29.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Banyak Jaksa Kena OTT, Johanis: Itu Hanya Segelintir Saja

Dalam setahun terkahir
ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa kali menangkap jaksa dalam
Operasi Tangkap Tangan (OTT). Namun, menurut Johanis Tanak, kondisi ini tidak
bisa digeneralisir bahwa semua jaksa berperilaku buruk.

Johanis yang merupakan
calon pimpinan (capim) KPK dan sedang menjalani fit and propper test di Komisi
III DPR, menganggap jaksa yang bermasalah hanya segilnitir saja. Sehingga dia
berbuat diluar sumpah jabatannya.

“Menurut saya jaksa di
republik Indonesia ini kurang lebih ada 10 ribu orang, yang kena OTT hanya
beberapa jaksa. Jadi tidak bisa disebut mayoritas jaksa berperilaku buruk,”
ujar Johanis dalam fit and proper test di Komisi III DPR, Jakarta, Kamis
(12/9).

Baca Juga :  Puluhan Mahasiswa Seruyan Gelar Aksi Dukung Keutuhan NKRI

Johanis mengatakan,
adanya jaksa-jaksa yang berperilaku buruk itu karena individunya memang tidak
memiliki integritas. Sehingga mereka berani melanggar sumpahnya dengan menerima
suap atau melakukan praktik korupsi.

“Ini memang soal
integritas dan kepribadian dari individu jaksanya yang memang kurang bagus.
Atau mungkin ada kekeliruan pada saat seleksi untuk kemudian mengangkatnya
sebagai seorang jaksa,” ungkapnya.

Karena itu, Johanis
menyarankan agar ke depannya perlu ada perbaikan sistem. Agar integrtitas jaksa
bisa dijunjung tinggi. Jangan sampai ke depannya ada terus jaksa yang terkena
OTT.

“Mungkin perlu ada
perbaikan-perbaikan lagi ke depan. Sehingga tidak ada jaksa yang ditangkap
terkait dengan korupsi‎,” pungkasnya.(jpg)

 

Dalam setahun terkahir
ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa kali menangkap jaksa dalam
Operasi Tangkap Tangan (OTT). Namun, menurut Johanis Tanak, kondisi ini tidak
bisa digeneralisir bahwa semua jaksa berperilaku buruk.

Johanis yang merupakan
calon pimpinan (capim) KPK dan sedang menjalani fit and propper test di Komisi
III DPR, menganggap jaksa yang bermasalah hanya segilnitir saja. Sehingga dia
berbuat diluar sumpah jabatannya.

“Menurut saya jaksa di
republik Indonesia ini kurang lebih ada 10 ribu orang, yang kena OTT hanya
beberapa jaksa. Jadi tidak bisa disebut mayoritas jaksa berperilaku buruk,”
ujar Johanis dalam fit and proper test di Komisi III DPR, Jakarta, Kamis
(12/9).

Baca Juga :  Puluhan Mahasiswa Seruyan Gelar Aksi Dukung Keutuhan NKRI

Johanis mengatakan,
adanya jaksa-jaksa yang berperilaku buruk itu karena individunya memang tidak
memiliki integritas. Sehingga mereka berani melanggar sumpahnya dengan menerima
suap atau melakukan praktik korupsi.

“Ini memang soal
integritas dan kepribadian dari individu jaksanya yang memang kurang bagus.
Atau mungkin ada kekeliruan pada saat seleksi untuk kemudian mengangkatnya
sebagai seorang jaksa,” ungkapnya.

Karena itu, Johanis
menyarankan agar ke depannya perlu ada perbaikan sistem. Agar integrtitas jaksa
bisa dijunjung tinggi. Jangan sampai ke depannya ada terus jaksa yang terkena
OTT.

“Mungkin perlu ada
perbaikan-perbaikan lagi ke depan. Sehingga tidak ada jaksa yang ditangkap
terkait dengan korupsi‎,” pungkasnya.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru