PROKALTENG.CO-Operasi evakuasi korban kapal feri KMP Muchlisa yang tenggelam di perairan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU) sekira pukul 15.00 Wita pada Senin (5/5) diwarnai tantangan berat, dan tidak mudah.
Kepala Pelaksana Harian Badan Pemberdayaan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, mengungkapkan bahwa tim penyelam menghadapi bahaya besar saat melakukan penyelaman hingga kedalaman 20 meter di sekitar kapal yang terus bergoyang.
“Kondisi kapal yang terus bergerak di kedalaman itu sangat menyulitkan dan berbahaya bagi tim penyelam,” kata Muhammad Sukadi Kuncoro mengisahkan pengalamannya mendampingi tim pencarian dan penyelamatan saat tragedi tenggelamnya kapal milik PT Sadena Mitra Bahari itu, Rabu (14/5).
Dia melanjutkan, bahwa upaya pencarian terhadap dua anak buah kapal (ABK) yang terjebak dalam badan moda transportasi laut itu, tim penyelam gabungan Basarnas Kota Balikpapan yang terdiri dari personel Basarnas, TNI AL, dan relawan, harus bergantian turun karena keterbatasan oksigen.
“Mereka melakukan pencarian secara hati-hati untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan operasi,” jelasnya.
Muhammad Sukadi Kuncoro menyebutkan bahwa tim sempat mempertimbangkan opsi memotong rampdoor kapal untuk mempermudah akses. Namun, tidak jadi, setelah dua ABK, masing-masing atas nama Ilham Suharto (25), kelasi, berhasil ditemukan terjebak di dalam dek ekonomi pada pencarian hari kedua, Selasa (6/5).
Sedangkan, Mualim I, Khayu Mutiara Purwati, berhasil dievakuasi pada hari ketiga, Rabu (7/5). BPBD PPU sendiri berperan sebagai tim pendukung dalam operasi yang dipimpin oleh Basarnas Balikpapan itu.
Pencarian korban, kata dia, dilakukan dengan membagi area menjadi tiga sektor untuk memastikan area terdampak dapat dicari secara efektif. Operasi pencarian terus dilakukan selama tujuh hari sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Setelah sepekan, upaya pencarian bisa dihentikan.
“Tetapi, alhamdulillah, operasi pencarian belum sampai memasuki hari ketujuh, tim SAR gabungan sudah berhasil mengevakuasi korban,” kata Muhammad Sukadi Kuncoro.(jpg)