PULANG PISAU – Ancaman serangan penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) mendapat atensi Dinas Kesehatan (Dinkes) Pulang Pisau. Kepala
Dinkes Pulang Pisau Muliyanto Budihardjo mengungkapkan, untuk mengantisipasi
serangan DBD, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran.
“Surat edaran itu kami tujukan ke
seluruh puskesmas di Pulang Pisau. Dalam surat itu kami meminta agar seluruh
puskesmas meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan DBD. Termasuk meningkatkan
penyuluhan kesehatan dan pemberantasan sarang nyamuk(PSN),†kata Mul, kemarin
(15/1).
Dia menambahkan, Puskesmas juga
diminta untuk mengembangkan kegiatan jumantik (juru pemantau jentik). Baik di
rumah tangga maupun sekolah. “Untuk sekolah, kami minta para terlibat dalam
pemantauan jentik,†ucapnya.
Selain itu, lanjut dia,
mengembangkan pembuatan ovittap (jebakan telur nyamuk) dengan menggunakan botol
air mineral. Mul mengaku, petugas puskesmas sudah dilatih dan secara bertahap.
“Masyarakat juga diajak membuat alat tersebut untuk ditaruh di rumah
masing-masing. Karena penggunaan ovittap dapat mengurangi jumlah nyamuk,†ujar
dia.
Langkah antisipasi selanjutnya,
ungkap Mul, mengkoordinasikan laporan DBD dengan rumah sakit. Sehingga jika ada
kasus bisa segera diketahui dan segera dapat ditanggulangi dengan penyelidikan epidemiologi
dengan mencari penderita DBD lain di seketar rumah penderita. “Selanjutnya
memeriksa jentik nyamuk dalam radius 100 meter dari rumah penderita,†ungkap
Mul.
Menurut dia, langkah koordinasi
dengan pihak rumah sakit sangat penting. Karena, lanjut Mul, umumnya kalau
diduga DBD pasti dirujuk ke rumah sakit. Sehingga dilakukan koordinasi dengan
rumah sakit untuk memastikan itu DBD dan dan segera ditanggulangi.
Saat disinggung daerah endemis
DBD di Pulang Pisau, Mul mengaku, untuk daerah endemis DBD ada dua. Yakni, di
wilayah puskesmas Pulang Pisau dan wilayah puskesmas Bereng.
“Pengertian dari daerah endemis
adalah daerah yang dalam tiga tahun berturut turut selalu ditemukan kasus DBD.
Untuk puskesmas lain digolongkan dalam daerah sporadis. Yaitu, dalam tiga tahun
pernah ditemukan kasus tapi TDK setiap tahun,†ucapnya.
Terkait target penurunan kasus
DBD Mul mengungkapkan, target nasional DBD
di bwah 49 per 100 rbu penduduk. “Berarti dengan jumlah penduduk
127.118, target jumlah penderita DBD adalah kurang dri 62 kasus. Tetapi kami
menargetkan menurunkan 50 persen dari target nasional. Yaitu, kasusnya di bawah
32 kasus,†tandasnya. (art/nto)