24.3 C
Jakarta
Wednesday, December 31, 2025

Luas Wilayah dan Minimnya Tenaga IT “Hantui” Akselerasi Koperasi Merah Putih di Kalteng

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Upaya percepatan pembangunan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di Kalimantan Tengah tidak berjalan tanpa hambatan. Di tengah target pembangunan ratusan gerai hingga tahun 2026 mendatang, kondisi geografis dan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tantangan serius di lapangan.

Kepala Dinas Koperasi UKM Kalteng, Rahmawati mengungkapkan, bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah minimnya SDM yang mumpuni di bidang teknologi informasi (IT). Keberadaan tenaga admin IT dinilai sangat krusial karena seluruh sistem pelaporan dan operasional koperasi telah terdigitalisasi.

“Kendala pertama memang SDM, terutama admin IT. Semua usaha, aset, omzet, hingga bisnis yang dikembangkan harus diinput setiap hari ke dalam akun SiKopdes Nasional. Jadi, peran tim IT ini sangat vital,” ungkapnya kepada awak media usai mengikuti Rapat Evaluasi di Kodam XXII Kota Palangka Raya, Selasa (30/12/2025).

Baca Juga :  Jadikan Momentum Natal sebagai Solidaritas Kebersamaan

Pihaknya berharap pemerintah pusat, khususnya Kementerian Koperasi dapat memberikan solusi konkret terkait ketersediaan tenaga IT di setiap unit KDKMP. Hal ini diperlukan untuk memperlancar proses verifikasi data pergerakan koperasi yang kini menjadi prioritas.

Selain masalah teknis, faktor geografis Kalimantan Tengah yang sangat luas juga menjadi “batu sandungan”. Jarak antar-desa yang berjauhan mengakibatkan tingginya biaya operasional, khususnya transportasi bagi para pendamping koperasi yang bertugas di lapangan.

“Kalteng ini sangat luas. Jarak antar desa sangat jauh, sehingga dibutuhkan biaya transportasi yang cukup tinggi bagi para pendamping,” jelasnya.

Kondisi ini juga menyulitkan penentuan lokasi kantor operasional koperasi. Di beberapa wilayah yang antusiasmenya tinggi seperti Kapuas, Barito Utara, dan Sukamara, desa-desa yang bergabung seringkali terpisah jarak yang cukup jauh. Sehingga menyulitkan titik temu untuk pendirian kantor.

Electronic money exchangers listing
Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Dorong Polairud Tingkatkan Inovasi Hadapi Dinamika Global

Menurutnya ada banyak desa yang memang sudah bergabung. Terutama di Kapuas, kemudian juga Barito Utara, kemudian juga Sukamara.

“Kami berharap dengan bergabungnya desa-desa ini, akan memudahkan dalam menentukan kantor,”ucap Rahmawati.

Menyikapi hal tersebut, Tim KDKMP Kalteng berharap masa tugas para pendamping koperasi dapat diperpanjang pada tahun mendatang.  Sebab, kehadiran mereka dinilai masih sangat dibutuhkan untuk mengawal proses operasionalisasi dan percepatan pembangunan gerai di tengah tantangan medan yang berat. (*her)

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Upaya percepatan pembangunan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) di Kalimantan Tengah tidak berjalan tanpa hambatan. Di tengah target pembangunan ratusan gerai hingga tahun 2026 mendatang, kondisi geografis dan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi tantangan serius di lapangan.

Kepala Dinas Koperasi UKM Kalteng, Rahmawati mengungkapkan, bahwa kendala utama yang dihadapi saat ini adalah minimnya SDM yang mumpuni di bidang teknologi informasi (IT). Keberadaan tenaga admin IT dinilai sangat krusial karena seluruh sistem pelaporan dan operasional koperasi telah terdigitalisasi.

“Kendala pertama memang SDM, terutama admin IT. Semua usaha, aset, omzet, hingga bisnis yang dikembangkan harus diinput setiap hari ke dalam akun SiKopdes Nasional. Jadi, peran tim IT ini sangat vital,” ungkapnya kepada awak media usai mengikuti Rapat Evaluasi di Kodam XXII Kota Palangka Raya, Selasa (30/12/2025).

Electronic money exchangers listing
Baca Juga :  Jadikan Momentum Natal sebagai Solidaritas Kebersamaan

Pihaknya berharap pemerintah pusat, khususnya Kementerian Koperasi dapat memberikan solusi konkret terkait ketersediaan tenaga IT di setiap unit KDKMP. Hal ini diperlukan untuk memperlancar proses verifikasi data pergerakan koperasi yang kini menjadi prioritas.

Selain masalah teknis, faktor geografis Kalimantan Tengah yang sangat luas juga menjadi “batu sandungan”. Jarak antar-desa yang berjauhan mengakibatkan tingginya biaya operasional, khususnya transportasi bagi para pendamping koperasi yang bertugas di lapangan.

“Kalteng ini sangat luas. Jarak antar desa sangat jauh, sehingga dibutuhkan biaya transportasi yang cukup tinggi bagi para pendamping,” jelasnya.

Kondisi ini juga menyulitkan penentuan lokasi kantor operasional koperasi. Di beberapa wilayah yang antusiasmenya tinggi seperti Kapuas, Barito Utara, dan Sukamara, desa-desa yang bergabung seringkali terpisah jarak yang cukup jauh. Sehingga menyulitkan titik temu untuk pendirian kantor.

Baca Juga :  Dislutkan Kalteng Dorong Polairud Tingkatkan Inovasi Hadapi Dinamika Global

Menurutnya ada banyak desa yang memang sudah bergabung. Terutama di Kapuas, kemudian juga Barito Utara, kemudian juga Sukamara.

“Kami berharap dengan bergabungnya desa-desa ini, akan memudahkan dalam menentukan kantor,”ucap Rahmawati.

Menyikapi hal tersebut, Tim KDKMP Kalteng berharap masa tugas para pendamping koperasi dapat diperpanjang pada tahun mendatang.  Sebab, kehadiran mereka dinilai masih sangat dibutuhkan untuk mengawal proses operasionalisasi dan percepatan pembangunan gerai di tengah tantangan medan yang berat. (*her)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/