Site icon Prokalteng

Motifnya Kecewa! Anak di Bawah Umur Bakar Sekolah

Kapolres Kapuas AKBP Qori Wicaksono didampingi Kasatreskrim Iptu Iyudi Hartanto, dan Kapolsek Kapuas Timur Iptu Eko Sutrisno, saat press relese perkara, di Aula Mapolres Kapuas, Rabu (21/9/2022). (GALIH/KALTENG POS)

KUALA KAPUAS, PROKALTENG.CO – Tersangka M (14) warga Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas sungguh nekat, meskipun masih di bawah umur, namun dengan beraninya membakar sekolah. Tidak tanggung-tanggung, ada dua sekolah yang dibakarnya.

Kapolres Kapuas AKBP Qori Wicaksono mengungkapkan, kejadian di SDN 2 Anjir Serapat Timur Handel Gembira RT 06 Desa Anjir Serapat Timur Km 14 Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas, dan Sekolah MIS Al-Azhar di Handel Kaderi RT 02 Desa Anjir Serapat Timur Km 14 Kecamatan Kapuas Timur Kabupaten Kapuas.

Menurut Kapolres, tersangka membakar gedung sekolah MIS Al-Azhar dengan cara mengambil kertas dan tissu yang ada didalam ruang guru, kemudian meremas-remas kertas dan tissu tersebut sambil memasukkan satu buah korek api/mancis didalamnya. Setelah itu tersangka membakar kertas dan tissu tersebut, dan selanjutnya setelah terbakar tersangka meninggalkan lokasi kejadian.

“Tersangka berupaya melakukan pembakaran sekolah tersebut selama tiga kali, pertama tanggal 11 Juli 2022, kedua tanggal 14 Juli 2022, dan terakhir Rabu malam tanggal 7 September 2022 Pukul 22.30 WIB,” ungkap Kapolres AKBP Qori Wicaksono didampingi Kasatreskrim Iptu Iyudi Hartanto dan Kapolsek Kapuas Timur Iptu Eko Sutrisno, saat pres rilis Rabu (21/9/2022).

Dari hasil penyelidikan, lanjut Kasatreskrim Iptu Iyudi Hartanto, motifnya karena tersangka merasa kecewa dan kesal dikeluarkan dari sekolah Al-Azhar. “Barang bukti satu kantong plastik abu/arang sisa kebakaran, satu buah gembok beserta engsel, satu buah linggis dengan panjang 51 cm, dan satu buah korek api,” jelasnya.

Kasatreskrim mengakui, tersangka yang masih dibawah umur, penyidik dengan pihak terkait telah dua kali melaksanakan musyawarah perdamaian untuk mengupayakan penyelesaian Restorative Justice, namun sampai saat ini pihak sekolah menolak untuk dilaksanakan perdamaian dan menghendaki perkara ini ditindaklanjuti proses hukum sesuai ketentuan.(alh)

Exit mobile version