PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Kasus Covid-19 di Kota Palangka Raya semakin melandai dari hari ke hari. Hal tersebut melihat dari data kasus Covid-19, dimana selama 21 hari atau 3 minggu terakhir ada penurunan kasus yang cukup signifikan.
Berdasarkan rilis data dari Tim Satgas Covid-19 kota setempat, terhitung sejak tanggal 10 September hingga 30 September, untuk kasus konfirmasi positif Covid-19 hanya ada penambahan 274 kasus, sedangkan untuk kesembuhan ada 1.219 kasus. Demikian pula pasien dalam perawatan, dalam periode waktu tersebut menurun jauh. Di tanggal 10 September tercatat ada 496 orang yang dalam perawatan, namun di awal bulan Oktober hanya ada 132 orang.
“Hari ini pasien yang dirawat inap di Ruang Isolasi RS Kota nihil. Semua pasien sudah dipulangkan. Sedangkan untuk kasus baru bergejala sedang hingga berat masih belum ada. Sedangkan yang menjalani isolasi mandiri ada 14 pasien,” ujar Humas RSUD Kota Palangka Raya dr Hendra Panguntaun kepada prokalteng.co, Sabtu (2/10).
Hendra sebut, beberapa pasien dengan antigen atau swab PCR positif yang kita terima melalui bagian Poli Covid RSUD Kota Palangka Raya hanya bergejala ringan bahkan OTG yang memenuhi syarat untuk Isolasi mandiri.Sehingga pasien tersebut tidak memerlukan perawatan isolasi mandiri.
Dia menceritakan, Rumah Sakit milik Pemerintah Kota Palangka Raya ini sempat mengalami overload, sehingga ditempatkan di tenda tambahan. Hal tersebut sempat terjadi dikurun waktu bulan Juli hingga Awal Agustus beberapa waktu yang lalu.
“Padahal, kapasitas tempat tidur yang tersedia hanya 50 tempat tidur. Sehingga ketika semua sudah terisi pasien, maka pasien terpaksa dirawat di IGD Isolasi dan tenda yang di depan RS, sementara pada tanggal 4 Agustus sempat merawat 64 pasien,” ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, melihat kasus yang semakin melandai dan rendahnya tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio/BOR) tersebut, Pemko Palangka Raya akhirnya memutuskan untuk menghentikan kegiatan operasional di Rumah Sakit Perluasan (RSP) Covid-19 di Hotel Batu Suli. Di mana fasilitas tersebut pada awalnya didirikan untuk menyikapi peningkatan kasus Covid-19 yang sangat signifikan beberapa waktu yang lalu.
“Benar jika RSP Batu Suli kita tutup saat ini. Karena kita ada penurunan kasus dan pasien dalam perawatan. Jangan kita tak ingin jika kasus turun, persentase BOR turun tapi tetap kita buka. Kita harus perhatikan dampak lainnya. Agar tak terjadi kesimpangsiuran ataupun persepsi negatif kenapa RSP masih bukan padahal pasien tidak ada, jadi kita tutup saja,” ujar Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, Jumat (1/10).
Meskipun begitu, Fairid tidak ingin penurunan kasus ini menjadi bumerang bagi masyarakat Kota Palangka Raya. Dirinya tak ingin seluruh pihak bereuforia berlebihan atas melandainya kasus Covid-19 seperti sekarang. Ia tetap menegaskan, jika disiplin protokol kesehatan (Prokes) adalah esensi utama agar kasus Covid-19 bisa semakin ditekan serendah mungkin.
“Saya tegaskan kepada masyarakat untuk tidak mengendorkan sedikitpun prokes. Walaupun kasus menurun, target vaksin Covid-19 dosis 1 sudah melampaui target 70 persen, saya pastikan tetap pengetatan Prokes melalui PPKM tetap berjalan dan ada penyesuaian,” tegasnya.