PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalimantan Tengah, H. Darliansjah, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak penebangan hutan terhadap kualitas air di sungai-sungai di Kalteng.
Residu organik dari penebangan hutan, seperti sisa-sisa tanaman dan tanah yang tergerus, sering terbawa aliran air dan mencemari sungai-sungai di wilayah tersebut.
“Endapan residu organik yang terbawa aliran air ini menyebabkan keruhnya air sungai, menghambat pergerakan ikan, dan pada akhirnya mengurangi kualitas ekosistem perairan kita. Hal ini tentu akan memengaruhi populasi ikan di sungai,” jelas Darliansjah dalam kesempatan baru-baru ini.
Pencemaran air yang disebabkan oleh penebangan hutan bukan hanya merusak kualitas air, tetapi juga berisiko merusak keberlanjutan sektor perikanan. Darliansjah menambahkan bahwa air yang tercemar mengurangi kadar oksigen yang dibutuhkan oleh ikan untuk bertahan hidup, memperburuk kondisi perairan yang sudah terdegradasi.
Selain itu, Dislutkan Kalteng aktif melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga hutan sebagai penyangga alami. Tanpa hutan yang sehat, tanah kehilangan kemampuannya untuk menyerap air, yang berpotensi memicu bencana banjir dan memperburuk kondisi pencemaran di badan air.
“Kerusakan hutan mengakibatkan kerugian yang lebih besar, baik bagi lingkungan maupun mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sektor perikanan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk melestarikan hutan di Kalimantan Tengah,” tegas Darliansjah.
Dengan upaya bersama, diharapkan kerusakan lingkungan dapat diminimalisir, dan kualitas perairan yang mendukung kehidupan ikan serta keberlanjutan sektor perikanan dapat terjaga dengan baik. (hfz)