Site icon Prokalteng

Sejumlah Kabupaten Terdapat Kasus Gigitan Hewan Berdampak Rabies

Sejumlah Kabupaten Terdapat Kasus Gigitan Hewan Berdampak Rabies

Wagub Kalteng Edy Pratowo. Meninjau pelaksaan vaksinasi rabies di Halaman Kantor Dinas TPHP Kalteng, Sabtu (26/8).(FOTO : HAFIDZ/PROKALTENG.CO)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Edy Pratowo. Mengungkapkan. Sejumlah kabupaten terdapat sejumlah kasus-kasus gigitan anjing. Atau hewan lain yang bisa berdampak terhadap infeksi rabies.

Itu disampaikan dalam sambutannya pada peringatan Hari Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH). Di Halaman Kantor Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng, Sabtu (26/8).

“Penyebab utamanya antara lain masih rendahnya kesadaran. Terhadap vaksinasi rabies. Dan kebiasaan masyarakat yang membiarkan hewan kesayangan atau peliharaannya berkeliaran. Tanpa pemberian pakan yang cukup dan perlindungan kesehatan yang baik,” ujarnya.

Pada peringatan Hari Peternakan dan Kesehatan Hewan ini, Edy berharap dapat dijadikan sebagai momentum bersama. Untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pengembangan usaha peternakan. Dengan didukung kesehatan hewan yang tangguh, sarana-prasarana yang memadai, dan kebijakan yang mendukung sistem usaha dari hulu ke hilir.

2023 Sebanyak 60 Kasus Rabies di Kalteng

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah (Kalteng). Mencatat sebanyak 60 kasus rabies di Kalimantan Tengah (Kalteng) pada tahun 2023 berjalan. Kasus tersebut mengalami peningkatan pada tahun sebelumnya 2022 dengan jumlah kasus rabies 26 kasus.

60 kasus rabies tersebut tercatat di Kabupaten Barito Selatan sebanyak 30 kasus, Barito Timur 12 kasus, Barito Utara 1 kasus, Gunung Mas 6 kasus, Katingan 8 kasus, Kotawaringin Barat 2 kasus, dan Palangkaraya 1 kasus.

Kepala Dinas TPHP Kalteng Sunarti mengungkapkan, kasus rabies yang menimbulkan korban jiwa yakni satu kasus di Kabupaten Barito Timur (Bartim). “Tapi sebenarnya dia digigit Barito Selatan. Lagi makan di warung digigit. Pulang ke Bartim meninggal, itu digigit anjing,” ungkapnya, Sabtu (26/8).

Dia menerangkan.Kebanyakan kasus rabies terjadi pada anjing.Hasil anjing-anjing yang diperiksa di Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner menandakan positif.

“Pemeriksaannya di otak-otaknya di lab kami, itu positif,kalau misal kurang yakin kita kirim lab lain. Jadi untuk pembanding,” bebernya.

Merespon kejadian tersebut, Sunarti menyebut kabupaten harusnya reaktif terhadap kejadian dan melaporkan ke Dinas TPHP Kalteng jika kabupaten atau kota tidak mempunyai vaksin.

“Yang jelas kami memberikan vaksin, sosialisasi edukasi kepada masyarakat, untuk apabila tergigit segera dibersihkan, dikasih alkohol, dan harus dibawa ke puskesmas untuk dikash suntikan VAR,”bebernya.

Dia mengimbau kepada masyarakat yang mempunyai hewan peliharaan agar dijaga kesehatannya dengan memeriksakan dan memberikan vaksin. “Kalau kita sayang sama peliharaan. Kan otomatis sayang kepada keluarga dan lingkungan, jadi keluar biaya sedikit tidak masalah,” jelasnya.

Saat ini sebut Sunarti Kalteng baru kedatangan 1.500 dosisvaksin rabies yang sudah didistribusikan dari pusat dan APBD juga sudah dibeli sebanyak 50.000 dosis.

“Sebanyak 1.500 vaksin rabies sudah didrop, kalau dari APBD kita pengadaannya bertahap jumlahnya 50.000 untuk tahun ini,” terangnya.

Kepala Seksi Penyidikan Penyakit Hewan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) , Laboratorium Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (LKHKMV) Palangkaraya, drh Agnes menyebutkan ingga saat ini status zona rabies di Kalteng masih merah.

“Kasus rabies pada tahun 2023 agak meningkat, namun masih bisa ditanggulangi dengan baik,” terangnya. (hfz/ind)

Exit mobile version