PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Gubernur Kalimantan Tengah menegaskan agar generasi muda Dayak tidak sekadar menjadi penonton di tanah sendiri. Lebih dari itu, harus mampu bertransformasi menjadi pemain utama dalam pembangunan ekonomi dan persaingan global.
Pesan tersebut, disampaikan gubernur melalui Plt. Sekda Kalteng Leo S Ampung saat membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Persatuan Pemuda Dayak (Perpedayak) sekaligus pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perpedayak Periode 2025-2030 di Kantor Gubernur Aula Jaya Tingang, Palangka Raya, Selasa (16/12/2025).
Dalam sambutannya, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) menyoroti tantangan era digital dan persaingan yang semakin ketat. Organisasi kepemudaan diminta untuk memiliki peta jalan (road map) yang jelas dan terukur selama lima tahun ke depan.
“Apakah kita mau sekedar jadi penonton atau hanya sebagai objek? Kita harus mereformasi dan bertransformasi. Pemuda Dayak harus eksis dan siap menghadapi tantangan zaman,” ujar Leo di hadapan peserta Munas.
Isu kemandirian ekonomi menjadi sorotan utama dalam arahan tersebut, gubernur meminta pemuda Dayak untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship (kewirausahaan) dan mengubah pola pikir konsumtif menjadi produktif.
“Jujur harus kita akui, dari sisi ekonomi kita masih perlu penguatan. Kita harus mau keluar dari kemiskinan. Pemuda Dayak harus punya jiwa pedagang, harus pandai menghitung peluang. Jangan sampai penghasilan habis dalam sehari,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya manajemen keuangan yang bijak sebagai fondasi kesejahteraan. “Filosofinya, jika berani menghabiskan satu juta, berarti harus punya simpanan sepuluh juta. Jangan dibalik,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Leo bahwa Pemprov Kalteng menantang Perpedayak untuk mengambil peran strategis dalam program-program nasional yang sedang bergulir. Seperti halnya program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden, serta pengembangan koperasi.
“Perpedayak harus melihat posisi strategisnya di mana. Apakah sebagai supplier atau pekerja? Perputaran uang di program Makan Bergizi Gratis itu besar setiap harinya. Jangan sampai kita tidak ambil bagian,” imbaunya.
Selain itu, Perpedayak juga didorong untuk mengaktifkan koperasi organisasi dan bersinergi dengan pemerintah melalui proposal kerja sama yang konkret, termasuk dalam sektor agraria.
Dalam kesempatan itu, sosok Gubernur Agustiar Sabran dijadikan contoh sebagai figur yang berhasil menembus batas melalui kerja keras. Kemauan belajar (otodidak), dan bakti kepada orang tua. Keberhasilan tidak diraih secara instan, melainkan melalui proses panjang dan “syariat” atau upaya yang kuat.
“Orang sukses, kuat, dan kaya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kuncinya adalah belajar, tekad kuat, dan menghormati orang tua. Doa orang tua itulah yang menjebol langit,” ungkap Leo menceritakan pengalaman gubernur.
Menutup sambutannya, Leo mengutarakan harapan kepada Perpedayak di bawah kepemimpinan Wawan Nopando untuk dapat menjaga soliditas dengan filosofi Penyang Hinje Simpei (Persatuan dan Kesatuan).
“Jangan bergerak sendiri-sendiri. Jika sudah dipercayakan kepada ketua, dukung dan jaga dia selama lima tahun ini. Berikan masukan yang konstruktif agar organisasi ini maju,” pungkasnya seraya mengetuk palu tanda dimulainya Munas. (*her)


