27.1 C
Jakarta
Friday, November 22, 2024

Pulang Pisau Lolos Penilaian Eleminasi Malaria

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Kabupaten Pulang Pisau ( Pulpis)
dinyatakan lolos dalam penilaian eleminasi malaria dan layak diusulkan dapat
sertifikat eleminasi malaria.

Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Pulang Pisau dr Pande Putu Gina
mengungkapkan, dalam penilaian eleminasi malaria itu ada tiga indikator
penilaian. Di antaranya annual parasite
incidence
atau jumlah penderita malaria di bawah satu orang per 1.000
penduduk. Kedua slide positive rate kurang dari lima persen dan yang ketiga
tidak ada kasus indigenous (lokal).

“Dari tiga kriteria itu, Pulpis
sudah memenuhi. Untuk kasus malaria di Pulpis sendiri dari berasal dari luar
daerah. Yang mana masyarakat Pulang Pisau terkena penyakit itu saat bekerja di
daerah lain dan pulang sakit,” kata Pande, Rabu (2/9).

Baca Juga :  Rapid Test Reaktif Akan Dikarantina, Peserta Banyak Mundur

Dia mengaku, di kabupaten Pulang
Pisau selama satu tahun ada 27 kasus malaria. Yakni dari kecamatan Maliku dan
Pandih Batu. “Para penderita malaria ini terkena malaria saat bekerja tambang
di daerah Murui, kabupaten Kapuas dan kabupaten Gunung Mas,” ujarnya.

Pande mengungkapkan, jika
ditemukan kasus malaria, maka 25 orang yang berada di sekitar penderita akan
diambil sampel darahnya untuk dilakukan pemeriksaan, apakah mereka tertular
atau tidak. “Penyakit malaria ini hanya ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles,”
ungkap Pande.

Dia mengaku, sebelumnya ada
kekhawatiran tim penilai tidak ada pengamatan terhadap masyarakat yang pulang
kerja menambang ke desanya. “Namun beberapa desa telah menyikapi adanya kasus
‘impor’ malaria. Beberapa desa telah membuat peraturan desa. Jadi orang yang
baru datang dari lokasi tambang harus lapor ke petugas kesehatan desa untuk
dilakukan pengecekan,” kata Pande.

Baca Juga :  Pemkab Pulpis Genjot Infrastruktur Kawasan Wisata

Sehingga, lanjut dia, kalau
positif bisa cepat diambil tindakan penanganan medis. Dia menjelaskan, penyakit
malaria berbahaya bagi produktivitas penderita. Karena produktivitas kerja akan
turun.

Jika menular ke ibu hamil bisa
menyebabkan keguguran dan kalau menular kepada anak-anak akan menyebabkan
anemia. “Yang paling berbahaya adalah malaria otak. Karena bisa menyebabkan
kematian. Namun di Pulpis tidak ada,” tandasnya.

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Kabupaten Pulang Pisau ( Pulpis)
dinyatakan lolos dalam penilaian eleminasi malaria dan layak diusulkan dapat
sertifikat eleminasi malaria.

Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Pulang Pisau dr Pande Putu Gina
mengungkapkan, dalam penilaian eleminasi malaria itu ada tiga indikator
penilaian. Di antaranya annual parasite
incidence
atau jumlah penderita malaria di bawah satu orang per 1.000
penduduk. Kedua slide positive rate kurang dari lima persen dan yang ketiga
tidak ada kasus indigenous (lokal).

“Dari tiga kriteria itu, Pulpis
sudah memenuhi. Untuk kasus malaria di Pulpis sendiri dari berasal dari luar
daerah. Yang mana masyarakat Pulang Pisau terkena penyakit itu saat bekerja di
daerah lain dan pulang sakit,” kata Pande, Rabu (2/9).

Baca Juga :  Rapid Test Reaktif Akan Dikarantina, Peserta Banyak Mundur

Dia mengaku, di kabupaten Pulang
Pisau selama satu tahun ada 27 kasus malaria. Yakni dari kecamatan Maliku dan
Pandih Batu. “Para penderita malaria ini terkena malaria saat bekerja tambang
di daerah Murui, kabupaten Kapuas dan kabupaten Gunung Mas,” ujarnya.

Pande mengungkapkan, jika
ditemukan kasus malaria, maka 25 orang yang berada di sekitar penderita akan
diambil sampel darahnya untuk dilakukan pemeriksaan, apakah mereka tertular
atau tidak. “Penyakit malaria ini hanya ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles,”
ungkap Pande.

Dia mengaku, sebelumnya ada
kekhawatiran tim penilai tidak ada pengamatan terhadap masyarakat yang pulang
kerja menambang ke desanya. “Namun beberapa desa telah menyikapi adanya kasus
‘impor’ malaria. Beberapa desa telah membuat peraturan desa. Jadi orang yang
baru datang dari lokasi tambang harus lapor ke petugas kesehatan desa untuk
dilakukan pengecekan,” kata Pande.

Baca Juga :  Pemkab Pulpis Genjot Infrastruktur Kawasan Wisata

Sehingga, lanjut dia, kalau
positif bisa cepat diambil tindakan penanganan medis. Dia menjelaskan, penyakit
malaria berbahaya bagi produktivitas penderita. Karena produktivitas kerja akan
turun.

Jika menular ke ibu hamil bisa
menyebabkan keguguran dan kalau menular kepada anak-anak akan menyebabkan
anemia. “Yang paling berbahaya adalah malaria otak. Karena bisa menyebabkan
kematian. Namun di Pulpis tidak ada,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru