33 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Bantah Korban Kekerasan, Napi di Bartim Murni Bunuh Diri

TAMIANG LAYANG –
Tewasnya Sularso (33), narapidana Rutan Tamiang Layang disebutkan murni karena bunuh
diri. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh
korban berdasarkan pemeriksaan medis.

“Korban murni
bunuh diri. Karena tidak ditemukan tanda kekerasan dari hasil koordinasi dokter
RSUD yang menangani meski belum keluar untuk hasil visum et repertum,”
kata Kasatreskrim Polres Bartim Iptu Ecky Widi Prawira melalui KBO Reskrim Ipda
Siswanto kepada Kalteng Pos, Jumat (22/11).

Menurut dia,
berdasarkan keterangan dokter, tidak terdapat luka selain memar yang ada di
leher korban bekas jeratan tali nilon, alat untuk gantung diri. Diperkuat
dengan tanda keluarnya cairan sperma pada kemaluan korban.

Baca Juga :  Toples di Meja Makan Bandar Tj Jariangau Ini Isinya Puluhan Paket Sabu

Siswanto membantah jika
Sularso merupakan korban kekerasan. Meski, ujar dia, ditemukan di kamar 8 wisma
punai, dan bukan di tempat huniannya di kamar 2 wisma murai.

Kepolisian juga telah
meminta keterangan pihak Rutan Tamiang Layang bahwa TKP yang digunakan korban
untuk mengakhiri hidupnya memang waktu itu dalam kondisi kosong. TKP atau wisma
8 punai diisi oleh WBP yang memasak di dapur dan berada di lorong ujung.

“Dari alasan rutan,
korban merupakan warga binaan pada perkara ringan sehingga diperkenankan keluar
yang kebetulan waktu kejadian kamar dalam kondisi kosong,” ulas Siswanto.

Sementara Kasubsi
Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIb Tamiang Layang Simanjuntak membenarkan,
korban ditemukan tergantung pada kamar 8 wisma punai. Di sana, kata dia, dihuni
oleh WBP yang memiliki pekerjaan memasak di dapur.

Baca Juga :  Keluarkan Hasil Pengukuran Tanah Sengketa, BPN Sarankan Hal Ini

“Waktu kejadian,
para penghuni melaksanakan ibadah salat zuhur dan setelah kembali menemukan
korban sudah tergantung dan melaporkan ke petugas jaga,” katanya, kemarin.
(log/ens)

TAMIANG LAYANG –
Tewasnya Sularso (33), narapidana Rutan Tamiang Layang disebutkan murni karena bunuh
diri. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh
korban berdasarkan pemeriksaan medis.

“Korban murni
bunuh diri. Karena tidak ditemukan tanda kekerasan dari hasil koordinasi dokter
RSUD yang menangani meski belum keluar untuk hasil visum et repertum,”
kata Kasatreskrim Polres Bartim Iptu Ecky Widi Prawira melalui KBO Reskrim Ipda
Siswanto kepada Kalteng Pos, Jumat (22/11).

Menurut dia,
berdasarkan keterangan dokter, tidak terdapat luka selain memar yang ada di
leher korban bekas jeratan tali nilon, alat untuk gantung diri. Diperkuat
dengan tanda keluarnya cairan sperma pada kemaluan korban.

Baca Juga :  Toples di Meja Makan Bandar Tj Jariangau Ini Isinya Puluhan Paket Sabu

Siswanto membantah jika
Sularso merupakan korban kekerasan. Meski, ujar dia, ditemukan di kamar 8 wisma
punai, dan bukan di tempat huniannya di kamar 2 wisma murai.

Kepolisian juga telah
meminta keterangan pihak Rutan Tamiang Layang bahwa TKP yang digunakan korban
untuk mengakhiri hidupnya memang waktu itu dalam kondisi kosong. TKP atau wisma
8 punai diisi oleh WBP yang memasak di dapur dan berada di lorong ujung.

“Dari alasan rutan,
korban merupakan warga binaan pada perkara ringan sehingga diperkenankan keluar
yang kebetulan waktu kejadian kamar dalam kondisi kosong,” ulas Siswanto.

Sementara Kasubsi
Pelayanan Tahanan Rutan Kelas IIb Tamiang Layang Simanjuntak membenarkan,
korban ditemukan tergantung pada kamar 8 wisma punai. Di sana, kata dia, dihuni
oleh WBP yang memiliki pekerjaan memasak di dapur.

Baca Juga :  Keluarkan Hasil Pengukuran Tanah Sengketa, BPN Sarankan Hal Ini

“Waktu kejadian,
para penghuni melaksanakan ibadah salat zuhur dan setelah kembali menemukan
korban sudah tergantung dan melaporkan ke petugas jaga,” katanya, kemarin.
(log/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru