PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah menggelar Pertemuan Evaluasi Lintas Sektor Kesehatan Ibu dan Anak serta Masalah Gizi Tahap II di Neo Hotel Palangka Raya, Selasa (10/09/2024). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng, Suyuti Syamsul.
Dalam sambutannya, Suyuti menekankan pentingnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Perpres ini bertujuan untuk memperkuat strategi nasional yang diluncurkan sejak 2018 dan menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 sesuai dengan RPJMN 2020-2024.
“Perpres ini memperkuat kerangka intervensi dan kelembagaan dalam upaya percepatan penurunan stunting, baik di tingkat pusat maupun daerah. Evaluasi pelaksanaan upaya penurunan stunting tidak akan berakhir pada 2024, melainkan akan menjadi indikator pembangunan kesehatan dalam RPJPN dengan target 5 persen pada tahun 2045,” jelas Suyuti.
Ia juga menekankan perlunya telaah data prevalensi stunting SSGI 2021 dan 2022, yang menunjukkan anomali pada usia 36-59 bulan, serta perlunya rekomendasi untuk deteksi awal weight faltering, gizi kurang, atau gizi buruk. Standarisasi alat ukur berat dan tinggi badan serta peningkatan kapasitas kader dan tenaga kesehatan juga dianggap krusial.
Strategi percepatan penurunan stunting ke depan harus meliputi tidak hanya prevalensi stunting, tetapi juga determinan lainnya seperti ASI Eksklusif, MP-ASI, imunisasi dasar lengkap, serta akses air bersih dan sanitasi. Fokus utama harus pada pencegahan, terutama dalam periode 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), serta perbaikan indikator dan sistem tata kelola kelembagaan.
Prevalensi balita stunting di Kalimantan Tengah pada 2022 mencapai 26,9 persen (SSGI 2022), namun turun menjadi 23,5 persen menurut SKI 2023. Target pada 2024 adalah 14 persen, yang memerlukan kerja keras dari seluruh jajaran pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan Puskesmas.
“Meski terdapat penurunan prevalensi stunting dari tahun ke tahun, tantangan tetap ada. Kami memerlukan strategi dan rekomendasi yang tepat untuk mencapai target penurunan stunting ini,” tutup Suyuti. (mmckalteng)