PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Bencana banjir yang melanda Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak awal tahun 2025 belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Hingga pertengahan April, banjir telah merendam ribuan rumah dan memaksa puluhan ribu warga di empat kabupaten untuk bertahan di tengah genangan. Total 142 desa di 23 kecamatan terdampak, menyebabkan lebih dari 69 ribu jiwa harus menghadapi situasi darurat.
Data terbaru dari BPB-PK Provinsi Kalteng mencatat, per 19 April 2025, sebanyak 22.417 kepala keluarga atau 69.009 jiwa terdampak. Sebanyak 10.405 rumah dan 642 fasilitas umum dilaporkan rusak. Meski demikian, status darurat bencana banjir secara resmi belum ditetapkan.
“Untuk saat ini, penanganan masih bisa dikendalikan oleh pemerintah daerah masing-masing. Namun kita tetap siaga dan siap menyalurkan bantuan kapan pun dibutuhkan,” ujar Kepala Pelaksana BPB-PK Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib dilansir dari Kalteng Pos, Minggu (20/4).
Kabupaten Barito Selatan menjadi wilayah dengan dampak terparah. Banjir yang melanda sejak 7 Januari hingga 19 April 2025 berlangsung tanpa henti selama 102 hari. Enam kecamatan dan 47 desa, termasuk Dusun Hilir, Dusun Utara, Dusun Selatan, Karau Kuala, Gunung Bintang Awai, serta Jenamas, terendam banjir.
Titik terparah berada di Kelurahan Buntok Kota, Muara Talang, Lehai, Damparan, Mangkatip, dan Tanjung Jawa. Di wilayah ini, ketinggian air mencapai 707 cm. Tercatat 19.429 KK atau 61.118 jiwa terdampak, dengan 7.924 rumah dan 583 fasilitas umum ikut terendam.
Kondisi serupa terjadi di Kabupaten Murung Raya. Banjir mulai menggenangi wilayah ini sejak 15 April dan menyebar ke tujuh kecamatan serta 52 desa. Seribu Riam, Laung Tuhup, Sumber Barito, Murung, hingga Uut Murung menjadi kawasan dengan jumlah korban terdampak paling tinggi.
Sebanyak 2.988 KK atau 7.891 jiwa terdampak, sementara 16 KK atau 200 jiwa harus mengungsi ke posko-posko darurat. Sebanyak 2.481 rumah rusak dan 59 fasilitas umum tak luput dari genangan.
Di Kabupaten Barito Utara, banjir menerjang sembilan kecamatan dan 42 desa/kelurahan. Sebanyak 19 fasilitas umum mengalami gangguan. “Potensi hujan masih tinggi. Kami minta seluruh masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan dari tim lapangan,” tegas Ahmad Toyib.
BPBD Kabupaten Batara melaporkan 43 desa terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 15 cm hingga 205 cm. Wilayah terdampak mencakup Lahei Barat, Lahei, Teweh Tengah, Teweh Baru, Teweh Selatan, Montallat, Gunung Purei, Teweh Timur, dan Gunung Timang.
“Dari pantauan, seluruh kecamatan di Kabupaten Batara terdampak banjir,” kata Kepala Pelaksana BPBD Batara, Simamoraturahman, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Rizali Hadi, Sabtu (19/4).
Belum ada laporan korban jiwa, namun ribuan warga terdampak. Fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, bangunan pemerintah, hingga pasar tradisional ikut terendam.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan naiknya debit air, terutama di wilayah yang dilalui arus deras saat hujan mengguyur hulu sungai,” ujarnya.
Ketinggian air Sungai Barito di Murung Raya dilaporkan mencapai 8,15 meter. Wakil Bupati Murung Raya, Rahmanto Muhidin, meninjau sejumlah posko siaga dan melihat langsung kondisi desa terdampak. Posko tersebut menyediakan makanan dan layanan kesehatan gratis.
“Diharapkan bantuan lebih tepat sasaran melalui posko-posko yang sudah disiapkan,” ujarnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Agung Sudiono Abadi, menyampaikan bahwa BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi pada 20–22 April 2025. Fenomena ini dipicu belokan dan perlambatan angin (konvergensi) di wilayah Kalimantan.
Menurut Agung, tingginya kelembaban udara dan labilitas lokal yang kuat memperbesar peluang terbentuknya awan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang. “Kondisi ini bisa menimbulkan genangan air, banjir, longsor, hingga pohon tumbang,” jelasnya, Minggu (20/4).
BMKG memperkirakan cuaca ekstrem akan mereda di sebagian wilayah pada 22 April, namun tetap berpotensi terjadi di sejumlah daerah seperti Kotawaringin Barat utara, Lamandau, Kotim utara, Seruyan utara, Katingan utara, Gunung Mas, Murung Raya, Barito Utara, dan Kapuas bagian utara.
Pihaknya juga mengingatkan warga agar mewaspadai hujan lokal dengan durasi singkat namun berisiko tinggi, termasuk kemungkinan munculnya angin puting beliung. (dad/her/ovi/ram/kpg)