PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Suyuti Syamsul. Mendampingi Wakil Staf Kepresidenan, Muhammad Qodari, dalam kunjungan kerja ke Puskesmas Bukit Hindu, Kota Palangka Raya.
Dalam kesempatan tersebut, Suyuti menyoroti beberapa isu utama di bidang kesehatan yang masih menjadi tantangan di Kalteng, terutama permasalahan stunting.
Menurut Suyuti, isu stunting di Kalteng masih menjadi perhatian serius. Meski provinsi ini belum mencapai target nasional, ia mengingatkan bahwa Kalteng telah mengalami penurunan signifikan dalam angka stunting.
“Dulu, Kalteng berada di posisi tertinggi di Indonesia, sekitar 40. Sekarang kita sudah berada di posisi 20 dalam penanganan stunting. Ini penurunan yang sangat drastis, tetapi masih banyak yang harus dikerjakan,” ujarnya.
Selain stunting, Suyuti juga menyoroti permasalahan minimnya pemerataan tenaga kesehatan di berbagai daerah di Kalteng. Ia mengaku telah berdiskusi panjang dengan Wakil Kepala Staf Kepresidenan terkait kendala dalam proses penerimaan tenaga kesehatan.
“Kadang-kadang ada yang sudah lulus, tetapi tidak bisa diterima karena tidak mencapai nilai ambang batas. Ini mungkin akan dibahas lebih lanjut di tingkat nasional,” jelasnya.
Persoalan lain yang dihadapi adalah pendistribusian tenaga kesehatan. Banyak tenaga medis yang enggan bekerja di daerah terpencil atau sulit dijangkau. Menanggapi hal ini, Suyuti menyebut bahwa kebijakan dari Kementerian Kesehatan, seperti program Nusantara Sehat, dapat menjadi solusi.
“Melalui program ini, tenaga kesehatan bisa ditugaskan ke daerah yang membutuhkan,” katanya.
Tahun ini, Dinas Kesehatan Kalteng berencana menerapkan kembali program Nusantara Sehat. Untuk mengisi kekosongan tenaga kesehatan di berbagai daerah. Suyuti berharap dalam dua tahun ke depan, setiap wilayah sudah memiliki tenaga kesehatan tetap.
“Harapannya, kita bisa memenuhi kebutuhan tenaga medis di daerah yang masih kekurangan,” ungkapnya.
Selain tenaga kesehatan, Suyuti juga menyoroti kelengkapan peralatan medis di berbagai puskesmas. Ia mengakui bahwa fasilitas kesehatan di beberapa puskesmas masih belum merata, sehingga perlu adanya perhatian lebih lanjut untuk memastikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Sebagai langkah konkret, pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia (SOPHI). Program ini bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat puskesmas dengan peralatan medis yang dibutuhkan.
“Kita harus selalu optimis bahwa sistem kesehatan Indonesia akan semakin baik ke depannya,” pungkasnya. (ndo)