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan
terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu
masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari,”
kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN M Rokhis Khomaruddin.

Baca Juga :  Ferry Penyeberangan Kotabaru-Batulicin Karam, 23 Orang Dievakuasi

Selain itu, hasil analisis curah hujan berdasarkan
data satelit Himawari-8 menunjukkan liputan awan penghasil hujan terjadi sejak
12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di
wilayah Kalimantan Selatan.

 

“Curah
hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan
Selatan pada tanggal 13 Januari 2021,” kata Rokhis.


LAPAN juga
meneliti luas genangan akibat banjir pada 12 Juli 2020 (sebelum banjir) dan 13
Januari 2021 (saat/setelah banjir) dengan menggunakan data satelit Sentinel 1A.


Menurut hasil perhitungan, banjir menimbulkan
genangan paling luas di Kabupaten Barito Kuala (sekitar 60 ribu ha) disusul
Kabupaten Banjar (sekitar 40 ribu ha), Kabupaten Tanah Laut (sekitar 29 ribu
ha), dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (sekitar 12 ribu ha). Genangan juga
muncul di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sekitar 11 ribu ha), Kabupaten Tapin
(sekitar 11 ribu ha), dan Kabupaten Tabalong (sekitar 10 ribu ha).

Baca Juga :  Lagi! Servak Covid-19 Sasar Warga Pesisir

 

Sementara itu
di Kabupaten Balangan, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Hulu Sungai
Utara, Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Murung Raya luas genangannya menurut
data LAPAN antara delapan ribu sampai 10 ribu ha. Tim tanggap darurat
bencana LAPAN menganalisis penyebab banjir yang terjadi 12 sampai 13 Januari
2021 di Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan data cuaca dan luas
tutupan lahan.

 

LAPAN
menganalisis perubahan tutupan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito
menggunakan data mosaik Landsat tahun 2010 dan 2020. Data-data yang digunakan
merupakan data satelit penginderaan jauh dengan resolusi menengah. Hasil
pengolahan data masih bersifat estimasi, belum dilakukan verifikasi serta
validasi untuk mengetahui tingkat akurasinya. 

PROKALTENG.CO-Hasil analisis
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menunjukkan peningkatan
risiko banjir di Kalimantan Selatan disebabkan penyempitan kawasan hutan yang
signifikan.

LAPAN menyebut kontribusi penyusutan hutan dalam
kurun 10 tahun terakhir terhadap peningkatan risiko banjir di wilayah
Kalimantan Selatan. Data tutupan lahan menunjukkan bahwa dari tahun 2010
sampai 2020 terjadi penyusutan luas hutan secara keeeluruhan mencapai total 322
ribu hektare.

Penyempitan itu terdiri dari hutan primer 13 ribu
hektare, hutan sekunder 116 ribu ha, sawah 146 ribu ha, dan semak belukar
masing-masing 47 ribu ha.

Sedangkan area perkebunan di wilayah itu
menurut data perubahan tutupan lahan luasnya bertambah hingga 219 ribu ha.

 

“Perubahan
penutup lahan dalam 10 tahun ini dapat memberikan gambaran kemungkinan
terjadinya banjir di DAS Barito, sehingga dapat digunakan sebagai salah satu
masukan untuk mendukung upaya mitigasi bencana banjir di kemudian hari,”
kata Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN M Rokhis Khomaruddin.

Baca Juga :  Ferry Penyeberangan Kotabaru-Batulicin Karam, 23 Orang Dievakuasi

Selain itu, hasil analisis curah hujan berdasarkan
data satelit Himawari-8 menunjukkan liputan awan penghasil hujan terjadi sejak
12 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga 15 Januari 2021 di
wilayah Kalimantan Selatan.

 

“Curah
hujan ini menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda Provinsi Kalimantan
Selatan pada tanggal 13 Januari 2021,” kata Rokhis.


LAPAN juga
meneliti luas genangan akibat banjir pada 12 Juli 2020 (sebelum banjir) dan 13
Januari 2021 (saat/setelah banjir) dengan menggunakan data satelit Sentinel 1A.


Menurut hasil perhitungan, banjir menimbulkan
genangan paling luas di Kabupaten Barito Kuala (sekitar 60 ribu ha) disusul
Kabupaten Banjar (sekitar 40 ribu ha), Kabupaten Tanah Laut (sekitar 29 ribu
ha), dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (sekitar 12 ribu ha). Genangan juga
muncul di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (sekitar 11 ribu ha), Kabupaten Tapin
(sekitar 11 ribu ha), dan Kabupaten Tabalong (sekitar 10 ribu ha).

Baca Juga :  Lagi! Servak Covid-19 Sasar Warga Pesisir

 

Sementara itu
di Kabupaten Balangan, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Hulu Sungai
Utara, Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Murung Raya luas genangannya menurut
data LAPAN antara delapan ribu sampai 10 ribu ha. Tim tanggap darurat
bencana LAPAN menganalisis penyebab banjir yang terjadi 12 sampai 13 Januari
2021 di Provinsi Kalimantan Selatan dengan menggunakan data cuaca dan luas
tutupan lahan.

 

LAPAN
menganalisis perubahan tutupan lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito
menggunakan data mosaik Landsat tahun 2010 dan 2020. Data-data yang digunakan
merupakan data satelit penginderaan jauh dengan resolusi menengah. Hasil
pengolahan data masih bersifat estimasi, belum dilakukan verifikasi serta
validasi untuk mengetahui tingkat akurasinya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru