27.8 C
Jakarta
Friday, March 29, 2024

stri dan Anak Bersekongkol Bunuh Suami, Jenazah Dikubur

Bahar Mario, 26, dan Busani, 47, tertunduk saat menghadapi sorot
kamera wartawan di Mapolres Jember kemarin (7/11).

Keduanya menjadi tersangka pembunuhan Surono, ayah dan suami
para pelaku. Kasus itu menjadi perhatian publik karena jenazah korban ditemukan
terpendam di bawah musala rumah di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo,
Jember.

Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal dalam rilis kemarin menjelaskan,
pembunuhan itu dilatarbelakangi warisan dan asmara. Barang bukti yang diamankan
adalah sarung, kaus yang dipakai korban, martil, serta sebuah linggis dengan
panjang sekitar 50 sentimeter dan berat 10 kilogram. ”Linggis ini diduga
digunakan tersangka untuk menghabisi korban. Barang itu kami temukan di bawah
jasad korban,” ujar Alfian kepada Jawa Pos Radar Jember.

Diduga, pembunuhan itu dilakukan pada akhir April 2019. Sebelum
korban dihabisi, Bahar mengutarakan niatnya membunuh ayah kandungnya itu kepada
Busani. ”Busani langsung bilang, iya aku ikhlas,” ujar Alfian.

Bahar menganggap ayahnya pelit. Ketika dimintai uang, Surono
selalu mengaku tidak punya. Sementara itu, Busani merestui pembunuhan tersebut
karena memiliki selingkuhan bernama JM. Kematian Surono membuat rencananya
menikah dengan JM berjalan mulus. ”Selain itu, tersangka ingin menguasai
warisan. Korban punya lahan kopi dan menghasilkan Rp 100 juta lebih setiap
tahun,” ujar Kapolres.

Skenario pembunuhan dijalankan. Busani menghubungi Bahar yang
saat itu tinggal di Bali. Dia meminta anak keduanya tersebut pulang. Saat itu
juga Bahar pulang. Dia tiba di rumah sekitar pukul 23.00. Bahar mengetuk
jendela rumah dengan pelan. Busani lalu membuka pintu rumahnya. Kepada si ibu,
Bahar sempat bertanya tentang alat untuk membunuh bapaknya. Busani kemudian
menyerahkan sebuah martil. Namun, Bahar menolak. Sebab, martil tersebut terlalu
ringan dan sulit dipakai untuk membunuh Surono.

Baca Juga :  Sambang Kamtibmas Antisipasi Aksi Kejahatan

Bahar lalu memeriksa tiga kamar di rumahnya. Dia mencari alat
untuk membunuh korban. Didapatilah sebuah linggis. Bahar lalu mematikan lampu
rumah. Dengan memakai penerangan headlamp, Bahar menuju kamar depan, tempat
ayahnya tidur. Tanpa ba-bi-bu, Bahar mengayunkan linggis ke wajah korban.
Sekali pukul, pipi kiri korban remuk. ”Sekali pukul, bapak langsung mati,” ujar
Bahar. Saat aksi sadis itu berlangsung, Busani ikut menyaksikan.

Bahar lalu mengambil uang Rp 6 juta di dalam tas milik ayahnya.

Dia lalu menyeret mayat ayahnya ke belakang rumah. Di sanalah
dia mengubur Surono, lantas menaburkan semen, dan menyiramnya dengan air. Tak
lama kemudian, semen itu mengeras.

Cor-coran Kuburan Retak

Sebulan kemudian Busani kembali menghubungi Bahar. Dia
menceritakan tempat mengubur Surono yang retak. Masih melalui telepon, Bahar
menyuruh ibunya membeli semen untuk ditabur di atas kuburan yang retak
tersebut, lalu menyiraminya dengan air. Untuk menghilangkan jejak, di atas
tanah kuburan itu dibangun musala. Bagian bawah dicor ulang, lalu dipasangi
keramik.

Dua bulan berlalu. Busani menikah dengan JM, kekasih gelapnya.
Dia dan suaminya tinggal di rumah yang pernah ditinggali Surono itu. Bahar pun
kembali ke Bali.

Baca Juga :  OTT KASEK ! Pelaku Pantas Dihukum

Tujuh bulan kemudian, Busani kembali menelepon Bahar. Dia
mengadu karena JM meninggalkannya. JM ternyata kembali ke istri pertama yang
baru datang dari Malaysia. Busani meminta Bahar pulang. Malam itu juga Bahar
pulang. Saat Bahar bertemu ibunya, lahirlah skenario baru. Yakni, menjebloskan
JM ke penjara.

Sesuai skenario, Bahar menemui kepala dusun (Kasun). Dia
bercerita, Surono dibunuh J dan mayatnya dikubur di lantai musala. Kasun
langsung meneruskan cerita Bahar ke Mapolsek Ledokombo. Polisi menyambut
laporan tersebut dengan mengamankan Busani, Bahar, dan J. Mereka dibawa ke Mapolsek
Ledokombo.

Tim dari Polda Jatim lantas membongkar lantai musala. Hasilnya,
ditemukan tulang belulang yang diyakini milik Surono. Saat tulang belulang
diangkat, terlihat linggis yang dipakai membunuh korban. Setelah proses otopsi,
jenazah korban yang sudah berupa tulang belulang dikubur di tempat pemakaman
umum setempat.

Penemuan mayat korban membuat Polres Jember mengambil alih
penyidikan. Busani dan Bahar dibawa ke Mapolres Jember. Namun, J tetap
diperiksa di Mapolsek Ledokombo. Saat itulah Busani dan Bahar terlibat saling
tuduh sebagai pembunuh Surono.

Selama tiga hari, mereka ngotot dengan cerita versi
masing-masing. Pada hari keempat pemeriksaan, Busani akhirnya menceritakan
pembunuhan yang sebenarnya.

Busani mengaku sakit hati karena Surono memiliki selingkuhan.
Untuk melampiaskan sakit hati tersebut, Busani berselingkuh dengan JM yang
masih tetangga sendiri. Bahar akhirnya juga mengaku membunuh Surono.(jpc)

 

Bahar Mario, 26, dan Busani, 47, tertunduk saat menghadapi sorot
kamera wartawan di Mapolres Jember kemarin (7/11).

Keduanya menjadi tersangka pembunuhan Surono, ayah dan suami
para pelaku. Kasus itu menjadi perhatian publik karena jenazah korban ditemukan
terpendam di bawah musala rumah di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo,
Jember.

Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal dalam rilis kemarin menjelaskan,
pembunuhan itu dilatarbelakangi warisan dan asmara. Barang bukti yang diamankan
adalah sarung, kaus yang dipakai korban, martil, serta sebuah linggis dengan
panjang sekitar 50 sentimeter dan berat 10 kilogram. ”Linggis ini diduga
digunakan tersangka untuk menghabisi korban. Barang itu kami temukan di bawah
jasad korban,” ujar Alfian kepada Jawa Pos Radar Jember.

Diduga, pembunuhan itu dilakukan pada akhir April 2019. Sebelum
korban dihabisi, Bahar mengutarakan niatnya membunuh ayah kandungnya itu kepada
Busani. ”Busani langsung bilang, iya aku ikhlas,” ujar Alfian.

Bahar menganggap ayahnya pelit. Ketika dimintai uang, Surono
selalu mengaku tidak punya. Sementara itu, Busani merestui pembunuhan tersebut
karena memiliki selingkuhan bernama JM. Kematian Surono membuat rencananya
menikah dengan JM berjalan mulus. ”Selain itu, tersangka ingin menguasai
warisan. Korban punya lahan kopi dan menghasilkan Rp 100 juta lebih setiap
tahun,” ujar Kapolres.

Skenario pembunuhan dijalankan. Busani menghubungi Bahar yang
saat itu tinggal di Bali. Dia meminta anak keduanya tersebut pulang. Saat itu
juga Bahar pulang. Dia tiba di rumah sekitar pukul 23.00. Bahar mengetuk
jendela rumah dengan pelan. Busani lalu membuka pintu rumahnya. Kepada si ibu,
Bahar sempat bertanya tentang alat untuk membunuh bapaknya. Busani kemudian
menyerahkan sebuah martil. Namun, Bahar menolak. Sebab, martil tersebut terlalu
ringan dan sulit dipakai untuk membunuh Surono.

Baca Juga :  Sambang Kamtibmas Antisipasi Aksi Kejahatan

Bahar lalu memeriksa tiga kamar di rumahnya. Dia mencari alat
untuk membunuh korban. Didapatilah sebuah linggis. Bahar lalu mematikan lampu
rumah. Dengan memakai penerangan headlamp, Bahar menuju kamar depan, tempat
ayahnya tidur. Tanpa ba-bi-bu, Bahar mengayunkan linggis ke wajah korban.
Sekali pukul, pipi kiri korban remuk. ”Sekali pukul, bapak langsung mati,” ujar
Bahar. Saat aksi sadis itu berlangsung, Busani ikut menyaksikan.

Bahar lalu mengambil uang Rp 6 juta di dalam tas milik ayahnya.

Dia lalu menyeret mayat ayahnya ke belakang rumah. Di sanalah
dia mengubur Surono, lantas menaburkan semen, dan menyiramnya dengan air. Tak
lama kemudian, semen itu mengeras.

Cor-coran Kuburan Retak

Sebulan kemudian Busani kembali menghubungi Bahar. Dia
menceritakan tempat mengubur Surono yang retak. Masih melalui telepon, Bahar
menyuruh ibunya membeli semen untuk ditabur di atas kuburan yang retak
tersebut, lalu menyiraminya dengan air. Untuk menghilangkan jejak, di atas
tanah kuburan itu dibangun musala. Bagian bawah dicor ulang, lalu dipasangi
keramik.

Dua bulan berlalu. Busani menikah dengan JM, kekasih gelapnya.
Dia dan suaminya tinggal di rumah yang pernah ditinggali Surono itu. Bahar pun
kembali ke Bali.

Baca Juga :  OTT KASEK ! Pelaku Pantas Dihukum

Tujuh bulan kemudian, Busani kembali menelepon Bahar. Dia
mengadu karena JM meninggalkannya. JM ternyata kembali ke istri pertama yang
baru datang dari Malaysia. Busani meminta Bahar pulang. Malam itu juga Bahar
pulang. Saat Bahar bertemu ibunya, lahirlah skenario baru. Yakni, menjebloskan
JM ke penjara.

Sesuai skenario, Bahar menemui kepala dusun (Kasun). Dia
bercerita, Surono dibunuh J dan mayatnya dikubur di lantai musala. Kasun
langsung meneruskan cerita Bahar ke Mapolsek Ledokombo. Polisi menyambut
laporan tersebut dengan mengamankan Busani, Bahar, dan J. Mereka dibawa ke Mapolsek
Ledokombo.

Tim dari Polda Jatim lantas membongkar lantai musala. Hasilnya,
ditemukan tulang belulang yang diyakini milik Surono. Saat tulang belulang
diangkat, terlihat linggis yang dipakai membunuh korban. Setelah proses otopsi,
jenazah korban yang sudah berupa tulang belulang dikubur di tempat pemakaman
umum setempat.

Penemuan mayat korban membuat Polres Jember mengambil alih
penyidikan. Busani dan Bahar dibawa ke Mapolres Jember. Namun, J tetap
diperiksa di Mapolsek Ledokombo. Saat itulah Busani dan Bahar terlibat saling
tuduh sebagai pembunuh Surono.

Selama tiga hari, mereka ngotot dengan cerita versi
masing-masing. Pada hari keempat pemeriksaan, Busani akhirnya menceritakan
pembunuhan yang sebenarnya.

Busani mengaku sakit hati karena Surono memiliki selingkuhan.
Untuk melampiaskan sakit hati tersebut, Busani berselingkuh dengan JM yang
masih tetangga sendiri. Bahar akhirnya juga mengaku membunuh Surono.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru