27.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Pulpis Utamakan Lahan Cetak Sawah

PULANG PISAU – Kabupaten
Pulang Pisau ditunjuk sebagai salah satu daerah penyangga pangan di Indonesia.
Untuk menindaklanjuti program tersebut, Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo
mengaku pihaknya akan mengutamakan lahan cetak sawah untuk pengembangan
penyangga pangan nasional.

Kabupaten Pulang
Pisau sendiri beberapa tahun lalu telah mendapatkan program cetak sawah.
“Dahulu ada cetak sawah. Kami sampaikan kepada Kementerian Pertanian dalam
rangka optimalisasi lahan. Kita masukan sebagai bagian mendukung ketahanan
pangan,” kata Edy.

Bupati mengaku,
pihaknya sudah menyiapkan lahan cetak sawah itu sebagai prioritas pengembangan
penyangga pangan. Dia juga mengungkapkan, dari lahan cetak sawah di Desa
Belanti juga ada masukan terkait hal itu.

Baca Juga :  Belasan Pegawai dan Anggota DPRD Pulpis Terpapar Covid Usai Ikuti Kunj

“Di Belanti ada
cetak sawah yang kondisinya harus ditindaklanjuti. Karena ada cetak sawah yang
digarap, lahannya lebih rendah dari irigasi. Sehingga saat pasang tergenang dan
saat surut air tidak bisa keluar. Sistem irigasi ini harus dibenahi,” ujarnya.

Menurut Edy,
perlu adanya optimalisasi lahan cetak. “Kita optimalkan lahan cetak sawah yang
sudah ada dengan melakukan penataan atau pembenahan lagi,” beber Edy.

Bupati mengaku,
dari lahan pertanian seluas 300 ribu hektare untuk penyangga pangan nasional,
setidaknya Pulang Pisau memiliki potensi 50 ribu hektare. “Karena dalam
pengembangan lahan pertanian, kita juga harus berhitung dengan tenaga,” akuinya

Karena, lanjut
dia, untuk perluasan lahan itu kalau diserahkan kepada petani harus menghitung
kemampuan tenaga petani dan biaya. “Antara perluasan lahan, tenaga petani dan
biaya harus berimbang. Untuk itu, lahan yang sudah dikerjakan menjadi
prioritas,” tegasnya.

Baca Juga :  Dorong Pengembangan Hutan Rakyat

Dia mengaku, di
Pulang Pisau secara keseluruhan memiliki potensi lahan pertanian seluas 130
ribu hektare. Itu, lanjut dia, termasuk sawah pasang surut dan tadah hujan di
dataran tinggi.

“Dari luasan
potensi itu, potensi yang memberi kontribusi hampir mencapai 50 persen. Dari 50
persen itu telah memberi kontribusi panen yang baik,” tandasnya.

PULANG PISAU – Kabupaten
Pulang Pisau ditunjuk sebagai salah satu daerah penyangga pangan di Indonesia.
Untuk menindaklanjuti program tersebut, Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo
mengaku pihaknya akan mengutamakan lahan cetak sawah untuk pengembangan
penyangga pangan nasional.

Kabupaten Pulang
Pisau sendiri beberapa tahun lalu telah mendapatkan program cetak sawah.
“Dahulu ada cetak sawah. Kami sampaikan kepada Kementerian Pertanian dalam
rangka optimalisasi lahan. Kita masukan sebagai bagian mendukung ketahanan
pangan,” kata Edy.

Bupati mengaku,
pihaknya sudah menyiapkan lahan cetak sawah itu sebagai prioritas pengembangan
penyangga pangan. Dia juga mengungkapkan, dari lahan cetak sawah di Desa
Belanti juga ada masukan terkait hal itu.

Baca Juga :  Belasan Pegawai dan Anggota DPRD Pulpis Terpapar Covid Usai Ikuti Kunj

“Di Belanti ada
cetak sawah yang kondisinya harus ditindaklanjuti. Karena ada cetak sawah yang
digarap, lahannya lebih rendah dari irigasi. Sehingga saat pasang tergenang dan
saat surut air tidak bisa keluar. Sistem irigasi ini harus dibenahi,” ujarnya.

Menurut Edy,
perlu adanya optimalisasi lahan cetak. “Kita optimalkan lahan cetak sawah yang
sudah ada dengan melakukan penataan atau pembenahan lagi,” beber Edy.

Bupati mengaku,
dari lahan pertanian seluas 300 ribu hektare untuk penyangga pangan nasional,
setidaknya Pulang Pisau memiliki potensi 50 ribu hektare. “Karena dalam
pengembangan lahan pertanian, kita juga harus berhitung dengan tenaga,” akuinya

Karena, lanjut
dia, untuk perluasan lahan itu kalau diserahkan kepada petani harus menghitung
kemampuan tenaga petani dan biaya. “Antara perluasan lahan, tenaga petani dan
biaya harus berimbang. Untuk itu, lahan yang sudah dikerjakan menjadi
prioritas,” tegasnya.

Baca Juga :  Dorong Pengembangan Hutan Rakyat

Dia mengaku, di
Pulang Pisau secara keseluruhan memiliki potensi lahan pertanian seluas 130
ribu hektare. Itu, lanjut dia, termasuk sawah pasang surut dan tadah hujan di
dataran tinggi.

“Dari luasan
potensi itu, potensi yang memberi kontribusi hampir mencapai 50 persen. Dari 50
persen itu telah memberi kontribusi panen yang baik,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru