PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengerahkan tim medis ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan para pelajar. Langkah ini menjadi upaya pemerintah daerah mencegah penyakit sejak dini dan memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal.
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) tersebut menyasar siswa dari jenjang PAUD hingga SMA. Pemeriksaan dilakukan secara bergilir dengan melibatkan puskesmas di seluruh kabupaten dan kota, sehingga kesehatan pelajar dapat terpantau secara merata.
Kepala Dinkes Kalteng, Suyuti Syamsul mengatakan, dalam pelaksanaannya pihaknya menyiapkan tiga paket pemeriksaan, yaitu paket cepat, paket lengkap, dan paket mantap.
“Paket cepat itu kurang lebih ada 10 parameter. Kalau paket lengkap cakupannya lebih luas lagi, sedangkan paket mantap mencakup 21 parameter, termasuk pemeriksaan mata, telinga, hidung, status psikologi, tekanan darah, hingga laboratorium. Namun untuk di sekolah, kita gunakan paket cepat karena keterbatasan,” jelasnya saat ditemui di kegiatan CKG SMAN 2 Palangka Raya, Selasa (19/8).
Suyuti menyebutkan, pemeriksaan di sekolah difokuskan pada cek tekanan darah, jantung, status psikologis, serta gula darah. Tujuannya, agar kondisi kesehatan siswa bisa terpetakan sejak dini.
“Kalau ada indikasi masalah, bisa segera kita intervensi. Sedangkan pemeriksaan lengkap seperti kesehatan telinga atau gigi akan ditangani di puskesmas,” katanya.
Plt Direktur RSUD Doris Sylvanus ini mencontohkan, pemeriksaan telinga sebaiknya dilakukan di puskesmas karena membutuhkan tindakan pembersihan terlebih dahulu.
“Dengan telinga bersih, siswa bisa lebih fokus menerima pelajaran,” ujarnya.
Ia menegaskan, program CKG ini menyasar seluruh pelajar di Kalteng.
“Mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, hingga SMK. Pelaksanaannya berbasis puskesmas terdekat, sekolah dipetakan oleh kabupaten/kota sesuai wilayah masing-masing,” imbuhnya.
Saat ini, beberapa puskesmas di Palangka Raya sudah menjalankan kegiatan CKG secara terjadwal.
“Tidak sekaligus semua sekolah, tapi bergilir sesuai kesepakatan. Misalnya hari ini satu sekolah, besok sekolah lain, jadi lebih tertib,” terangnya. (hfz)