PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Adiah Chandra Sari, menyebut tingkat kegemaran membaca masyarakat Kalteng masih perlu mendapat perhatian serius. Saat ini, indeks kegemaran membaca di Kalteng berada di angka 62 persen, masih di bawah rata-rata nasional yang telah mencapai 72 persen.
“Kalau dibilang sedang iya, tapi kalau dibilang rendah juga iya. Nilai 62 persen ini menurut saya belum patut untuk dibanggakan, karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita benahi,” ujar Adiah, kepada awak media, Kamis (18/12).
Ia menambahkan, berdasarkan survei UNESCO tahun 2023, tingkat kegemaran membaca Indonesia secara global bahkan berada di peringkat 71 dari 77 negara, yang menunjukkan tantangan literasi masih cukup besar.
Meski demikian, Kalteng masih masuk kategori sedang dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Berdasarkan data Dispursip Kalteng, tercatat sebanyak 1.556 anggota Perpustakaan Kalteng dengan total peminjaman 3.603 pada tahun 2025,serta total kunjungan 10.739.
Sebagai langkah perbaikan, Dispursip Kalteng terus membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya melalui pertemuan dengan para pegiat literasi.
Selain itu, pihaknya juga siap mendukung inisiatif literasi di daerah terpencil yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
“Kami mendapat permintaan dukungan buku dari Polairud Polda Kalteng yang memiliki armada air untuk menjangkau wilayah perairan dan daerah terpencil. Kami siap mendukung kerja sama tersebut,” katanya.
Selain indeks kegemaran membaca, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Kalteng juga tercatat berada di kisaran 72 persen, hampir setara dengan angka nasional sekitar 73 persen. Namun Adiah menegaskan, capaian tersebut tetap harus ditingkatkan.
Pada tahun 2025, Dispursip Kalteng memfokuskan diri pada penanaman pondasi penguatan literasi, mulai dari perbaikan fasilitas perpustakaan agar lebih nyaman dan menarik minat masyarakat, hingga pengembangan layanan berbasis digital.
“Kami melakukan peningkatan fasilitas perpustakaan karena fasilitas yang baik akan mendorong minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan,” jelasnya.
Dispursip Kalteng juga terus mengembangkan Digital Library e-Kalteng, yang ke depan akan mengusung nama Huma Betang Digital Library, menyesuaikan dengan jargon Gubernur Kalteng Agustiar Sabran. Aplikasi ini menyediakan buku digital yang dapat diakses masyarakat, layanan untuk penulis lokal, konten video, hingga ruang interaksi literasi.
“Pengembangan e-Kalteng saat ini sudah di tahap akhir. Insyaallah soft launching bisa dilakukan Januari atau Februari mendatang,” ungkap Adiah.
Selain itu, layanan perpustakaan keliling yang aktif dipromosikan melalui media sosial juga mendapat respons positif dari masyarakat. Dispursip Kalteng pun tengah menjajaki kerja sama dengan penerbit untuk menggelar bazar buku murah di area perpustakaan maupun pada berbagai event.(hfz)


