PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus memperkuat langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), dengan melaksanakan pertemuan secara daring melalui Zoom Meeting, baru-baru ini.
Peserta terdiri dari seluruh anggota GAPKI Kalteng. Tediri dari 120 perusahaan, dan pemaparan diwakili oleh PT. GIJ dan PT BGA dan melibatkan BPBD Kab/Kota se Kalteng.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng, Ahmad Toyib, menegaskan bahwa strategi pencegahan kini menjadi prioritas utama.
“Mitigasi karhutla tidak bisa lagi hanya mengandalkan pemadaman. Pencegahan harus dibangun sejak dini, dengan sistem yang terintegrasi dan dukungan penuh dari semua pihak,” ujar Ahmad Toyib dalam keterangannya, Kamis (12/6).
Berdasarkan data BGA, sepanjang 2024 tercatat 43 kejadian kebakaran dengan luasan terdampak sekitar 65,11 hektare. Namun, Ahmad Toyib menilai angka tersebut relatif terkendali.
“Kita mengapresiasi kesiapsiagaan yang sudah dibangun perusahaan. Mereka bukan hanya menyiapkan armada damkar dan personel, tapi juga memanfaatkan teknologi untuk deteksi dini,” katanya.
BGA diketahui mengembangkan sistem digital berbasis aplikasi Fire Hunter dan General Inspection yang mempermudah pemantauan hotspot, patroli digital, dan pelaporan kejadian secara real-time.
“Inovasi seperti ini sangat membantu kami dalam pengawasan. Ini contoh konkret bagaimana swasta bisa mengambil peran aktif dalam mitigasi,” ujar Toyib.
Menurutnya, mitigasi yang efektif tidak hanya soal peralatan, tetapi juga sinergi dengan masyarakat. Ia menegaskan, BPBD Kalteng akan segera melakukan aktivasi Pos Komando dan Pos Lapangan yang tersebar di 13 Kabupaten dan 1 Kota. Pos-pos ini akan diisi oleh Masyarakat Peduli Api (MPA), serta Personil TNI Polri yang telah mendapatkan pelatihan khusus.
“Pos Lapangan MPA akan menjadi ujung tombak deteksi dini dan penanganan cepat. Ini penting agar potensi kebakaran bisa segera direspon tanpa menunggu tim dari pusat,” katanya.
Selain itu, Toyib menilai bahwa kemitraan perusahaan dengan desa-desa sekitar juga dianggap krusial. Ia menyoroti bagaimana kolaborasi antara PT BGA dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) binaan dapat menjadi model pencegahan di tingkat bawah.
“Warga adalah garda terdepan. Pelibatan mereka melalui pelatihan, sosialisasi, dan pemberian peralatan damkar harus terus diperkuat,” tegasnya.
Kesiapan sumber daya manusia juga menjadi perhatian. Saat ini, BGA mengoperasikan lebih dari 1.200 satgas inti yang tersebar di Kalteng, dengan tingkat kesiapan mencapai 92 persen.
Toyib menyebutkan, latihan fire drill dan pelatihan internal maupun eksternal yang dilakukan perusahaan penting untuk memastikan satgas selalu siaga.
Dalam aspek lingkungan, monitoring tinggi muka air tanah (TMAT) sepanjang tahun 2024 menunjukkan hasil baik, dengan seluruh titik pemantauan berada dalam kategori aman.
“Ini indikator penting. Air yang cukup di area rawan sangat krusial dalam mencegah kebakaran gambut,” kata Toyib.
Peringatan dini dari BMKG menyebut akan masuk musim kemarau pada 11 Juni dan mencapai puncaknya Juli hingga Agustus.
“Ini menjadi alarm bagi kita semua untuk meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari sekarang, dan hal ini menjadi komitmen Bapak Gubernur Kalteng untuk Kalteng Bebas Kabut Asap Tahun 2025,” pungkasnya.(hfz)