26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dua Penyandang Disabilitas Mental Terpaksa Dipulangkan

PULANG PISAU-Dua orang penyandang disabilitas mental asal Kabupaten
Pulang Pisau yang sedang menjalani perawatan di Balai Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Budi Luhur, Banjarbaru, Kalimantan
Selatan terpaksa dikembalikan lebih cepat.

Dua penyandang disabilitas asal
Kecamatan Pandih Batu itu, terpaksa dikembalikan sebelum selesai penanganan
lantaran dampak virus corona. “Semestinya penanganan selama emam bulan dan
mereka baru menjalani pelatihan selama empat bulan,” kata Penyuluh BRSPDM
Budi Luhur Banjarbaru, Sugeng Esa saat mengantarkan dua penyandang disabilitas
mental itu ke Dinas Sosial, Senin (6/4) lalu.

Dia mengaku, pemulangan itu
sesuai dengan surat edaran dari pemerintah pusat. “Ini dilakukan untuk
meminimalkan penyebaran virus (corona). Untuk itu kami memutuskan untuk
mengembalikan mereka,” ujarnya. 

Baca Juga :  Kejelasan Tahapan Tes CPNS, Ini Kata BKPP

Diakuinya bahwa kondisi kedua
orang tersebut, belum sepenuhnya baik. “Kami juga akan melakukan
pengawasan secara berkala. Kami juga akan melakukan kunjungan ke Dinas Sosial
Pulang Pisau untuk mengecek sejauh mana perkembangannya,” beber dia. 

Kendati demikian, lanjut dia,
kedua orang tersebut secara kejiwaan sudah bisa dilepas.
“Namun setelah dilepas, orang  tua harus selalu memantau. Karena
keduanya masih memerlukan obat untuk menenangkan kejiwaan mereka,” ungkap
Sugeng.

Menurutnya kedua orang itu harus
mengkonsumsi obat seumur hidup.  Yang jelas, tegas dia,  pihaknya
bersama Dinas Sosial juga akan memantau perkembangan mereka. “Kalau nanti
ada gejala, maka akan dilakukan langkah selanjutnya,” ujar dia.

Selama dalam rehabilitasi,
dikatakan keduanya telah diberikan keterampilan. “Keterampilan yang
diberikan di Budi Luhur seperti pengolahan atau pembuatan batako, latihan
memasak, salon dan keterampilan lainnya. “Memang kalau secara keterampilan
kedua orang ini masih belum bisa maksimal,” ucapnya. 

Baca Juga :  Maaf, Pemda Tak Bisa Lagi Angkat Guru Honorer

Untuk itu, pihaknya juga membantu
dukungan kemandirian bagi mereka. “Kalau kami sifatnya rehabilitasi.
Penanganan yang kami lakukan, bagaimana orang dengan gangguan mental ini bisa
kembali ke keluarganya dengan memiliki keterampilan. Sehingga bisa membantu
keluarga,” harapnya.

PULANG PISAU-Dua orang penyandang disabilitas mental asal Kabupaten
Pulang Pisau yang sedang menjalani perawatan di Balai Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Budi Luhur, Banjarbaru, Kalimantan
Selatan terpaksa dikembalikan lebih cepat.

Dua penyandang disabilitas asal
Kecamatan Pandih Batu itu, terpaksa dikembalikan sebelum selesai penanganan
lantaran dampak virus corona. “Semestinya penanganan selama emam bulan dan
mereka baru menjalani pelatihan selama empat bulan,” kata Penyuluh BRSPDM
Budi Luhur Banjarbaru, Sugeng Esa saat mengantarkan dua penyandang disabilitas
mental itu ke Dinas Sosial, Senin (6/4) lalu.

Dia mengaku, pemulangan itu
sesuai dengan surat edaran dari pemerintah pusat. “Ini dilakukan untuk
meminimalkan penyebaran virus (corona). Untuk itu kami memutuskan untuk
mengembalikan mereka,” ujarnya. 

Baca Juga :  Kejelasan Tahapan Tes CPNS, Ini Kata BKPP

Diakuinya bahwa kondisi kedua
orang tersebut, belum sepenuhnya baik. “Kami juga akan melakukan
pengawasan secara berkala. Kami juga akan melakukan kunjungan ke Dinas Sosial
Pulang Pisau untuk mengecek sejauh mana perkembangannya,” beber dia. 

Kendati demikian, lanjut dia,
kedua orang tersebut secara kejiwaan sudah bisa dilepas.
“Namun setelah dilepas, orang  tua harus selalu memantau. Karena
keduanya masih memerlukan obat untuk menenangkan kejiwaan mereka,” ungkap
Sugeng.

Menurutnya kedua orang itu harus
mengkonsumsi obat seumur hidup.  Yang jelas, tegas dia,  pihaknya
bersama Dinas Sosial juga akan memantau perkembangan mereka. “Kalau nanti
ada gejala, maka akan dilakukan langkah selanjutnya,” ujar dia.

Selama dalam rehabilitasi,
dikatakan keduanya telah diberikan keterampilan. “Keterampilan yang
diberikan di Budi Luhur seperti pengolahan atau pembuatan batako, latihan
memasak, salon dan keterampilan lainnya. “Memang kalau secara keterampilan
kedua orang ini masih belum bisa maksimal,” ucapnya. 

Baca Juga :  Maaf, Pemda Tak Bisa Lagi Angkat Guru Honorer

Untuk itu, pihaknya juga membantu
dukungan kemandirian bagi mereka. “Kalau kami sifatnya rehabilitasi.
Penanganan yang kami lakukan, bagaimana orang dengan gangguan mental ini bisa
kembali ke keluarganya dengan memiliki keterampilan. Sehingga bisa membantu
keluarga,” harapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru