PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengapresiasi pengelolaan Taman Nasional (TN) Sebangau di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dinilai sudah berada di jalur yang tepat.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lebih intensif untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas ekosistem di kawasan tersebut.
“TN Sebangau jadi perhatian dunia. Kita perlu bekerja sama menjaga dan memperkuat kualitas ekosistemnya,” ujar Raja Juli, Rabu (16/4).
Menurutnya, kawasan gambut Sebangau memiliki peran vital, tidak hanya bagi Indonesia tapi juga secara global karena berkaitan erat dengan upaya mitigasi perubahan iklim.
Dalam kunjungannya, Menhut meninjau langsung berbagai program, mulai dari rewetting atau pembasahan lahan gambut melalui kanal blocking, hingga habitat orangutan.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras tim di lapangan, baik dari Kementerian, mitra seperti WWF, BNF, dan tentu masyarakat lokal,” ucapnya.
Ia menyebutkan, dari sekitar 2.000 kanal yang sebelumnya ada di kawasan tersebut, kini hanya ratusan yang masih berfungsi optimal.
Untuk itu, ia menilai perlunya kajian lebih lanjut untuk menentukan langkah perbaikan atau pembangunan kanal baru, melibatkan seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah daerah Palangka Raya, Katingan, dan Pulang Pisau.
Berkaitan hal ini, baik perbaikan ataupun pembuatan baru, dia mengatakan perlu melakukan kajian dan pembahasan lebih jauh lagi bersama seluruh pihak terkait, termasuk masing-masing pemerintah daerah, seperti Palangka Raya, Katingan, maupun Pulang Pisau.
“Oleh karena itu yang paling penting adalah merumuskannya, menentukan bagaimana urgensinya ini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai TN Sebangau, Ruswanto, menyampaikan bahwa Menhut terkesan dengan pengelolaan kawasan tersebut, terutama upaya pelestarian gambut dan orangutan.
“Beliau menekankan pentingnya sinergi multisektor. Gambut Sebangau menjadi tandon air penting bagi tiga wilayah sekaligus, jadi kami diminta untuk meningkatkan koordinasi agar pengelolaan ekosistem makin optimal,” kata Ruswanto.(hfz)
Menhut Raja Juli Puji Pengelolaan TN Sebangau: Dorong Kolaborasi Intensif Jaga Ekosistem Gambut

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengapresiasi pengelolaan Taman Nasional (TN) Sebangau di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang dinilai sudah berada di jalur yang tepat.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lebih intensif untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas ekosistem di kawasan tersebut.
“TN Sebangau jadi perhatian dunia. Kita perlu bekerja sama menjaga dan memperkuat kualitas ekosistemnya,” ujar Raja Juli, Rabu (16/4).
Menurutnya, kawasan gambut Sebangau memiliki peran vital, tidak hanya bagi Indonesia tapi juga secara global karena berkaitan erat dengan upaya mitigasi perubahan iklim.
Dalam kunjungannya, Menhut meninjau langsung berbagai program, mulai dari rewetting atau pembasahan lahan gambut melalui kanal blocking, hingga habitat orangutan.
“Saya sangat mengapresiasi kerja keras tim di lapangan, baik dari Kementerian, mitra seperti WWF, BNF, dan tentu masyarakat lokal,” ucapnya.
Ia menyebutkan, dari sekitar 2.000 kanal yang sebelumnya ada di kawasan tersebut, kini hanya ratusan yang masih berfungsi optimal.
Untuk itu, ia menilai perlunya kajian lebih lanjut untuk menentukan langkah perbaikan atau pembangunan kanal baru, melibatkan seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah daerah Palangka Raya, Katingan, dan Pulang Pisau.
Berkaitan hal ini, baik perbaikan ataupun pembuatan baru, dia mengatakan perlu melakukan kajian dan pembahasan lebih jauh lagi bersama seluruh pihak terkait, termasuk masing-masing pemerintah daerah, seperti Palangka Raya, Katingan, maupun Pulang Pisau.
“Oleh karena itu yang paling penting adalah merumuskannya, menentukan bagaimana urgensinya ini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Balai TN Sebangau, Ruswanto, menyampaikan bahwa Menhut terkesan dengan pengelolaan kawasan tersebut, terutama upaya pelestarian gambut dan orangutan.
“Beliau menekankan pentingnya sinergi multisektor. Gambut Sebangau menjadi tandon air penting bagi tiga wilayah sekaligus, jadi kami diminta untuk meningkatkan koordinasi agar pengelolaan ekosistem makin optimal,” kata Ruswanto.(hfz)