28.2 C
Jakarta
Friday, December 6, 2024

Sebelum Berubah Mall Besar, Pernah Ada Bioskop di Mitra Plaza

SEBELUM ada Duta Mall Banjarmasin, Gedung Mitra Plaza di Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin menjadi pusat pertokoan dan hiburan pada tahun 1990-an lalu. Dari tempat bermain anak hingga bioskop XXI ada di sini. Tidak hanya menjadi pusat perbelanjaan dari pakaian dan kebutuhan rumah tangga, hingga diskotik juga tersedia. Ini menjadikan Mitra Plaza yang dibangun pada 1990 sebagai “mal” pertama bagi masyarakat Banjarmasin maupun provinsi tetangga Kalteng.

Mitra Plaza terdiri dari empat lantai. Di lantai dasar terdapat perkantoran dan pertokoan. Di lantai 1 digunakan untuk tempat penjualan pakaian. Sedangkan di lantai 2 terdapat swalayan Hero, toko buku Gramedia, restoran cepat saji CFC, dan studio XXI. Di lantai 3 terdapat diskotek, kedai kopi, hingga tempat hiburan.

23 Mei 1997 menjadi titik balik Mitra Plaza ini. Pada hari itu terjadi kerusuhan menjelang pemilu. Saat itu, Mitra Plaza terbakar hebat. Penjarahan terjadi, hingga membuat lumpuh pusat perbelanjaan itu.

Baca Juga :  Remaja Kemudikan Pikap, Eh…Tabrak Jembatan

Padahal petugas sudah menutup jalan menuju Mitra Plaza saat itu. Namun, saking banyaknya massa, akhirnya tak bisa dibendung. Massa mulai memecahkan kaca-kaca etalase, masuk ke dalam gedung, dan menjarah apa saja yang bisa diambil.

Massa mengamuk dan mengobrak-abrik isi gedung. Pada saat itu tersiar kabar bahwa pasukan keamanan diperbolehkan untuk menangkap dan menembak di tempat, tetapi pasukan keamanan tidak melakukan apa-apa. Akhirnya, massa yang lengkap dengan berbagai senjata tajam itu terus mengamuk.

Amukan massa berakhir dengan banyaknya mayat yang tewas terpanggang di dalam bangunan.
Sejarawan FKIP ULM, Mansyur mengatakan jumlah korban tragedi itu hingga kini belum bisa dipastikan sepenuhnya.

Memang dari data kepolisian, ada 121 korban jiwa yang tersebar di beberapa tempat di Banjarmasin. Tak hanya di Mitra Plaza, korban juga ditemukan di tempat lain. Sedangkan korban tewas versi pihak keamanan lainnya lebih besar lagi sebanyak 142 orang.

Baca Juga :  Tak Kuat Menanjak, Truk Mundur Telan Korban Jiwa

Menurutnya, perbedaan data bisa saja terjadi. Ada perbedaan metode penghitungan. Bahkan, ada tambahan dari korban kerusuhan di luar dari yang tewas terbakar. “Kejadian 23 Mei 1997 silam, berdampak besar terhadap Kalsel. Semoga ini yang terakhir, dan tak terjadi lagi,” ujarnya.

Mitra Plaza sempat eksis kembali. Namun, kondisinya tak lagi seramai sebelum kerusuhan. Beberapa tenan sudah jauh berkurang. Yang paling terasa di pusat permainan anak-anak.

Terlebih, sudah mulai menjamurnya beberapa tempat bermain anak di tempat lain. Berangsur semakin sepi beberapa tahun belakangan, setelah Ramayana tutup, disusul toko pakaian Hawaii, dan terbaru restoran makanan siap saji Texas. Kini, gedung yang lahannya milik Pemkot Banjarmasin itu diubah sebagian menjadi Mal Pelayanan Publik (MPP). (jpg)

SEBELUM ada Duta Mall Banjarmasin, Gedung Mitra Plaza di Jalan Pangeran Antasari Banjarmasin menjadi pusat pertokoan dan hiburan pada tahun 1990-an lalu. Dari tempat bermain anak hingga bioskop XXI ada di sini. Tidak hanya menjadi pusat perbelanjaan dari pakaian dan kebutuhan rumah tangga, hingga diskotik juga tersedia. Ini menjadikan Mitra Plaza yang dibangun pada 1990 sebagai “mal” pertama bagi masyarakat Banjarmasin maupun provinsi tetangga Kalteng.

Mitra Plaza terdiri dari empat lantai. Di lantai dasar terdapat perkantoran dan pertokoan. Di lantai 1 digunakan untuk tempat penjualan pakaian. Sedangkan di lantai 2 terdapat swalayan Hero, toko buku Gramedia, restoran cepat saji CFC, dan studio XXI. Di lantai 3 terdapat diskotek, kedai kopi, hingga tempat hiburan.

23 Mei 1997 menjadi titik balik Mitra Plaza ini. Pada hari itu terjadi kerusuhan menjelang pemilu. Saat itu, Mitra Plaza terbakar hebat. Penjarahan terjadi, hingga membuat lumpuh pusat perbelanjaan itu.

Baca Juga :  Remaja Kemudikan Pikap, Eh…Tabrak Jembatan

Padahal petugas sudah menutup jalan menuju Mitra Plaza saat itu. Namun, saking banyaknya massa, akhirnya tak bisa dibendung. Massa mulai memecahkan kaca-kaca etalase, masuk ke dalam gedung, dan menjarah apa saja yang bisa diambil.

Massa mengamuk dan mengobrak-abrik isi gedung. Pada saat itu tersiar kabar bahwa pasukan keamanan diperbolehkan untuk menangkap dan menembak di tempat, tetapi pasukan keamanan tidak melakukan apa-apa. Akhirnya, massa yang lengkap dengan berbagai senjata tajam itu terus mengamuk.

Amukan massa berakhir dengan banyaknya mayat yang tewas terpanggang di dalam bangunan.
Sejarawan FKIP ULM, Mansyur mengatakan jumlah korban tragedi itu hingga kini belum bisa dipastikan sepenuhnya.

Memang dari data kepolisian, ada 121 korban jiwa yang tersebar di beberapa tempat di Banjarmasin. Tak hanya di Mitra Plaza, korban juga ditemukan di tempat lain. Sedangkan korban tewas versi pihak keamanan lainnya lebih besar lagi sebanyak 142 orang.

Baca Juga :  Tak Kuat Menanjak, Truk Mundur Telan Korban Jiwa

Menurutnya, perbedaan data bisa saja terjadi. Ada perbedaan metode penghitungan. Bahkan, ada tambahan dari korban kerusuhan di luar dari yang tewas terbakar. “Kejadian 23 Mei 1997 silam, berdampak besar terhadap Kalsel. Semoga ini yang terakhir, dan tak terjadi lagi,” ujarnya.

Mitra Plaza sempat eksis kembali. Namun, kondisinya tak lagi seramai sebelum kerusuhan. Beberapa tenan sudah jauh berkurang. Yang paling terasa di pusat permainan anak-anak.

Terlebih, sudah mulai menjamurnya beberapa tempat bermain anak di tempat lain. Berangsur semakin sepi beberapa tahun belakangan, setelah Ramayana tutup, disusul toko pakaian Hawaii, dan terbaru restoran makanan siap saji Texas. Kini, gedung yang lahannya milik Pemkot Banjarmasin itu diubah sebagian menjadi Mal Pelayanan Publik (MPP). (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru