PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.CO – Plt
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Ismail Bin Yahya menghadiri Rapat
Terbatas (Ratas) dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya
Sumadi, secara virtual melalui video conference dari Aula Eka Hapakat, lantai
III kantor Gubernur Kalteng, Senin (10/10).
Ratas kali ini membahas tentang
rencana outlet transportasi untuk mendukung lumbung pangan Nasional (Food
Estate) di Kalteng.
Plt Gubernur Kalteng Habib Ismail
Bin Yahya menyamapaikan rasa syukur Kalteng bisa menjadi penopang pangan
Nasional. Selama ini untuk menunjang mobilitas rencana Food Estate fasilitas
telah disiapkan, antara lain pelabuhan di Bahaur maupun Dermaga Batanjung.
“Kami merekomendasikan peningkatan
infrastruktur pendukung program ini seperti memperbaiki alur sungai meliputi
pemeliharaan dan pemanfaatan alur pelayaran (anjir/terusan) karena 6
anjir/terusan belum termanfaatkan secara optimal. Kemudian kami rekomendasikan
untuk meningkatan manajemen lalu lintas angkutan sungai serta meningkatan
fasilitas dermaga sungai. Selama ini telah ada 5 Dermaga, terdiri dari 1
Dermaga di Kabupaten Pulang Pisau dan 4 Dermaga di Kabupaten Kapuas,” ucap
Habib Ismail, Senin (12/10)
Dia mengatakan, terkait Simulasi
Rencana Pengembangan hasil Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional di Kalteng,
dalam simulasi akan memanfaatkan angkutan sungai (Inland Water Ways) untuk
transportasi logistik mendukung pengembangan Food Estate.
Dipilihnya angkutan sungai sebagai
transportasi logistik dalam mendukung Pengembangan Food Estate dikarenakan
memiliki banyak kelebihan.
Adapun diantara kelebihan angkutan
sungai, yakni meminimalisir biaya perbaikan dan perawatan infrastruktur jalan,
harga bahan pokok akan lebih murah, karena biaya transportasi air yang lebih
murah 3, menurunkan biaya logistik (saat ini Indonesia merupakan negara yang
termasuk biaya logistiknya tinggi (23%).
Kemudian industri pelayaran akan
tumbuh, polusi lebih rendah (ramah lingkungan), angka kecelakaan transportasi
air lebih kecil dibandingkan transportasi jalan serta mplementasi lebih
cepat (jangka pendek) karena infrastruktur telah tersedia (yang dibutuhkan
normalisasi alur).