PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Tahun ini, kabupaten Pulang Pisau mendapat program ekstensifikasi dengan luas lahan sekitar 3.000 hektare. Program tersebut dilaksanakan di kawasan food estate di Kecamatan Pandih Batu.
“Program ekstensifikasi sudah dilaksanakan. Targetnya, pada akhir November mendatang lahan sudah harus clear (rampung) dan siap untuk ditanami padi,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Slamet Untung Rianto.
Dia menambahkan, dengan adanya program tersebut diharapkan akan semakin meningkatkan produksi padi di Kabupaten Pulang Pisau. Namun Slamet belum memastikan target produksi padi sejalan dengan program tersebut.
“Target dari kegiatan tersebut adalah peningkatan produksi padi. Namun dalam tahun pertama tentu produksinya belum bisa optimal. Untuk mencapai produksi optimal, setidaknya pada tahun kedua dan ketiga,” kata dia.
Itupun, lanjut dia, harus diimbangi dengan teknologi, tata kelola pengairan, kapur dan pupuk. Slamet mengaku, jika ekstensifikasi seluas 3.000 hektare itu selesai, nanti pemerintah pusat akan menyediakan kapur dan pupuk serta bibit untuk petani. “Itu diberikan secara gratis,” ucapnya.
Slamet mengaku, dengan adanya ekstensifikasi lahan seluas 3.000 hektare itu untuk sumber daya manusia (SDM) petani tidak mengalami masalah.
“Karena untuk menetapkan 3.000 hektare itu prosesnya panjang dan sudah melalui survei investigasi dan desain (SID). Bahwa lahan itu jelas dan petaninya ada. Sehingga harapan kita tidak ada masalah,” tegasnya
Slamet menjelaskan, dari SID itu sudah dirancang betul-betul calon petani calon lahan dan itu sudah melalui kajian. “Bahkan dalam kajian itu juga dilakukan kajian lingkungan,” tegasnya.
Dia mengaku, dalam SID juga juga lengkap. Ada lean clearing, land leveling, membuat pematang, jalan usaha tani dan saluran air. Begitu juga sara produksi pertanian seperti kapur, pupuk dan bibit juga ada.
Slamet juga berharap, dengan adanya ekstensifikasi itu nanti ada sinergitas kementerian dengan dinas terkait tata kelola air. “Air ini sangat penting untuk menyukseskan pertanian. Karena padi padi itu ruhnya di air. Kalau airnya tidak diatur, tidak akan bisa,” kata Slamet.
Padi jenis apa yang akan dikembangkan di kawasan tersebut? Slamet mengungkapkan, bibit padi yang akan dikembangkan yakni yang sesuai dengan karakteristik lahan yang dibuka. “Yakni Inpari 42. Karena varietas itu sudah terbukti dan bisa menyesuaikan medan,” bebernya.
Dia menambahkan, selain ekstensifikasi di Kabupaten Pulang Pisau juga ada program intensifikasi seluas 1.165 hektare dan yang sudah dilaksanakan yakni 560 pada bulan April-September. “Nanti yang 600 hektare akan dilaksanakan pada musim tanam Oktober-Desember,” tandasnya.