PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus memperkuat langkah adaptasi menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan masyarakat.
Sektor-sektor vital seperti pertanian, kesehatan, dan sumber daya air disebut menjadi yang paling terdampak akibat perubahan cuaca ekstrem yang kini melanda sejumlah wilayah.
Kepala DLH Provinsi Kalimantan Tengah, Joni Harta, menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam merancang strategi adaptif dan berkelanjutan agar dampak perubahan iklim dapat diminimalkan.
“Perubahan iklim tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa menyiapkan strategi yang tepat agar dampaknya bisa diminimalisasi, terutama pada sektor-sektor vital seperti pertanian, kesehatan, dan sumber daya air,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, DLH Kalteng tengah mengoptimalkan Program Kampung Iklim (ProKlim) yang kini berjalan di seluruh kabupaten. Program ini mendukung visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah periode 2025–2030, yang menekankan pembangunan berwawasan lingkungan dan ketahanan terhadap iklim.
Selain ProKlim, DLH Kalteng juga fokus pada pembangunan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan Limbah Medis, guna memperkuat pengelolaan limbah berbahaya dari fasilitas layanan kesehatan di daerah.
“Kami berkomitmen menjalankan berbagai program yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesehatan lingkungan. Pembangunan UPT Pengolahan Limbah Medis menjadi salah satu wujud nyata keseriusan kami,” tegas Joni.
Langkah ini diperkuat melalui kick-off meeting lintas sektor yang dihadiri akademisi dan lembaga teknis terkait. Pertemuan tersebut menjadi dasar penyusunan rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang akan menjadi panduan kebijakan lingkungan Kalteng ke depan. (mmckalteng)
PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus memperkuat langkah adaptasi menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata dirasakan masyarakat.
Sektor-sektor vital seperti pertanian, kesehatan, dan sumber daya air disebut menjadi yang paling terdampak akibat perubahan cuaca ekstrem yang kini melanda sejumlah wilayah.
Kepala DLH Provinsi Kalimantan Tengah, Joni Harta, menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam merancang strategi adaptif dan berkelanjutan agar dampak perubahan iklim dapat diminimalkan.
“Perubahan iklim tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa menyiapkan strategi yang tepat agar dampaknya bisa diminimalisasi, terutama pada sektor-sektor vital seperti pertanian, kesehatan, dan sumber daya air,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, DLH Kalteng tengah mengoptimalkan Program Kampung Iklim (ProKlim) yang kini berjalan di seluruh kabupaten. Program ini mendukung visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah periode 2025–2030, yang menekankan pembangunan berwawasan lingkungan dan ketahanan terhadap iklim.
Selain ProKlim, DLH Kalteng juga fokus pada pembangunan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengolahan Limbah Medis, guna memperkuat pengelolaan limbah berbahaya dari fasilitas layanan kesehatan di daerah.
“Kami berkomitmen menjalankan berbagai program yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan kesehatan lingkungan. Pembangunan UPT Pengolahan Limbah Medis menjadi salah satu wujud nyata keseriusan kami,” tegas Joni.
Langkah ini diperkuat melalui kick-off meeting lintas sektor yang dihadiri akademisi dan lembaga teknis terkait. Pertemuan tersebut menjadi dasar penyusunan rencana aksi adaptasi perubahan iklim yang akan menjadi panduan kebijakan lingkungan Kalteng ke depan. (mmckalteng)