KASUS seorang
remaja kelas 3 SMA asal Malang, ZA, terancam penjara padahal dirinya menjadi
korban pembegalan, sejak beberapa
hari terakhir viral di media sosial dan pemberitaan media massa.
Budayawan Aji Prasetyo melalui
fanpage Facebooknya, Minggu (19/1/2020) seperti dikutip Pojoksatu.id,
mengungkapkan kronologis kasus ZA hingga akhirnya ia akan menghadapi keputusan
persidangan pada Kamis (23/1/2020).
Postingan Aji Prasetyo pun viral dibagikan 16
ribu lebih orang hingga berita ini ditulis.
Dikatakan ZA (18) membonceng VN
teman perempuannya saat mengalami peristiwa tragis itu.
“Malam itu sungguh apes mereka.
Motor yang mereka tumpangi dipepet dua orang begal dan dipaksa untuk melipir ke
area perkebunan tebu yang sepi,†ungkapnya.
Di tempat sepi itu kunci motornya
dirampas, handphone keduanya juga disikat. Datang lagi dua orang berboncengan.
Yang satu mengambil alih motor yang dipakai dua pembegal pertama lantas pergi
menjauh (jadi total pelaku empat orang).
Dua pelaku yang masih ada di
tempat, lanjutnya, bernama Misnan dan Mat. Sebelumnya Polres Kabupaten Malang
telah menerima setidaknya lima pengaduan kasus pembegalan yang melibatkan
mereka.
Setelah Mat merampas kunci motor
dan HP kedua remaja itu, Misnan rupanya punya ide yang lebih jahat lagi.
Tertarik melihat kecantikan VN, dia ingin memperkosa gadis itu.
Ide itu tertahan karena Misnan
menerima telepon dari dua kawan mereka yang menunggu di kejauhan. Selesai
menerima telepon Misnan lantas berbisik-bisik dengan Mat. Posisi mereka yang
membelakangi kedua korbannya dimanfaatkan oleh ZA untuk diam-diam mendekati
motornya, sejenis matic yang tidak butuh kunci untuk membuka joknya.
“Di dalam jok itu terdapat pisau
yang dia gunakan untuk mengerjakan tugas keterampilan di sekolah,†jelasnya.
Setelah mengambil pisau itu dari
dalam jok, ZA mundur selangkah sambil menyembunyikan pisau kecil itu di balik
genggaman tangan kanannya.
Sedangkan VN yang makin ketakutan
memeluk erat lengan kiri ZA. Sejurus kemudian Misnan dan Mat kembali mendekati
mereka.
Kedua begal itu kembali memaksa
ZA agar menyerahkan VN kepada mereka.
“Sini biar kupakai sebentar
cewekmu itu. Paling cuma tiga menit saja. Setelah itu dipakai buat berjalan
sebentar saja pasti vaginanya akan kembali rapat!†begitu ucap para Begal
dituturkan Aji.
“Oke, mungkin selorohan itu buat
mereka lucu. Tapi tidak buat ZA. Dia marah. Semakin keras Misnan memaksa VN
agar mau menuruti kemauannya, ZA semakin tidak bisa menahan marahnya,†beber
Aji.
Remaja itu akhirnya melawan
dengan pisaunya. Hujaman pertama menancap tepat di tengah dada Misnan. Begal
itu terkejut mendapati dadanya bolong. Panik mendapati korbannya ternyata mampu
melukainya, Misnan lari menyelamatkan diri ke dalam rerimbunan tebu. ZA beralih
ke arah Mat. “Kembalikan kunci motorku!â€
Mat lari tunggang langgang ke
arah yang berbeda dengan Misnan. ZA berusaha mengejarnya tapi gagal. Tanpa
kunci motor terpaksa ZA dan VN menuntun motornya menuju pemukiman terdekat
untuk minta bantuan. Esok harinya Misnan ditemukan tak bernyawa di tengah kebun
tebu.
ZA tetap menjalani penyidikan
polisi sejak September 2019. Ketiga begal pun bisa dengan cepat dibekuk polisi
(tapi anehnya dua di antaranya kemudian dibebaskan). Kasusnya sempat viral tapi
akhirnya lambat laun mereda.
Banyak yang menduga kasusnya
dihentikan karena dimaklumi pembunuhan ini terjadi karena usaha membela diri.
Tapi beberapa hari belakangan ini kasus tersebut mencuat kembali. Karena berkas
kasus ZA benar-benar diajukan ke pengadilan.
Jaksa menuntutnya dengan pasal
berlapis, salah satunya adalah pasal pembunuhan berencana. Banyak pihak yang
terkejut dengan tuntutan itu.
“Besok (senin 20 Januari) sidang
akan berlanjut. Kamis (23 Januari) keputusan sidang akan dibacakan. Apakah ZA
akan dijatuhi hukuman sebagai pelaku pembunuhan berencana?†katanya.
“Siang tadi aku bersama
kawan-kawan kuasa hukum ZA menemani Prof Hariyono mengunjungi rumah ZA. Ketua
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu menunjukkan dukungan moralnya untuk
ZA dan keluarga,†ujarnya.
“Mari kita kawal sidang atas ZA.
Jika pengadilan memberi keputusan yang tidak adil kepada remaja pemberani ini,
kita harus bersikap. Kita bikin rame!†tegas Aji. (sta/pojoksatu/kpc)