33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jembatan Alalak Molor Lagi, Antrean dan Macet Bakal Lama

PROKALTENG.CO-Para sopir angkutan tujuan Kalteng dari Kalsel
maupun sebaliknya, harus lebih bersabar. Pasalnya, Jalan Gubernur Syarkawi yang
selama ini menjadi akses utama belum bisa ditangani maksimal. Air yang masih
pasang menghambat perbaikan.

Sementara, Jembatan Sungai
Alalak yang diharapkan sebagai jalan alternatif, sampai saat ini belum selesai
dikerjakan. Bahkan, diprediksi baru akan tuntas dan bisa dilewati pada bulan
September mendatang. Jika kondisi Jalan Gubernur Syarkawi masih tak bisa dilalui,
praktis antrean sopir angkutan untuk diseberangkan dengan feri penyeberangan di
Sungai Alalak masih akan lama.

Dilansir dari laman
Prokal.co, Rabu (3/2), Deputi Proyek Manajer Jembatan Sungai Alalak, Fajrin
menyampaikan, pekerjaan jembatan yang sempat terkendala karena faktor cuaca
hingga dampak pandemi Covid-19 yang memaksa pekerjaan tak leluasa, akan
diperpanjang dengan target tuntas pada bulan September.

“Saat ini dalam proses tahapan perpanjangan waktu pekerjaan,”
ujarnya kemarin.

Semula target tuntasnya pekerjaan jembatan ini pada bulan Maret
mendatang. Namun, lantaran ada faktor di luar dugaan, maka pekerjaannya pun
sempat tertunda. Belum lagi sebut Fajrin, saat mengerjakan tiang pylon dan
erection segment deck jembatan yang pekerjaannya cukup sulit dan tergantung
cuaca.

Untuk diketahui, Jembatan
Sungai Alalak dibangun dengan model cable stayed dengan tiang jembatan
melengkung. Membentuk lengkungan ini diakuinya cukup sulit. Apalagi tiang
penyangga hanya disambungkan dengan kabel baja berkekuatan tinggi. Diterangkan
Fajrin, pemasangan kabel tak bisa sekaligus. Karena harus mempertimbangkan
teknis dan keamaanan saat pelaksanaannya. “Ada urutan tahapan pekerjaan yang
harus dikerjakan satu persatu dan tidak bisa dikerjakan bersamaan sekaligus,”
terangnya.

Baca Juga :  Pesangon Tak Dibayar, Motor Mantan Bos Dicuri

Lalu bagaimana dengan Jalan
Gubernur Syarkawi yang sebelumnya menjadi jalan khusus bagi angkutan. Apakah
bisa dikebut pekerjaannya untuk memudahkan kembali para sopir angkutan? Kepala
Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalsel, Syauqi Kamal menegaskan, pihaknya tak
tutup mata dengan keluhan para sopir angkutan saat ini. Kondisi jalan yang
masih tergenang sebutnya, membuat penanganan pekerjaan tak bisa dilakukan cepat.

Dia menyampaikan, beberapa titik jalan yang bisa ditangani sudah
dilakukan pengurukan dan ditinggikan. “Tapi tak semuanya bisa. Masih ada yang
terendam. Kalau diuruk, material akan larut dibawa air dan sia-sia,” tuturnya
kemarin. Ditegaskannya lagi, begitu air sudah mulai kering, tak ada alasan lagi
untuk menunda perbaikan jalan tersebut. Apalagi sebutnya, untuk perbaikan ruas
jalan di sana sebenarnya sudah terkontrak. “Jalan di sana sangat vital untuk
perekonomian. Ini menjadi perhatian kami sekarang,” tegasnya.

Soal permintaan para sopir
angkutan agar bisa melintasi Jembatan Sungai Alalak yang lama. Syauqi
menerangkan, sesuai kesepakatan dengan forum lalu lintas angkutan jalan, bahwa
permintaan tersebut tak bisa dipenuhi. Salah satu alasan, sebutnya, adalah
kondisi jembatan yang di bagian bawahnya sudah keropos.

Baca Juga :  Bangun Herd Immunity, Gelar Pemerataan Servak Maritim

Belum lagi di sampingnya ada
pekerjaan jembatan yang dituntut cepat demi membuat kenyamanan pengendara.
“Sangat membahayakan kalau dilintasi. Kondisi jembatan sudah tua, makanya
dibangun jembatan baru,” sebutnya. Di sisi lain, sopir angkutan barang pecah
belah tujuan Kapuas, Kalteng, Effendi mengaku, hanya bisa pasrah dengan kondisi
seperti ini. Dia hanya meminta agar pemerintah secepatnya menangani kerusakan
Jalan Gubernur Syarkawi. “Solusinya hanya itu dan Jembatan Sungai Alalak
tuntas,” sebutnya.

Jika keduanya lamban
dikerjakan, yang paling mengalami kerugian adalah para sopir. “Tak hanya waktu,
juga tenaga. Saya saja antre diseberangkan sejak pukul 23.00 Wita kemarin,”
ucapnya. Antrean panjang sopir angkutan untuk diseberangkan dengan kapal feri
LCT, berdampak dengan kemacetan arus Jalan H Hasan Basri. Jam-jam padat seperti
sore hari, kemacetan tak bisa terhindarkan. Apalagi akses jalan alternatif,
yakni Jembatan Perumnas yang menghubungkan dengan Handil Bakti, hanya bisa
dilalui secara bergantian.

Anida, warga Komplek Griya
Permata, Handil Bakti, mengaku sudah tak sabar Jembatan Sungai Alalak selesai.
Bagaimana tidak, waktu perjalanan yang biasanya hanya 15 menit ke pusat Kota
Banjarmasin, sejak dibangunnya jembatan baru, dia butuh waktu hampir setengah
jam. “Apalagi akhir-akhir ini macetnya tambah parah,” keluhnya.

 

PROKALTENG.CO-Para sopir angkutan tujuan Kalteng dari Kalsel
maupun sebaliknya, harus lebih bersabar. Pasalnya, Jalan Gubernur Syarkawi yang
selama ini menjadi akses utama belum bisa ditangani maksimal. Air yang masih
pasang menghambat perbaikan.

Sementara, Jembatan Sungai
Alalak yang diharapkan sebagai jalan alternatif, sampai saat ini belum selesai
dikerjakan. Bahkan, diprediksi baru akan tuntas dan bisa dilewati pada bulan
September mendatang. Jika kondisi Jalan Gubernur Syarkawi masih tak bisa dilalui,
praktis antrean sopir angkutan untuk diseberangkan dengan feri penyeberangan di
Sungai Alalak masih akan lama.

Dilansir dari laman
Prokal.co, Rabu (3/2), Deputi Proyek Manajer Jembatan Sungai Alalak, Fajrin
menyampaikan, pekerjaan jembatan yang sempat terkendala karena faktor cuaca
hingga dampak pandemi Covid-19 yang memaksa pekerjaan tak leluasa, akan
diperpanjang dengan target tuntas pada bulan September.

“Saat ini dalam proses tahapan perpanjangan waktu pekerjaan,”
ujarnya kemarin.

Semula target tuntasnya pekerjaan jembatan ini pada bulan Maret
mendatang. Namun, lantaran ada faktor di luar dugaan, maka pekerjaannya pun
sempat tertunda. Belum lagi sebut Fajrin, saat mengerjakan tiang pylon dan
erection segment deck jembatan yang pekerjaannya cukup sulit dan tergantung
cuaca.

Untuk diketahui, Jembatan
Sungai Alalak dibangun dengan model cable stayed dengan tiang jembatan
melengkung. Membentuk lengkungan ini diakuinya cukup sulit. Apalagi tiang
penyangga hanya disambungkan dengan kabel baja berkekuatan tinggi. Diterangkan
Fajrin, pemasangan kabel tak bisa sekaligus. Karena harus mempertimbangkan
teknis dan keamaanan saat pelaksanaannya. “Ada urutan tahapan pekerjaan yang
harus dikerjakan satu persatu dan tidak bisa dikerjakan bersamaan sekaligus,”
terangnya.

Baca Juga :  Pesangon Tak Dibayar, Motor Mantan Bos Dicuri

Lalu bagaimana dengan Jalan
Gubernur Syarkawi yang sebelumnya menjadi jalan khusus bagi angkutan. Apakah
bisa dikebut pekerjaannya untuk memudahkan kembali para sopir angkutan? Kepala
Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalsel, Syauqi Kamal menegaskan, pihaknya tak
tutup mata dengan keluhan para sopir angkutan saat ini. Kondisi jalan yang
masih tergenang sebutnya, membuat penanganan pekerjaan tak bisa dilakukan cepat.

Dia menyampaikan, beberapa titik jalan yang bisa ditangani sudah
dilakukan pengurukan dan ditinggikan. “Tapi tak semuanya bisa. Masih ada yang
terendam. Kalau diuruk, material akan larut dibawa air dan sia-sia,” tuturnya
kemarin. Ditegaskannya lagi, begitu air sudah mulai kering, tak ada alasan lagi
untuk menunda perbaikan jalan tersebut. Apalagi sebutnya, untuk perbaikan ruas
jalan di sana sebenarnya sudah terkontrak. “Jalan di sana sangat vital untuk
perekonomian. Ini menjadi perhatian kami sekarang,” tegasnya.

Soal permintaan para sopir
angkutan agar bisa melintasi Jembatan Sungai Alalak yang lama. Syauqi
menerangkan, sesuai kesepakatan dengan forum lalu lintas angkutan jalan, bahwa
permintaan tersebut tak bisa dipenuhi. Salah satu alasan, sebutnya, adalah
kondisi jembatan yang di bagian bawahnya sudah keropos.

Baca Juga :  Bangun Herd Immunity, Gelar Pemerataan Servak Maritim

Belum lagi di sampingnya ada
pekerjaan jembatan yang dituntut cepat demi membuat kenyamanan pengendara.
“Sangat membahayakan kalau dilintasi. Kondisi jembatan sudah tua, makanya
dibangun jembatan baru,” sebutnya. Di sisi lain, sopir angkutan barang pecah
belah tujuan Kapuas, Kalteng, Effendi mengaku, hanya bisa pasrah dengan kondisi
seperti ini. Dia hanya meminta agar pemerintah secepatnya menangani kerusakan
Jalan Gubernur Syarkawi. “Solusinya hanya itu dan Jembatan Sungai Alalak
tuntas,” sebutnya.

Jika keduanya lamban
dikerjakan, yang paling mengalami kerugian adalah para sopir. “Tak hanya waktu,
juga tenaga. Saya saja antre diseberangkan sejak pukul 23.00 Wita kemarin,”
ucapnya. Antrean panjang sopir angkutan untuk diseberangkan dengan kapal feri
LCT, berdampak dengan kemacetan arus Jalan H Hasan Basri. Jam-jam padat seperti
sore hari, kemacetan tak bisa terhindarkan. Apalagi akses jalan alternatif,
yakni Jembatan Perumnas yang menghubungkan dengan Handil Bakti, hanya bisa
dilalui secara bergantian.

Anida, warga Komplek Griya
Permata, Handil Bakti, mengaku sudah tak sabar Jembatan Sungai Alalak selesai.
Bagaimana tidak, waktu perjalanan yang biasanya hanya 15 menit ke pusat Kota
Banjarmasin, sejak dibangunnya jembatan baru, dia butuh waktu hampir setengah
jam. “Apalagi akhir-akhir ini macetnya tambah parah,” keluhnya.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru