JAKARTA – Hasil pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan
Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis membawa kabar baik. Presiden telah
mengetahui siapa pelaku atau dalang di balik penganiayaan terhadap penyidik
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Meski pun orang nomor satu
di republik ini tidak serta merta membeberkannya di hadapan publik.
“Saya tanyakan langsung ke Kapolri. Saya juga ingin mendapatkan
sebuah ketegasan, ada progres atau enggak,†kata Presiden Jokowi menjawab
wartawan usai menghadiri pembukaan Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan
Daerah dan Silaturahmi Nasional Bank Wakaf Mikro, di Grand Ball Room Hotel Mulia,
Jakarta, Selasa (10/12).
Menurut Presiden, oleh Kapolri
sudah dijawab, ada temuan baru yang sudah menuju kepada kesimpulan. Oleh sebab
itu, Presiden tidak memberi waktu lagi. â€Saya bilang secepatnya segera
diumumkan siapa,†ujarnya saat ditanya wartawan mengenai maksud secepatnya itu.
Presiden meminta agar menanyakan
langsung ke Kapolri. â€Saya tidak berbicara masalah bulan, kalau sudah saya
bilang secepatnya berarti dalam waktu harian. Sudah. Tanyakan langsung ke
sana,†tegasnya.
Demikian juga soal kemungkinan
pelaku penganiyaan yang menyiramkan air keras kepada Novel Baswedan, Presiden
Jokowi menyarankan kepada wartawan untuk menanyakan langsung ke Kapolri. â€Yang
jelas sudah disampaikan kepada saya temuan barunya seperti apa, tanyakan
langsung ke Kapolri,†terang Presiden.
Sementara itu, Kepala Divisi
Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi M. Iqbal menegaskan, dalam
pertemuan yang berlangsung selama 20 menit itu, Kapolri menyampaikan laporan
tentang perkembangan penanganan kasus yang menimpa Novel Baswedan.
Menurut Iqbal, nanti ke depan tim
teknis akan terus bekerja maksimal untuk mengungkap kasus ini. â€Kita sudah
mendapatkan petunjuk yang signifikan tentang upaya terungkapnya kasus ini, kami
sangat optimis untuk segera menyelesaikan kasus ini,†kata M. Iqbal.
Ia memohon doa masyarakat agar
tim teknis akan segera merampungkan, dan insyaallah akan disampaikan ke publik
tentang pengungkapan kasus ini. Mengenai motif dari tindakan penyerangan
terhadap Novel Baswedan itu, Irjen Pol M. Iqbal mengemukakan, Polri akan menyampaikan
ke publik, ke media, setelah kasus terang benderang terungkap jelas.
Walaupun, lanjut Iqbal, di dalam
mekanisme proses upaya penyelidikan dan penyidikan, Polri mempunyai teori bahwa
motif itu, motif A, motif B, motif C, motif D selalu disandingkan untuk lebih
memperjelas alat bukti dan petunjuk yang sudah didapat.
Saat didesak wartawan mengenai
kapan persisnya hasil pengusutan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan
diungkapkan, Iqbal menegaskan, tidak akan berapa lama lagi. “Insyaallah tidak
akan sampai berbulan-bulan. Doakan, Insyaallah daalam waktu dekat,†tegas
Iqbal.
Iqbal memastikan, kasus
penyiraman dengan air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan ini tidak akan
mati suri. Ia meminta wartawan memahami sudah 73 saksi yang diperiksa Polri.
Selain itu, 114 toko kimia yang sudah diperiksa, 38 titik CCTV diperiksa secara
laboratorium forensik kepolisian saintifik di Mabes Polri maupun di AEP ya di
Australia. â€Ini adalah salah satu bukti bahwa kita sangat serius, sabar saja,
tidak akan berapa lama lagi. Tim teknis akan segera mengungkap kasus ini, kiita
sudah menemukan alat bukti dan petunjuk yang sangat sangat sangat signifikan,â€
jelas Iqbal.
Terpisah, Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri Brigjen Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono menegaskan bahwa
Polri, dalam hal ini tim teknis sangat transparan dalam melakukan investigasi
kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. “Kami
transparan kepada KPK. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Kami kerja keras.
Mudah-mudahan kami bisa mengungkap siapa pelakunya,†terangnya.
Ia menyampaikan bahwa Kapolri
Jenderal Pol. Idham Azis telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo perihal
perkembangan kinerja tim teknis dalam investigasi kasus ini. “Kapolri
melaporkan kinerja dan perkembangan berkaitan dengan kasus penyiraman air keras
terhadap penyidik KPK,†katanya.
Tim teknis telah berupaya
maksimal untuk mengungkap tabir pelaku teror tersebut. â€Bahwa prinsipnya,
penyidik serius bekerja dengan keras untuk berupaya mencari pelakunya,†katanya.
Sebanyak 73 saksi telah dimintai
keterangan dalam kasus ini. Barang bukti berupa CCTV juga telah dikirim ke
Australia terkait dengan permintaan bantuan kepada Polisi Australia (AFP) untuk
menganalisis gambar CCTV.
Polisi pun telah membuat sketsa
wajah terduga pelaku dan menyebarkannya di publik. Selain itu pihaknya juga
menerima informasi dari masyarakat terkait dengan kasus Novel. Dalam
investigasi kasus ini pun, tim teknis sudah memaparkan hasil temuannya kepada
pihak KPK. “Kami komunikasikan dengan KPK. Sudah beberapa kali paparan,â€
katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarif menanggapi positif adanya temuan
baru dalam pengungkapan kasus penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan. “Kalau
sudah ada bukti baru dan segera diungkap kami sangat senang, sangat mendukung.
Mudah-mudahan penyerang Mas Novel itu segera ditemukan,†ucap Syarif di gedung
Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, kemarin
Lebih lanjut, Syarif pun
berbicara soal perlindungan terhadap pegawai lembaga antikorupsi yang tertuang
dalam United Nations Convention against Corruption (UNCAC). “Saya pikir dalam
UNCAC juga itu ada perlindungan terhadap pegawai-pegawai lembaga antikorupsi
tidak boleh ada “criminal and civil proceedings†di situ dijelaskan juga harus ada
perlindungan,†ujar Syarif.
Terkait perlindungan terhadap
pegawai lembaga antikorupsi tersebut, ia juga menyinggung soal kasus teror yang
terjadi di kediamannya di Pancoran, Jakarta Selatan. “Harus ada perlindungan.
Jadi, kalau misalnya kita tidak mampu melindungi pegawai-pegawai KPK termasuk
misalnya rumah saya dilempar bom tidak dapat juga pelemparnya, itu juga agak
bertentangan,†ujar Syarif. (fin/ful/kpc)