PALANGKA RAYA–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng terus berupaya
melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalteng. Pembentukan Masyarakat Peduli Api
(MPA) di desa-desa diyakini menjadi salah satu bentuk pencegahan yang dipercaya
dapat membantu bahkan menjadi garda terdepan.
Sekda Kalteng Fahrizal Fitri
mengatakan, MPA dikatakan sebagai garda terdepan dalam mencegah atau memadamkan
karhutla karena MPA inilah yang dekat dengan masyarakat. Untuk itu, perlu peran
serta masyarakat terhadap kepedulian karhutla yang kerap terjadi saat musim
kemarau ini.
“Dalam rangka pencegahan dan
pemadaman karhutla kami tidak bekerja sendiri, kami melibatkan MPA yang kami
harapkan dapat menjadi garda terdepan,†katanya ditemui di Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kalteng, Rabu (11/9).
Diungkapkan sekda, salah satu
keikutrsertaan MPA dalam rangka pencegahan dan pemadaman karhutla yakni dalam
hal pembangunan sumur bor yang merupakan proyek Badan Restorasi Gambut (BRG).
Fahrizal menyebutkan pembangunan sumur bor ini tidak menggunakan teknologi yang
rumit, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat.
“Pembangunan sumur bor ini kami (BRG,
red) bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti Univeristas Palangka Raya,
Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Selanjutnya mereka (pihak terkait, red)
bekerja sama dengan masyarakat yakni MPA,†ungkapnya kepada media.
Keterlibatan MPA ini, ujar sekda,
dengan tujuan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan
bencana karhutla saat musim kemarau. Keuntungannya pun saat terjadi karhutla,
maka MPA ini dapat terlebih dahulu melakukan tindakan pemadaman karena keberadaannya
tidak jauh dari wilayah-wilayah yang kemungkinan terjadi kebakaran.
“Jika memang sewaktu-waktu
terjadi kebakaran maka MPA adalah orang terdekat yang bisa membantu memadamkan
karhutla. Untuk itu keberadaan MPA sangat membantu pemerintah,†pungkasnya. (abw/ila/ctk/nto)