PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Kabupaten Pulang Pisau
ternyata tidak hanya mengalami kekurangan pegawai. Namun daerah tersebut juga
masih mengalami kekurangan pejabat. Hal ini terlihat masih banyaknya jabatan
pejabat eselon III dan IV yang masih kosong.
“Untuk jabatan
hampir pada semua perangkat daerah ada yang kosong. Termasuk di kecamatan.
Jumlah keseluruhan per 31 Desember 2020 jabatan kosong dari pejabat eselon III
dan IV ada 126 jabatan,†ungkap Penjabat (Pj) Sekda Pulang Pisau Ir H
Saripudin, Rabu (17/3)
Saripudin menambahkan,
dalam waktu dekat pihaknya akan mempersiapkan pengisian jabatan tersebut.
“Namun tidak semua bisa terisi. Karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).
Namun pelan-pelan kami berupaya mengisi jabatan itu,†tegas pria yang juga
menjabat kepala BKPP Pulang Pisau.
Kapan pelantikan
pejabat eselon III dan IV akan dilakukan? Saripudin mengungkapkan, pihaknya
telah melakukan rekapitulasi usulan dari seluruh perangkat daerah. “Kami masih
verifikasi. Insya Allah dalam waktu dekat akan kami sampaikan kepada bupati
selaku pejabat pembina kepegawaian,†ujarnya.
Apakah pejabat
eselon II yang mengalami kekosongan akan dilakukan pengisian? Dia mengaku,
untuk pengisian pejabat eselon II proses persetujuan KASN sudah diterima.
“Tinggal rekomendasi dari kementerian
dalam negeri untuk lelang jabatan,†ucapnya.
Dia menambahkan,
lelang jabatan itu juga akan dilakukan untuk posisi jabatan Sekda Kabupaten
Pulang Pisau definitif. “Untuk lelang jabatan eselon II akan dilakukan secara
terbuka. Artinya dari luar daerah juga boleh mendaftar. Target kami satu bulan
ke depan proses lelang bisa selesai,†tegas Saripudin.
Lebih lanjut
Saripudin mengungkapkan, selain kekosongan sejumlah jabatan tersebut, kabupaten
Pulang Pisau hingga saat ini juga masih mengalami kekurangan pegawai. “Berdasarkan
analisa beban kerja di masing-masing perangkat daerah yang disampaikan kepada
kami semuanya mengalami kekurangan pegawai,†ujarnya.
Dia menambahkan,
kekurangan pegawai di kabupaten Pulang Pisau sekitar 3.000. Termasuk guru,
tenaga medis dan tenaga teknis. Dari jumlah tersebut, untuk kekurangan guru
sekitar 2.000-an. “Jadi terbanyak kekurangan tenaga guru,†tandasnya.