Tes wawancara terhadap 20 calon pimpinan
Komisi Pemberantasan Korupsi (capim KPK) akhirnya selesai kemarin. Hal itu sekaligus
menandai berakhirnya rangkaian seleksi yang dilakukan panitia seleksi (pansel)
sejak Juni lalu.
Rencananya, awal pekan
depan, pansel menyerahkan 10 nama yang lolos tes wawancara kepada Presiden Joko
Widodo.
Ketua Pansel Capim KPK
Yenti Garnasih mengatakan, setelah tes wawancara, sembilan anggota pansel akan
meneliti hasilnya secara kolektif. Rencananya pembahasan hasil wawancara
dilakukan mulai hari ini (30/8) dan Selesai pada Senin pagi (2/9) sebelum
diserahkan ke Jokowi.
“Senin jam 3 sore
insya Allah kami diterima presiden untuk menyerahkan 10 nama tersebut,†ujar
dia di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, kemarin (29/8).
Di tempat terpisah,
perseteruan di balik proses seleksi capim KPK makin panas. Sebab, Juru Bicara
KPK Febri Diansyah serta dua aktivis antikorupsi, Asfinawati (ketua Yayasan
Lembaga Bantuan Hukum Indonesia/YLBHI) dan Adnan Topan Husodo (koordinator
Indonesia Corruption Watch/ICW), dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Pelaporan itu
diketahui dari surat tanda bukti lapor Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu
(SKPT) Polda Metro Jaya tertanggal 28 Agustus 2019. Dalam surat itu disebutkan,
pihak pelapor bernama Agung Zulianto. Yang menjadi korban adalah pemuda kawal
KPK dan masyarakat DKI Jakarta. Sementara itu, delik yang dilaporkan adalah
dugaan memberikan kabar bohong alias hoaks.
Febri mengaku belum
mendapat informasi detail terkait laporan tersebut. Namun, dia menduga bahwa
laporan itu kental kaitannya dengan upaya pengawalan seleksi capim KPK yang
dilakukannya bersama dengan koalisi masyarakat sipil. “Kami akan berjalan terus
mengawal proses seleksi pimpinan KPK ini,†tegas dia kemarin.
Meski dilaporkan ke
polisi, Febri mengajak semua pihak untuk tetap terlibat aktif mengawal proses
seleksi pimpinan KPK. Dia yakin Polri sebagai lembaga penegak hukum akan
melihat laporan tersebut mendasar atau tidak mendasar.
“Yang perlu diingat
adalah upaya mengawal proses seleksi ini akan terus dilakukan. KPK memastikan
seluruh upaya itu dilakukan sejak awal,†ujarnya.
Febri juga mengajak
pansel untuk datang ke KPK. Ajakan itu sudah disampaikan secara lisan maupun
melalui surat resmi. KPK berharap pansel melihat data-data terkait capim-capim
yang diduga bermasalah.
Senada dengan Febri,
Asfinawati tidak terlalu pusing dengan laporan tersebut. Dia pun sudah kenyang
dengan upaya pelaporan semacam itu ketika menjaga KPK. “Laporan-laporan seperti
ini bukan hal baru dan bukan kali pertama,†tuturnya.(jpg)